Patrick Kluivert Menjadi Pelatih ke-41 dalam Sejarah Timnas Indonesia, Siapakah Pendahulu yang Paling Sukses?

Patrick Kluivert menjadi pelatih ke-41 Timnas Indonesia sejak debut mereka di Piala Dunia 1938 sebagai Hindia Belanda. Mampukah ia membawa prestasi baru?

oleh Fardi Rizal diperbarui 17 Jan 2025, 13:05 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 13:04 WIB
Patrick Kluivert Menjadi Pelatih ke-41 dalam Sejarah Timnas Indonesia, Siapakah Pendahulu yang Paling Sukses?
Patrick Kluivert Menjadi Pelatih ke-41 dalam Sejarah Timnas Indonesia, Siapakah Pendahulu yang Paling Sukses? - Bola.com... Selengkapnya

Bola.com, Jakarta - Sejak pertama kali Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia 1938 dengan nama Hindia Belanda, Patrick Kluivert menjadi pelatih ke-41 yang memimpin Tim Garuda. Pertanyaan yang muncul adalah apakah Kluivert mampu membawa prestasi baru bagi Timnas Indonesia?

Sampai saat ini, ada dua pelatih Timnas Indonesia tingkat senior yang sukses memberikan prestasi bagi Tim Garuda. Kedua pelatih tersebut adalah Bertje Matulapelwa dan Anatoli Polosin.

Bertje berhasil membawa Timnas Indonesia meraih medali emas pada SEA Games 1987 di Jakarta. Sedangkan Anatoli Polosin mengulangi pencapaian tersebut dengan membawa Timnas Indonesia meraih medali emas pada ajang yang sama empat tahun kemudian di Filipina.

Tidak hanya meraih medali emas SEA Games 1987, Bertje juga sukses membawa tim yang sama memenangkan Piala Kemerdekaan 1987. Sementara itu, Polosin sempat memimpin Timnas Indonesia meraih perunggu di SEA Games 1989 di Malaysia sebelum akhirnya membawa timnya meraih emas pada tahun 1991.

Indonesia akhirnya berhasil mengakhiri penantian panjang untuk medali emas SEA Games setelah Indra Sjafri memimpin timnya meraih medali emas di SEA Games 2023.

Namun, berbeda dengan pencapaian Bertje dan Polosin, tim yang meraih medali emas SEA Games 2023 di Phnom Penh adalah Timnas Indonesia U-22, bukan tim senior.

Hampir Menjadi Juara Beberapa Kali

Rest In Peace Alfred Riedl
Rest In Peace Alfred Riedl (Bola.com/Adreanus Titus) - Bola.com... Selengkapnya

Di samping itu, terdapat nama Antun Pogacnik, pelatih asal Yugoslavia yang membimbing Timnas Indonesia dari tahun 1954 hingga 1963. Pogacnik berhasil membawa Timnas Indonesia mencapai semifinal Asian Games 1954 serta melaju hingga perempat final Olimpiade 1956 di Melbourne. Selain itu, ia juga berhasil membawa Tim Garuda meraih medali perunggu pada Asian Games 1958.

Selanjutnya, ada Henk Wullems yang memimpin Timnas Indonesia meraih medali perak pada SEA Games 1997. Bernhard Schumm, pelatih asal Jerman, juga berhasil membawa Tim Garuda meraih medali perunggu pada SEA Games 1999, yang merupakan edisi terakhir bagi tim senior untuk tampil di turnamen sepak bola Asia Tenggara tersebut.

Setelah itu, pada SEA Games 2001 di Malaysia, tim yang berpartisipasi dalam cabang olahraga sepak bola adalah tim U-22. Dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi Timnas Indonesia U-23 untuk mengulang prestasi tahun 1991 hingga akhirnya berhasil mencapainya pada tahun 2023.

Timnas Indonesia juga dikenal sebagai spesialis "runner-up" di Piala AFF, yang pertama kali diselenggarakan dengan nama Piala Tiger pada tahun 1996. Pelatih seperti Nandar Iskandar, Ivan Kolev, Peter Withe, Alfred Riedl, dan Shin Tae-yong telah membawa Tim Garuda mencapai laga final kejuaraan sepak bola Asia Tenggara ini. Riedl bahkan dua kali membawa timnya ke final, yaitu pada tahun 2010 dan 2016.

Indra Sjafri Meraih Prestasi Terbaik di Usia Muda

Ilustrasi - Indra Sjafri background timnas indonesia
Ilustrasi - Indra Sjafri background timnas indonesia (Bola.com/Erisa Febri/Adreanus Titus) - Bola.com... Selengkapnya

Sejak tahun 2001, Timnas Indonesia U-22 telah berkompetisi di SEA Games dan berhasil mendapatkan tiga medali perak pada SEA Games 2011, 2013, dan 2019. "Rahmad Darmawan adalah yang mempersembahkan perak SEA Games pada 2011 dan 2013," sementara Indra Sjafri berhasil membawa pulang medali perak pada tahun 2019. Selain itu, pada SEA Games 2017, Luis Milla membawa Timnas Indonesia U-22 meraih medali perunggu.

Indra Sjafri mungkin dianggap sebagai pelatih tim nasional kelompok usia yang paling berhasil. Pada tahun 2013, ia berhasil mendapatkan trofi juara Piala AFF U-19 untuk pertama kalinya. Setelah itu, Indra Sjafri terus fokus pada pembinaan tim nasional kategori umur. Pada tahun 2019, ia berhasil mempersembahkan medali perak SEA Games dan menjuarai Piala AFF U-22.

Prestasi Indra Sjafri tidak berhenti di situ. Pada SEA Games 2023 di Phnom Penh, ia membawa Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas, mengakhiri penantian 32 tahun untuk medali emas SEA Games. "Tak berhenti sampai di situ, Indra Sjafri juga membawa Timnas Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2024." Selain Indra Sjafri, Fakhri Husaini juga berprestasi dengan membawa Timnas Indonesia U-16 meraih gelar juara Piala AFF U-16 pada tahun 2018.

Bima Sakti juga turut menyumbangkan prestasi dengan membawa Timnas Indonesia U-16 meraih juara Piala AFF U-16 pada tahun 2022. Prestasi-prestasi ini menunjukkan bahwa pembinaan usia dini dalam sepak bola Indonesia semakin berkembang dan memberikan harapan cerah bagi masa depan sepak bola nasional. Dengan berbagai pencapaian tersebut, para pelatih dan pemain muda Indonesia terus berusaha memberikan yang terbaik di setiap kompetisi yang diikuti.

Shin Tae-yong Belum Meraih Trofi, Namun Meningkatkan Level Timnas Indonesia

Ilustrasi - Shin Tae-yong dengan Tulisan Korea
Ilustrasi - Shin Tae-yong dengan Tulisan Korea (Bola.com/Adreanus Titus) - Bola.com... Selengkapnya

Dalam perjalanan sejarah Timnas Indonesia, hal yang akan dikenang di masa depan adalah gelar juara yang pernah diraih. Gelar tersebut menjadi tolok ukur prestasi yang diingat oleh banyak orang. Ketika berbicara soal trofi sebagai indikator keberhasilan, Shin Tae-yong, yang memimpin Timnas Indonesia selama lima tahun dari akhir 2019 hingga awal 2025, mungkin dianggap tidak memiliki prestasi yang signifikan.

Namun demikian, pelatih asal Korea Selatan ini memiliki tempat khusus di hati para pendukung Timnas Indonesia. Alasannya adalah, meskipun tidak berhasil membawa pulang gelar juara, Shin Tae-yong berhasil mengangkat Timnas Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dan belum pernah dicapai sebelumnya. "Shin Tae-yong membawa Timnas Indonesia untuk kali pertama dalam 16 tahun kembali beraksi di Piala Asia." Setelah terakhir kali berpartisipasi saat menjadi tuan rumah bersama pada 2007, Tim Garuda sukses melaju ke putaran final Piala Asia 2023.

Dalam turnamen yang akan berlangsung pada Januari 2024 itu, Timnas Indonesia mencatat prestasi yang mengesankan. Untuk pertama kalinya dalam lima kali partisipasi di Piala Asia, Timnas Indonesia berhasil mencapai babak 16 besar. Selain itu, Shin Tae-yong juga berhasil membawa Timnas Indonesia U-23 lolos ke Piala Asia U-23 2024, yang merupakan pencapaian pertama dalam sejarah. Tim Garuda Muda bahkan berhasil melaju hingga semifinal dan hampir mencapai Olimpiade 2024.

Tak hanya itu, Shin Tae-yong juga membawa Timnas Indonesia untuk pertama kalinya dalam sejarah melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia. Sayangnya, di tengah perjalanan menuju Piala Dunia 2026 tersebut, Shin Tae-yong harus meninggalkan posisinya setelah PSSI memutuskan untuk menggantinya pada awal 2025.

Menunggu Keberhasilan Timnas Indonesia di Bawah Bimbingan Patrick Kluivert

Timnas Indonesia - Jay Idzes, Patrick Kluivert, Mees Hilgers, Rizky Ridho
Timnas Indonesia - Jay Idzes, Patrick Kluivert, Mees Hilgers, Rizky Ridho (Bola.com/Adreanus Titus) - Bola.com... Selengkapnya

PSSI telah menunjuk Patrick Kluivert untuk menggantikan posisi Shin Tae-yong. Mantan pemain sepak bola terkenal dari Belanda ini diharapkan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang ada dalam Timnas Indonesia, termasuk isu komunikasi yang banyak dibicarakan sebagai alasan pemecatan Shin Tae-yong.

Tugas awal yang diberikan kepada Patrick Kluivert oleh para pendukung Timnas Indonesia adalah untuk memaksimalkan empat pertandingan sisa di Grup C pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan tersebut meliputi laga tandang ke Australia dan pertandingan kandang melawan Bahrain di SUGBK pada Maret 2025, serta menjamu China dan bertandang ke Jepang pada Juni 2025.

Dari keempat pertandingan tersebut, harapannya adalah Timnas Indonesia bisa memperoleh setidaknya tujuh poin dari total 12 poin yang tersedia. Meskipun ini bukanlah tugas yang mudah, namun ini menjadi keharusan setelah para pecinta sepak bola Indonesia merasa kecewa dengan pemecatan Shin Tae-yong.

Selain diharapkan dapat membawa Timnas Indonesia menuju putaran final Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert juga akan mempersiapkan Timnas Indonesia U-23 untuk berusaha lolos ke Olimpiade. Hal ini merupakan sesuatu yang hampir dicapai Tim Garuda ketika masih di bawah bimbingan Shin Tae-yong.

Bagaimana Patrick Kluivert akan menjalankan perannya sebagai pelatih ke-41 dalam sejarah Timnas Indonesia? Apakah Tim Garuda akan mampu meraih prestasi yang lebih baik dari sebelumnya?

 

Pelatih Tim Nasional Indonesia dari Tahun 1938 sampai Sekarang

Timnas Indonesia - Deretan Pelatih Tersukses Timnas Indonesia
Timnas Indonesia - Deretan Pelatih Timnas Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus) - Bola.com... Selengkapnya

Belanda

Sejumlah pelatih dari Belanda pernah menangani tim, di antaranya adalah Johannes Christoffel van Mastenbroek pada tahun 1938 dan Wiel Coerver yang melatih dari 1975 hingga 1976. Frans Van Balkom mengambil alih pada periode 1978-1979, sementara Henk Wullems memimpin dari 1996 sampai 1997. "Wim Rijsbergen mengisi posisi pelatih pada tahun 2011 hingga 2012," dan dilanjutkan oleh Peter Huistra di tahun 2015. Patrick Kluivert direncanakan akan menjadi pelatih pada tahun 2025 dan seterusnya.

Singapura

Choo Seng Quee adalah pelatih dari Singapura yang memimpin selama periode 1951 hingga 1953.

Yugoslavia

Dari Yugoslavia, Antun Pogacnik melatih antara tahun 1954 sampai 1964, sementara Ivan Toplak memimpin dari 1991 hingga 1993.

Indonesia

Indonesia memiliki beberapa pelatih lokal seperti E.A. Mangindaan yang menjabat dari 1966 hingga 1970 dan Endang Witarsa pada tahun 1970. Suwardi Arlan melatih dalam dua periode, yaitu 1972-1974 dan 1976-1978. Djamiat Dalhar dan Aang Witarsa juga pernah memimpin di pertengahan tahun 1970-an. Harry Tjong menjabat dari 1981 hingga 1982, dan Sinyo Aliandoe melatih antara 1982-1983 dan kembali pada 1987. Pada tahun 1983 hingga 1984, M. Basri, Iswadi Idris, dan Abdul Kadir memegang kendali. Bertje Matulapelwa melatih dari 1985 hingga 1987, diikuti oleh Danurwindo pada 1995-1996. Rusdy Bahalwan menjabat pada tahun 1998, sedangkan Nandar Iskandar memimpin dari 1999 hingga 2000. Benny Dollo memiliki dua periode kepelatihan, yaitu 2008-2010 dan 2015. Aji Santoso melatih pada tahun 2012, diikuti oleh Nilmaizar dari 2012 hingga 2013. Rahmad Darmawan memimpin pada tahun 2013, dan Bima Sakti menjabat pada tahun 2018.

Turki

Yusuf Balik dari Turki melatih selama periode 1971 hingga 1972.

Polandia

Pelatih dari Polandia, Marek Janota, memimpin dari tahun 1979 hingga 1980.

Jerman

Bernd Fischer adalah pelatih dari Jerman yang memimpin antara tahun 1980 hingga 1981, sementara Bernard Schumm menjabat pada tahun 1999.

Rusia

Dari Rusia, Anatoli Polosin melatih dari 1987 hingga 1991.

Italia

Rommano Matte asal Italia memimpin dari tahun 1993 hingga 1995.

Bulgaria

Ivan Kolev dari Bulgaria melatih antara tahun 2002-2004 dan kembali pada tahun 2007.

Inggris

Peter Withe dari Inggris memimpin dari 2004 hingga 2007.

Austria

Alfred Riedl asal Austria menjabat dalam beberapa periode, yaitu 2010-2011, 2013-2014, dan 2016.

Argentina

Luis Manuel Blanco dari Argentina melatih pada tahun 2013.

Brasil

Pelatih asal Brasil, Jacksen Tiago, memimpin pada tahun 2013.

Spanyol

Luis Milla dari Spanyol menjabat sebagai pelatih antara tahun 2017 hingga 2018.

Skotlandia

Simon McMenemy dari Skotlandia memimpin dari 2018 hingga 2019.

Korea Selatan

Shin Tae-yong dari Korea Selatan menjabat mulai tahun 2019 hingga direncanakan berlanjut sampai 2025.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang menggunakan Artificial Intelligence dari Bola.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya