Ketahui Hadits Berbuka dengan yang Manis, Bagaimana Kebiasaan Berbuka Rasulullah SAW yang Sebenarnya?

Pelajari kebenaran tentang hadits berbuka dengan yang manis dan temukan bagaimana sebenarnya kebiasaan Rasulullah SAW ketika berbuka puasa. Panduan lengkap berbuka puasa sesuai sunnah.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 30 Jan 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 09:00 WIB
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur. (Photo by Michael Burrows from Pexels)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Setiap memasuki bulan Ramadhan, kita sering mendengar anjuran untuk berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis. Banyak yang meyakini bahwa ini merupakan sunnah yang bersumber langsung dari Rasulullah SAW. Namun, seberapa valid sebenarnya keyakinan ini dalam pandangan Islam?

Pemahaman yang tepat tentang tata cara berbuka puasa menjadi sangat penting karena berkaitan langsung dengan kesempurnaan ibadah puasa kita. Terlebih, berbuka puasa bukan sekadar ritual untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga, tetapi juga merupakan momen spiritual yang memiliki tata cara dan adab tersendiri.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang kebenaran hadits berbuka dengan yang manis, menelusuri bagaimana sebenarnya kebiasaan Rasulullah SAW ketika berbuka, serta memberikan panduan praktis untuk berbuka puasa yang sesuai dengan sunnah, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (30/1/2025).

Menelusuri Kebenaran Hadits Berbuka dengan yang Manis

Istilah "berbuka dengan yang manis" telah menjadi semacam tradisi yang mengakar kuat dalam masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia. Banyak orang yang meyakini bahwa mengonsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka adalah anjuran langsung dari Rasulullah SAW. Keyakinan ini bahkan telah mempengaruhi menu berbuka di berbagai daerah, dari es kelapa muda hingga kolak yang manis. Namun, penting bagi kita untuk menelisik lebih dalam tentang kebenaran hadits berbuka dengan yang manis ini dan memahami bagaimana sebenarnya tuntunan Rasulullah SAW dalam berbuka puasa.

Apakah Ada Hadits Khusus Tentang Berbuka dengan yang Manis?

Ketika kita menelusuri berbagai literatur hadits, ternyata tidak ditemukan hadits yang secara spesifik menganjurkan untuk berbuka puasa dengan makanan manis. Yang ada adalah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu yang menceritakan kebiasaan Rasulullah SAW:

ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ

Artinya: "Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab maka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr maka dengan beberapa teguk air." (HR. Ahmad, Abu Dawud)

Pandangan Ulama Tentang Berbuka dengan yang Manis

Para ulama memiliki beragam pandangan dalam memahami hadits ini. Beberapa ulama seperti Al Hattab Ar Ru'aini dalam kitab Mawahibul Jalil berpendapat bahwa alasan dipilihnya kurma adalah karena rasanya yang manis, yang dapat memulihkan energi dan membantu penglihatan yang menurun akibat puasa. Sementara itu, ulama seperti Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad dalam Bughyatul Mustarsyidin menegaskan bahwa berbuka dengan makanan manis selain kurma bukanlah bagian dari sunnah Rasulullah SAW.

Dari penelusuran di atas, dapat kita simpulkan bahwa kepercayaan tentang hadits berbuka dengan yang manis sebenarnya merupakan interpretasi dari kebiasaan Rasulullah SAW yang berbuka dengan kurma. Meskipun kurma memang memiliki rasa manis dan membawa manfaat kesehatan, tidak ada dalil khusus yang menganjurkan untuk berbuka dengan makanan manis secara umum. Yang terpenting adalah mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan berbuka menggunakan kurma atau air putih, serta tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan manis yang justru bisa berdampak negatif bagi kesehatan.

Kebiasaan Berbuka Puasa Rasulullah SAW

Ilustrasi buka puasa dengan kurma
Ilustrasi buka puasa dengan kurma (sumber: iStock)... Selengkapnya

Mempelajari dan mencontoh kebiasaan Rasulullah SAW dalam berbuka puasa menjadi hal yang sangat penting bagi setiap Muslim. Sebagai suri tauladan terbaik, setiap detail dari cara beliau berbuka puasa mengandung hikmah dan manfaat yang luar biasa, baik dari sisi ibadah maupun kesehatan. Dengan memahami dan mengikuti kebiasaan beliau, kita bisa mendapatkan keberkahan dan manfaat maksimal dari ibadah puasa.

Urutan Prioritas dalam Berbuka

Berdasarkan hadits-hadits yang shahih, Rasulullah SAW memiliki pola yang konsisten dalam berbuka puasa. Beliau selalu mengutamakan ruthab (kurma basah) sebagai pilihan pertama untuk berbuka. Kurma basah memiliki tekstur yang lembut dan kandungan nutrisi yang optimal untuk tubuh yang baru selesai berpuasa. Kandungan glukosa dan fruktosa dalam ruthab dapat dengan cepat diserap tubuh untuk mengembalikan energi.

Ketika ruthab tidak tersedia, Rasulullah SAW beralih ke tamr (kurma kering) sebagai pilihan kedua. Meskipun telah mengalami proses pengeringan, tamr tetap mempertahankan sebagian besar kandungan nutrisinya dan mampu memberikan energi instan yang dibutuhkan tubuh. Kurma kering juga lebih mudah disimpan dan dapat bertahan lebih lama, menjadikannya pilihan praktis untuk berbuka.

Jika kedua jenis kurma tersebut tidak tersedia, pilihan terakhir Rasulullah SAW adalah beberapa teguk air putih. Air putih membantu menghidrasi tubuh secara optimal setelah berpuasa seharian. Cara minum yang diterapkan adalah dengan perlahan dan tidak berlebihan, memberikan kesempatan pada sistem pencernaan untuk beradaptasi secara bertahap.

Adab Berbuka yang Diajarkan Rasulullah SAW

Dalam berbuka puasa, Rasulullah SAW sangat memperhatikan adab dan tata cara yang baik. Beliau selalu menyegerakan berbuka ketika waktu telah tiba, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih: "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim). Praktik ini tidak hanya memiliki nilai ibadah tetapi juga mencegah tubuh dari dehidrasi berlebihan.

Sebelum berbuka, Rasulullah SAW tidak pernah lupa untuk berdoa. Doa yang sering beliau baca adalah "Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika aftartu" (Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka). Momen berdoa sebelum berbuka merupakan waktu yang mustajab untuk memohon kepada Allah SWT, sekaligus bentuk syukur atas nikmat bisa menyelesaikan puasa.

Kesederhanaan menjadi ciri khas berbuka Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah berbuka dengan berlebihan atau terlalu banyak jenis makanan. Setelah mengonsumsi kurma atau air, beliau biasanya melaksanakan shalat Maghrib terlebih dahulu sebelum melanjutkan dengan makanan utama. Pola ini memberi kesempatan pada tubuh untuk memproses makanan secara bertahap dan optimal.

Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya berbagi saat berbuka puasa. Beliau sering berbuka bersama para sahabat dan tidak pernah menolak undangan berbuka. Bahkan dalam kondisi tidak memiliki makanan, beliau tetap berbuka dengan air dan tetap bersyukur. Praktik ini mengajarkan nilai-nilai sosial dan kesederhanaan dalam beribadah.

Kebiasaan berbuka puasa Rasulullah SAW ini meninggalkan pelajaran berharga bagi umatnya. Dari segi kesehatan, pola berbuka yang bertahap membantu sistem pencernaan beradaptasi dengan baik. Dari segi spiritual, adab dan doa yang diajarkan mengingatkan kita bahwa berbuka bukan sekadar melepas lapar, tetapi momentum spiritual yang berharga. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam berbuka puasa akan membawa keberkahan dan manfaat optimal, baik untuk kesehatan jasmani maupun rohani.

Tips Berbuka Puasa Sesuai Sunnah

Amalan Sunnah di Hari Arafah
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay... Selengkapnya

Menjalankan ibadah puasa dengan sempurna memerlukan pemahaman dan penerapan yang tepat, terutama dalam hal berbuka puasa. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam berbuka tidak hanya membawa keberkahan secara spiritual, tetapi juga memberikan manfaat optimal bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah panduan lengkap berbuka puasa yang menggabungkan tuntunan syariat dengan prinsip-prinsip kesehatan modern.

1. Pengaturan Waktu dan Porsi

Disiplin dalam mengatur waktu dan porsi makanan saat berbuka menjadi kunci utama mendapatkan manfaat optimal dari ibadah puasa. Rasulullah SAW mengajarkan untuk segera berbuka ketika waktu telah tiba, tanpa menunda-nunda. Praktik ini bukan hanya bernilai ibadah tetapi juga mencegah tubuh dari dehidrasi dan komplikasi kesehatan lainnya.

Mulailah berbuka dengan porsi kecil, idealnya satu atau dua butir kurma dan beberapa teguk air putih. Setelah itu, berikan jeda waktu sekitar 10-15 menit sebelum melanjutkan dengan makanan utama. Jeda ini memberi kesempatan pada sistem pencernaan untuk beradaptasi secara perlahan. Hindari makan berlebihan yang justru bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu ibadah setelahnya.

2. Pemilihan Jenis Makanan

Pemilihan jenis makanan yang tepat saat berbuka sangat mempengaruhi kualitas ibadah dan kesehatan kita. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW, prioritaskan kurma sebagai makanan berbuka. Kurma mengandung glukosa alami yang mudah diserap tubuh dan memberikan energi instan yang dibutuhkan setelah berpuasa. Jika kurma tidak tersedia, bisa diganti dengan makanan manis alami seperti buah-buahan segar.

Untuk hidangan utama, utamakan makanan yang mudah dicerna seperti sup atau bubur. Hidangan berkuah hangat membantu menghidrasi tubuh sekaligus memberikan nutrisi yang dibutuhkan. Hindari makanan yang terlalu berminyak, pedas, atau asam yang bisa mengiritasi lambung. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya serat untuk membantu pencernaan.

3. Teknik Berbuka yang Benar

Cara kita mengonsumsi makanan saat berbuka sama pentingnya dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Mulailah dengan membaca doa berbuka puasa dengan khusyuk. Saat minum air putih, lakukan dengan perlahan dalam posisi duduk. Hindari minum air es yang terlalu dingin karena bisa mengejutkan sistem pencernaan yang telah beristirahat seharian.

Kunyah makanan dengan perlahan, minimal 20-30 kali per suapan. Praktik ini membantu pencernaan bekerja lebih efisien dan mencegah makan berlebihan karena memberikan waktu bagi otak untuk memproses sinyal kenyang. Pastikan untuk duduk dengan posisi yang baik dan fokus pada makanan, hindari makan sambil melakukan aktivitas lain atau berbicara berlebihan.

4. Memperhatikan Kebersihan dan Kualitas Makanan

Islam mengajarkan pentingnya kebersihan, termasuk dalam hal makanan. Pastikan semua bahan makanan dicuci bersih sebelum diolah. Jika membeli makanan dari luar, pilih penjual yang terpercaya dan memperhatikan kebersihan. Simpan makanan pada suhu yang tepat dan hindari makanan yang telah terlalu lama terpapar suhu ruang.

Kualitas makanan juga perlu diperhatikan. Pilih bahan makanan yang segar dan bergizi. Kurma yang digunakan untuk berbuka sebaiknya dalam kondisi baik dan tidak rusak. Air yang diminum harus bersih dan sehat. Menjaga kualitas makanan tidak hanya menjamin kesehatan tetapi juga merupakan bentuk penghargaan terhadap nikmat Allah SWT.

5. Menyesuaikan dengan Kondisi Kesehatan

Setiap orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda, sehingga perlu penyesuaian dalam menerapkan tips berbuka ini. Penderita diabetes harus lebih berhati-hati dengan asupan gula, termasuk saat mengonsumsi kurma. Mereka yang memiliki masalah pencernaan mungkin perlu waktu lebih lama dalam fase adaptasi saat berbuka.

Ibu hamil dan menyusui perlu memastikan asupan nutrisi yang cukup saat berbuka untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan bayinya. Konsultasikan dengan ahli kesehatan untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Yang terpenting adalah tetap mengikuti prinsip dasar berbuka yang bertahap dan tidak berlebihan.

Menerapkan tips berbuka puasa sesuai sunnah ini akan membantu kita mendapatkan manfaat optimal dari ibadah puasa, baik secara spiritual maupun kesehatan. Yang terpenting adalah konsistensi dalam menjalankannya dan memahami bahwa setiap ajaran Islam, termasuk tata cara berbuka puasa, memiliki hikmah yang mendalam bagi kehidupan manusia. Dengan berbuka sesuai tuntunan syariat dan memperhatikan aspek kesehatan, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan bermakna.

Pemahaman yang benar tentang hadits berbuka dengan yang manis membantu kita menjalankan ibadah puasa sesuai tuntunan. Meskipun tidak ada hadits khusus yang menganjurkan berbuka dengan makanan manis, kita tetap bisa mengambil hikmah dari kebiasaan Rasulullah SAW yang berbuka dengan kurma. Yang terpenting adalah mengikuti sunnah dengan berbuka menggunakan kurma atau air putih, serta memperhatikan adab dan tata cara berbuka yang sehat untuk memaksimalkan manfaat ibadah puasa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya