Liputan6.com, Jakarta Saat bulan Ramadhan tiba, kalimat "berbukalah dengan yang manis" sering kita dengar. Bahkan, banyak yang meyakini ini sebagai anjuran langsung dari Rasulullah SAW. Namun, sebenarnya bagaimana kedudukan hadits berbuka dengan yang manis ini dalam Islam? Mari kita telaah bersama berdasarkan dalil-dalil yang shahih.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Pemahaman yang tepat tentang cara berbuka puasa menjadi penting karena berkaitan langsung dengan kesempurnaan ibadah puasa kita. Terlebih, berbuka puasa bukan sekadar menghilangkan rasa lapar dan dahaga, tetapi juga merupakan momen spiritual yang memiliki tata cara dan adab tersendiri.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang kebenaran hadits berbuka dengan yang manis, dalil-dalil shahih tentang berbuka puasa, serta panduan praktis untuk berbuka yang sehat sesuai sunnah. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (24/1/2025).
Kebenaran Hadits Berbuka dengan yang Manis
Kita sering mendengar anjuran untuk berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis, terutama saat bulan Ramadhan. Banyak yang meyakini bahwa ini adalah sunnah yang bersumber dari Rasulullah SAW. Menariknya, ketika kita telusuri lebih dalam, ternyata tidak ditemukan hadits yang secara spesifik menganjurkan berbuka dengan makanan manis. Yang ada adalah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu yang menyebutkan:
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ
Artinya: "Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab maka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr maka dengan beberapa teguk air." (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Hadits di atas hanya menceritakan kebiasaan Rasulullah SAW dalam berbuka. Beliau biasa berbuka dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan tamr (kurma kering), dan jika keduanya tidak tersedia, beliau berbuka dengan beberapa teguk air putih. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dengan redaksi yang jelas dan sanad yang dapat dipertanggungjawabkan.
Para ulama memiliki perbedaan pandangan dalam memahami hadits ini. Beberapa ulama seperti Al Hattab Ar Ru'aini dalam kitab Mawahibul Jalil menyimpulkan bahwa 'illat (alasan) dipilihnya kurma adalah karena rasanya yang manis, yang dapat memulihkan energi dan membantu penglihatan yang menurun akibat puasa. Berdasarkan pemahaman ini, mereka berpendapat bahwa makanan manis lain bisa menggantikan kurma jika tidak tersedia.
Namun, ulama lain seperti Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad memiliki pandangan berbeda. Dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin, beliau menegaskan bahwa berbuka dengan makanan manis selain kurma bukanlah bagian dari sunnah Rasulullah SAW. Menurut beliau, urutan yang paling utama dalam berbuka adalah kurma basah, kurma kering, air zam-zam, air putih biasa, kemudian makanan manis alami seperti buah-buahan, dan terakhir makanan manis yang dimasak.
Tinjauan medis modern mendukung hikmah berbuka dengan kurma. Kandungan fruktosa dan glukosa dalam kurma dapat dengan cepat diserap tubuh untuk mengembalikan energi setelah berpuasa. Ditambah lagi, kurma kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Namun demikian, pemahaman akan hikmah ini tidak lantas membuat makanan manis lainnya memiliki kedudukan yang sama dengan kurma dalam konteks sunnah berbuka puasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anjuran "berbuka dengan yang manis" bukanlah hadits, melainkan interpretasi dari kebiasaan Rasulullah SAW berbuka dengan kurma. Meski makanan manis dapat membantu memulihkan energi saat berbuka, yang terpenting adalah mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan berbuka menggunakan kurma atau air putih, serta tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan manis untuk menghindari dampak negatif bagi kesehatan.
Advertisement
Panduan Berbuka Puasa Sesuai Sunnah
Berbuka puasa bukan sekadar ritual untuk mengakhiri puasa, tetapi memiliki tata cara dan adab yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Pemahaman dan penerapan panduan berbuka yang sesuai sunnah tidak hanya membawa keberkahan ibadah tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Berikut adalah panduan lengkap berbuka puasa sesuai sunnah yang bisa Anda terapkan:
1. Menyegerakan Berbuka
Salah satu sunnah yang sangat ditekankan dalam berbuka puasa adalah menyegerakannya ketika waktu berbuka telah tiba. Rasulullah SAW bersabda, "Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim). Hikmah di balik anjuran ini adalah menghindari sikap berlebih-lebihan dalam ibadah dan menjaga kesehatan tubuh. Dari sisi medis, menyegerakan berbuka membantu mencegah dehidrasi berlebihan dan menstabilkan kadar gula darah yang menurun selama berpuasa.
2. Urutan Makanan Berbuka
Rasulullah SAW mengajarkan urutan yang baik dalam berbuka puasa, dimulai dari kurma basah (ruthab), kurma kering (tamr), kemudian air putih jika keduanya tidak tersedia. Urutan ini memiliki hikmah mendalam dari sisi kesehatan. Kurma mengandung glukosa alami yang mudah diserap tubuh, membantu mengembalikan energi dengan cepat. Sementara air putih membantu menghidrasi tubuh secara optimal. Setelah itu, barulah dilanjutkan dengan makanan utama sesuai kebutuhan.
3. Berdoa Sebelum Berbuka
Momen berbuka puasa adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Sebelum berbuka, dianjurkan untuk membaca doa:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artinya "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka."
Berdoa sebelum berbuka bukan sekadar ritual, tetapi merupakan bentuk pengakuan bahwa kita telah menyelesaikan ibadah puasa semata-mata karena Allah, dan makanan yang kita konsumsi adalah rezeki dari-Nya. Momen ini juga menjadi kesempatan untuk menenangkan diri dan menghindari sikap tergesa-gesa dalam berbuka.
4. Berbuka dengan Sederhana
Kesederhanaan dalam berbuka merupakan ajaran penting dari Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah berbuka dengan makanan yang berlebihan atau terlalu banyak jenis. Prinsip kesederhanaan ini membantu tubuh beradaptasi secara perlahan setelah berpuasa, mencegah gangguan pencernaan, dan menghindari pemborosan. Selain itu, berbuka dengan sederhana juga memungkinkan kita untuk melaksanakan shalat Maghrib tepat waktu tanpa rasa tidak nyaman karena kekenyangan.
5. Memperhatikan Etika Makan
Adab makan yang diajarkan Islam tetap berlaku saat berbuka puasa, seperti mencuci tangan, membaca bismillah, makan dengan tangan kanan, dan makan dalam posisi duduk. Etika ini bukan sekadar formalitas, tetapi memiliki manfaat praktis seperti menjaga kebersihan, membantu pencernaan yang baik, dan mencegah makan berlebihan. Dengan menerapkan etika makan yang benar, kita juga mendapatkan keberkahan dalam berbuka.
Penerapan panduan berbuka puasa sesuai sunnah ini akan membantu kita mendapatkan manfaat optimal dari ibadah puasa, baik secara spiritual maupun kesehatan. Yang terpenting adalah konsistensi dalam menjalankannya dan pemahaman bahwa setiap ajaran Islam memiliki hikmah yang mendalam bagi kehidupan manusia.
Tips Berbuka Puasa yang Sehat
Kesehatan merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan saat berbuka puasa. Selain mengikuti sunnah Rasulullah SAW, kita juga perlu memahami cara berbuka yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Berikut adalah tips berbuka puasa yang menggabungkan aspek syariat dan kesehatan:
1. Perhatikan Porsi Makanan
Meskipun telah berpuasa seharian, penting untuk tetap mengontrol porsi makanan saat berbuka. Sistem pencernaan yang telah istirahat selama berpuasa perlu waktu untuk beradaptasi kembali. Mulailah dengan porsi kecil seperti 1-2 butir kurma atau segelas air putih, lalu tunggu 10-15 menit sebelum melanjutkan dengan makanan utama. Cara ini membantu tubuh menyesuaikan diri dan mencegah kelebihan makan yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
2. Pilih Makanan yang Tepat
Pemilihan jenis makanan saat berbuka sangat mempengaruhi kesehatan dan kualitas ibadah kita. Utamakan makanan yang mudah dicerna seperti sup atau bubur. Hindari makanan yang terlalu berminyak, pedas, atau asam yang bisa mengiritasi lambung. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya serat untuk membantu pencernaan. Protein sebaiknya dipilih dari sumber yang rendah lemak seperti ikan atau ayam tanpa kulit. Pembatasan gula dan garam juga penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
3. Cara Berbuka yang Benar
Teknik berbuka yang benar sangat penting untuk memaksimalkan manfaat makanan dan mencegah masalah pencernaan. Mulailah dengan minum air putih dalam suhu ruang, hindari minuman yang terlalu dingin karena bisa mengejutkan sistem pencernaan. Kunyah makanan perlahan minimal 20-30 kali per suapan untuk memudahkan pencernaan. Pastikan untuk duduk dengan posisi yang baik dan fokus pada makanan, hindari makan sambil melakukan aktivitas lain.
4. Jaga Kebersihan Makanan
Kebersihan makanan menjadi faktor krusial dalam menjaga kesehatan saat berbuka. Pastikan semua bahan makanan dicuci bersih sebelum diolah. Jika membeli makanan dari luar, pilih penjual yang terpercaya dan memperhatikan kebersihan. Simpan makanan pada suhu yang tepat dan hindari makanan yang telah terlalu lama terpapar suhu ruang. Cuci tangan sebelum makan dan gunakan peralatan makan yang bersih untuk mencegah kontaminasi bakteri.
5. Atur Waktu Makan dengan Baik
Pengaturan waktu makan yang tepat membantu memaksimalkan manfaat berbuka puasa. Bagi porsi makanan menjadi beberapa tahap: berbuka, makan malam setelah Maghrib, dan hidangan ringan sebelum tidur jika diperlukan. Berikan jeda waktu yang cukup antar waktu makan untuk memberi kesempatan sistem pencernaan bekerja optimal. Hindari makan berat terlalu dekat dengan waktu tidur karena bisa mengganggu kualitas istirahat.
6. Perhatikan Kondisi Khusus
Setiap orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda, sehingga perlu memperhatikan kebutuhan khusus saat berbuka. Penderita diabetes harus lebih berhati-hati dengan asupan gula dan karbohidrat. Mereka yang memiliki masalah pencernaan sebaiknya menghindari makanan yang bisa memicu gejala. Ibu hamil dan menyusui perlu memastikan asupan nutrisi yang cukup untuk diri sendiri dan bayinya.
Menerapkan tips berbuka puasa yang sehat ini akan membantu kita menjalankan ibadah puasa dengan lebih optimal dan mendapatkan manfaat kesehatan yang maksimal. Yang terpenting adalah konsistensi dalam menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang selama bulan Ramadhan.
Advertisement
Manfaat Berbuka Puasa yang Benar
Berbuka puasa yang dilakukan sesuai tuntunan syariat dan prinsip kesehatan memberikan berbagai manfaat, baik secara spiritual maupun fisik. Pemahaman tentang manfaat ini dapat memotivasi kita untuk lebih memperhatikan cara berbuka yang benar. Berikut adalah manfaat utama dari berbuka puasa yang dilakukan dengan tepat:
1. Pemulihan Energi yang Optimal
Berbuka puasa dengan urutan yang tepat, dimulai dari kurma atau air putih, membantu tubuh memulihkan energi secara efisien. Glukosa dari kurma dapat segera diserap tubuh untuk mengembalikan kadar gula darah ke level normal. Proses ini mencegah kelelahan berlebih dan membantu menjaga kestabilan metabolisme. Pemulihan energi yang optimal juga memungkinkan kita untuk melaksanakan ibadah malam seperti shalat tarawih dengan lebih khusyuk.
2. Pencegahan Masalah Pencernaan
Berbuka secara bertahap dan tidak berlebihan membantu sistem pencernaan beradaptasi secara perlahan. Ketika kita berbuka dengan porsi yang sesuai dan makanan yang tepat, risiko gangguan pencernaan seperti kembung, mual, atau asam lambung dapat diminimalisir. Sistem pencernaan yang sehat selama Ramadhan memungkinkan kita untuk maksimal dalam beribadah dan beraktivitas.
3. Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Asupan nutrisi yang seimbang saat berbuka puasa berkontribusi pada penguatan sistem imun. Vitamin, mineral, dan antioksidan dari makanan yang dikonsumsi saat berbuka membantu tubuh mempertahankan daya tahan terhadap penyakit. Sistem kekebalan yang baik sangat penting, terutama ketika tubuh sedang beradaptasi dengan pola makan yang berbeda selama Ramadhan.
4. Manfaat Psikologis dan Spiritual
Berbuka puasa dengan cara yang benar membawa ketenangan jiwa dan kepuasan spiritual. Ketika kita mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam berbuka, ada rasa kedamaian dan keberkahan yang dirasakan. Pengendalian diri saat berbuka juga melatih kesabaran dan menjauhkan kita dari sifat berlebih-lebihan yang dilarang dalam Islam.
5. Keseimbangan Metabolisme
Pola berbuka yang teratur dan seimbang membantu mengoptimalkan metabolisme tubuh. Ketika kita berbuka dengan makanan yang tepat dan porsi yang sesuai, tubuh dapat memproses nutrisi dengan lebih efisien. Metabolisme yang seimbang penting untuk menjaga berat badan ideal dan mencegah masalah kesehatan terkait metabolisme selama Ramadhan.
Berbuka puasa yang dilakukan dengan benar tidak hanya bermanfaat selama Ramadhan, tetapi juga membentuk kebiasaan makan yang sehat untuk jangka panjang. Manfaat-manfaat ini saling terkait dan mendukung tujuan utama puasa, yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dan kesehatan jasmani-rohani.
Meskipun hadits berbuka dengan yang manis tidak ditemukan secara spesifik, pemahaman tentang cara berbuka yang benar tetap penting untuk kesempurnaan ibadah puasa. Yang terpenting adalah mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan berbuka menggunakan kurma atau air putih, serta memperhatikan adab dan tata cara berbuka yang sehat.