Apakah Boleh Sahur Dulu Baru Mandi Wajib? Ini Penjelasan Lengkapnya

Pertanyaan apakah boleh sahur dulu baru mandi wajib sering muncul, terutama bagi perempuan yang baru selesai haid.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 03 Feb 2025, 16:30 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 16:30 WIB
Doa Mandi Wajib Setelah Haid
Doa Mandi Wajib Setelah Haid (sumber: pixabay)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Apakah boleh sahur dulu baru mandi wajib? Pertanyaan ini seringkali muncul, terutama bagi kaum hawa yang mengalami haid bertepatan dengan bulan Ramadan. Banyak yang bertanya-tanya apakah urutan ini akan mempengaruhi sah atau tidaknya puasa mereka. Artikel ini akan membahas tuntas mengenai hukum sahur sebelum mandi wajib setelah haid berdasarkan sumber-sumber terpercaya dan memberikan penjelasan yang jelas dan akurat.

Kejelasan mengenai apakah boleh sahur dulu baru mandi wajib sangat penting. Ketidakpastian ini dapat menimbulkan kekhawatiran dan mengganggu kekhusyukan ibadah puasa. Oleh karena itu, memahami hukum yang benar akan memberikan ketenangan batin dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Kita akan mengkaji lebih dalam pandangan para ulama dan dalil-dalil yang mendukungnya.

Banyak perempuan muslim yang mengalami dilema waktu antara sahur dan mandi wajib setelah haid. Apakah boleh sahur dulu baru mandi wajib? Sebenarnya, kebingungan ini cukup umum terjadi. Oleh karena itu, artikel ini hadir untuk memberikan jawaban yang komprehensif dan menghilangkan keraguan dalam menjalankan ibadah puasa.

Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum penjelasan lengkapnya, pada Senin (3/2).

Dasar Hukum Mandi Wajib dan Kaitannya dengan Puasa

Dalam syariat Islam, kewajiban mandi setelah haid didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 6:

وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah."

Ayat ini menegaskan pentingnya bersuci bagi orang yang mengalami hadas besar, termasuk setelah haid. Namun, dalam konteks puasa, terdapat kelonggaran mengenai waktu pelaksanaannya, yang didasarkan pada hadits shahih dari Aisyah dan Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Hadits tersebut menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub, kemudian beliau mandi dan tetap melanjutkan puasanya. Ini menjadi dalil utama yang menunjukkan bahwa menunda mandi wajib hingga setelah Subuh tidak membatalkan puasa.

Para ulama sepakat bahwa yang terpenting dalam sahnya puasa adalah niat yang dilakukan sebelum terbit fajar, sementara mandi wajib boleh dilakukan setelahnya. Hal ini memberikan kemudahan bagi umat Islam, terutama bagi perempuan yang mengalami haid di bulan Ramadan.

 

Hukum dan Ketentuan Sahur Sebelum Mandi Wajib

Berdasarkan pendapat para ulama yang terpercaya, sahur sebelum mandi wajib diperbolehkan dan tidak mempengaruhi keabsahan puasa. Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu menegaskan bahwa jika seseorang dalam keadaan junub atau perempuan yang telah suci dari haid sebelum fajar, kemudian baru mandi setelah fajar, maka puasanya tetap sah.

Keputusan ini diperkuat dengan penjelasan dari Kemenag yang menyatakan bahwa menunda mandi wajib hingga setelah fajar tidak membatalkan puasa. Namun penting untuk diingat bahwa meskipun diperbolehkan, mandi wajib sebelum subuh tetap lebih diutamakan sebagai bentuk kesempurnaan ibadah.

Syaikh Abu Hajar al-Haitami dalam kitab al-Minhaj al-Qawim menambahkan bahwa tidak ada larangan untuk melakukan sahur bagi orang yang dalam keadaan hadas besar. Meski demikian, dianjurkan minimal berwudu sebelum makan sebagai bentuk adab dalam menerima rezeki Allah SWT.

Yang perlu diperhatikan adalah memastikan niat puasa telah dilakukan sebelum terbit fajar, karena niat merupakan syarat sah puasa. Adapun mandi wajib bisa dilakukan setelah sahur tanpa mengurangi keabsahan puasa tersebut.

 

Anjuran dan Adab dalam Pelaksanaannya

Meskipun diperbolehkan untuk sahur terlebih dahulu, para ulama tetap menganjurkan untuk mengutamakan mandi wajib sebelum sahur jika memungkinkan. Hal ini berkaitan dengan kesempurnaan ibadah dan menjaga kesucian diri saat menerima rezeki Allah SWT.

Jika waktu sangat terbatas dan harus memilih untuk sahur terlebih dahulu, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan:

  • Minimal berwudu sebelum makan sahur sebagai bentuk penghormatan terhadap rezeki Allah SWT
  • Tidak tergesa-gesa dalam makan meski waktu terbatas
  • Segera melakukan mandi wajib setelah sahur
  • Tetap menjaga kekhusyukan dalam beribadah

Dalam pelaksanaannya, seorang muslimah hendaknya tetap tenang dan tidak panik meskipun waktu terbatas. Ingatlah bahwa Allah SWT memberikan kemudahan dalam syariat-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Baqarah ayat 185:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu."

Kemudahan yang diberikan dalam masalah ini mengandung banyak hikmah. Selain memberikan keluasan waktu bagi muslimah yang mengalami haid, ketentuan ini juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang memperhatikan kondisi dan kemampuan umatnya.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sahur sebelum mandi wajib diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa. Namun, tetap dianjurkan untuk mandi wajib terlebih dahulu jika memungkinkan sebagai bentuk kesempurnaan ibadah.

Yang terpenting adalah memastikan niat puasa telah dilakukan sebelum fajar dan tetap menjaga kesucian diri sebaik mungkin. Dengan pemahaman ini, diharapkan para muslimah dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih tenang dan khusyuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya