Liputan6.com, Jakarta Lebaran di Padang, Sumatera Barat, bukan sekadar hari raya biasa. Ia merupakan perpaduan unik antara nilai-nilai Islam yang kental dengan budaya Minangkabau yang kaya. Dari tradisi mudik bersama hingga kebiasaan unik anak-anak meminta THR, perayaan Idul Fitri di Padang menawarkan pengalaman yang berbeda dan menarik. Mari kita telusuri beberapa tradisi lebaran di Padang yang masih lestari hingga saat ini!
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Pengaruh Islam begitu kuat dalam membentuk tradisi-tradisi ini. Setiap kegiatan, dari memasak rendang bersama hingga ziarah ke makam leluhur, diiringi doa dan rasa syukur atas rahmat Allah SWT. Namun, unsur budaya Minangkabau juga tetap terjaga, terlihat dari pakaian adat yang dikenakan hingga makanan khas yang disajikan. Perpaduan inilah yang membuat Lebaran di Padang begitu istimewa.
Semangat persaudaraan dan kebersamaan begitu terasa selama Lebaran di Padang. Masyarakat saling membantu mempersiapkan hari raya, berbagi makanan, dan mengunjungi sanak saudara. Tradisi gotong royong masih sangat kental, menunjukkan nilai-nilai sosial yang tinggi di tengah masyarakat Minangkabau. Keakraban dan silaturahmi menjadi inti dari perayaan Idul Fitri di kota ini.
Berikut adalah kumpulan tradisi lebaran di Padang yang unik dan menarik, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/2/2025).
Pulang Basamo, Tradisi Mudik Khas Minangkabau
Pulang Basamo, atau mudik bersama, merupakan tradisi khas Minangkabau yang juga menjadi bagian penting dari Lebaran di Padang. Para perantau dari berbagai penjuru Tanah Air akan kembali ke kampung halaman mereka di Sumatera Barat, termasuk Padang, untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Gotong royong menjadi kunci suksesnya Pulang Basamo. Para perantau seringkali saling membantu, berbagi biaya transportasi, dan bahkan menginap bersama di sepanjang perjalanan. Hal ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat di antara mereka.
Sambutan meriah menanti para perantau di kampung halaman. Keluarga dan tetangga menyambut kedatangan mereka dengan penuh suka cita. Rumah-rumah dihias dengan indah, dan berbagai hidangan khas Padang telah disiapkan untuk menyambut mereka.
Tidak jarang, acara hiburan digelar untuk memeriahkan suasana. Panggung musik tradisional Minangkabau akan menghibur para perantau dan warga sekitar, menambah semarak perayaan Idul Fitri di kampung halaman.
Advertisement
Manjalang Mintuo, Silaturahmi ke Rumah Mertua
Seminggu sebelum Lebaran, tradisi Manjalang Mintuo dilakukan oleh para istri. Mereka mengunjungi rumah mertua dan keluarga suami untuk bersilaturahmi dan mempererat hubungan.
Prosesi Manjalang Mintuo melibatkan membawa hidangan khas Padang dalam rantang. Isi rantang biasanya berisi rendang, gulai, nasi, dan berbagai kue tradisional Minangkabau.
Jenis hidangan yang dibawa beragam, mencerminkan kekayaan kuliner Padang. Rendang, sebagai hidangan utama, selalu ada, di samping gulai, opor ayam, dan berbagai jenis kue basah dan kering.
Tradisi ini memiliki makna penting bagi hubungan keluarga. Manjalang Mintuo menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang menantu kepada mertua, sekaligus mempererat ikatan keluarga besar.
Kabau Sirah, Tradisi Menyembelih Kerbau Bersama
Kabau Sirah merupakan tradisi unik yang dilakukan menjelang Lebaran, terutama di daerah Padang Pariaman. Tradisi ini melibatkan penyembelihan kerbau secara gotong royong oleh masyarakat.
Proses penyembelihan dilakukan secara bersama-sama, mencerminkan kebersamaan dan solidaritas masyarakat. Setelah disembelih, daging kerbau dibagi rata kepada seluruh warga.
Daging kerbau diolah menjadi berbagai hidangan khas Padang, terutama rendang. Rendang yang dihasilkan dari daging kerbau ini memiliki cita rasa yang khas dan lezat.
Nilai sosial dalam Kabau Sirah sangat tinggi. Tradisi ini memperkuat ikatan sosial, berbagi kebahagiaan, dan membantu mereka yang kurang mampu.
Advertisement
Marandang, Memasak Rendang untuk Lebaran
Marandang, atau memasak rendang, merupakan tradisi yang tak terpisahkan dari Lebaran di Padang. Proses memasak rendang Padang memiliki keunikan tersendiri.
Rendang Padang dimasak dengan teknik dan waktu khusus. Proses memasaknya membutuhkan waktu berjam-jam dengan api kecil, agar bumbu meresap sempurna ke dalam daging.
Peralatan dan bumbu yang digunakan juga spesifik. Wajan tanah liat tradisional sering digunakan, dan bumbu-bumbu rempah pilihan memberikan cita rasa khas rendang Padang.
Rendang menjadi hidangan wajib dalam perayaan Lebaran di Padang. Aroma dan cita rasa rendang menambah semarak dan kehangatan suasana hari raya.
Manambang, Tradisi Anak-anak Mencari THR
Manambang adalah tradisi yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak di Padang. Setelah salat Idul Fitri, mereka berkeliling dari rumah ke rumah untuk bersilaturahmi dan meminta THR.
Anak-anak biasanya berkelompok dan mengunjungi rumah-rumah warga di sekitar lingkungan mereka. Mereka akan mengucapkan salam dan menyampaikan ucapan selamat Lebaran.
Interaksi anak-anak dengan tuan rumah sangat menarik. Tuan rumah biasanya menyambut mereka dengan hangat dan memberikan THR, serta hidangan kecil.
Tradisi Manambang mengajarkan anak-anak tentang sopan santun, silaturahmi, dan menghargai sesama. Ini juga melatih keberanian dan kepercayaan diri mereka.
Advertisement
Bakajang, Tradisi Lebaran di Atas Perahu
Bakajang merupakan tradisi unik yang dilakukan di sekitar Nagari Gunuang Malintang. Tradisi ini melibatkan penggunaan perahu hias di sungai.
Masyarakat membuat perahu-perahu hias yang indah dan menggunakannya untuk menyusuri sungai. Perahu-perahu ini dihiasi dengan berbagai ornamen yang menarik.
Aktivitas silaturahmi dilakukan di atas perahu. Masyarakat saling mengunjungi dan bermaaf-maafan di atas sungai, menciptakan suasana yang meriah.
Tradisi Bakajang masih dilestarikan hingga kini, menunjukkan betapa kayanya budaya masyarakat Padang dan tradisi Lebaran yang unik.
Tradisi Lebaran di Padang merupakan perpaduan indah antara nilai-nilai Islam dan budaya Minangkabau. Dari Pulang Basamo hingga Bakajang, setiap tradisi memiliki makna dan keunikan tersendiri yang patut dijaga dan dilestarikan.
Saat bersilaturahmi, penting untuk memperhatikan etika dan tata cara yang berlaku. Kenakan pakaian yang sopan dan santun, serta datanglah pada waktu yang tepat. Siapkan ucapan selamat Lebaran dan permohonan maaf, serta membawa sedikit bingkisan sebagai tanda persahabatan.
