Liputan6.com, Jakarta Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tidak lengkap rasanya tanpa menunaikan niat zakat fitri sebagai bentuk penyucian diri. Pemahaman tentang niat zakat fitri menjadi sangat penting bagi setiap muslim karena merupakan salah satu kewajiban yang harus ditunaikan menjelang hari raya Idul Fitri. Ketepatan dalam melafazkan niat zakat fitri juga menentukan kesempurnaan ibadah yang dilakukan.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Dalam syariat Islam, niat zakat fitri memiliki kedudukan yang istimewa karena menjadi penanda kesempurnaan ibadah puasa Ramadan. Setiap muslim yang mampu diwajibkan untuk menunaikan zakat fitri dengan diawali niat yang benar sesuai ketentuan. Pelaksanaan niat zakat fitri ini tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga dapat dilakukan untuk keluarga yang menjadi tanggungan.
Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, pelaksanaan niat zakat fitri harus dilakukan dengan pemahaman yang benar dan sesuai tuntunan. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa setiap amalan bergantung pada niatnya. Untuk itu, penting bagi setiap muslim memahami tata cara dan bacaan niat zakat fitri yang sesuai dengan syariat.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Sabtu (22/2).
Pengertian dan Dasar Hukum Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim menjelang hari raya Idul Fitri. Secara bahasa, zakat berasal dari kata "الزكاة - يزكى - زكى" yang memiliki arti suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Sedangkan kata fitrah berasal dari kata "fatara" yang berarti menjadikan, membuat, atau mengadakan.
Kewajiban menunaikan zakat fitrah ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW:
فَرَضَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الفِطْرِ -مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ
Artinya: "Rasulullah telah mewajibkan mengeluarkan zakat fitrah (pada bulan Ramadhan kepada setiap manusia)" (HR Bukhari - Muslim)
Pentingnya niat dalam menunaikan zakat fitrah juga ditegaskan dalam hadits:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى...
"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan..." (HR. Bukhari no. 1)
Zakat fitrah memiliki tujuan utama sebagai penyucian jiwa dan bentuk tanggung jawab terhadap kekurangan serta dosa yang dilakukan selama bulan puasa. Ibadah ini menjadi wajib bagi setiap muslim yang mampu dan memiliki kelebihan makanan pokok untuk dirinya dan keluarganya pada malam dan hari raya Idul Fitri.
Advertisement
Bacaan Niat Zakat Fitrah dan Penjelasannya
Dalam menunaikan zakat fitrah, terdapat beberapa variasi bacaan niat yang dapat digunakan sesuai dengan keperluan. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai bacaan niat zakat fitrah untuk berbagai kondisi:
1. Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri
Bacaan dalam bahasa Arab:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'an nafsii fardhan lillaahi ta'aalaa
Artinya:
"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardu karena Allah Ta'âlâ."
2. Niat Zakat Fitrah untuk Istri
Bacaan dalam bahasa Arab:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'an zaujatii fardhan lillaahi ta'aalaa
Artinya:
"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu karena Allah Ta'âlâ."
3. Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki dan Perempuan
Untuk anak laki-laki:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ ... ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'an waladii ... fardhan lillaahi ta'aalaa
Untuk anak perempuan:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ ... ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'an bintii ... fardhan lillaahi ta'aalaa
4. Niat Zakat Fitrah untuk Seluruh Keluarga
Untuk efisiensi waktu dan kemudahan, kepala keluarga dapat mengucapkan niat zakat fitrah untuk seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya dalam satu lafaz:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri 'anni wa 'an jamii'i ma yalzamunii nafaqaatuhum syar'an fardhan lillaahi ta'aalaa
Artinya:
"Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, fardu karena Allah Ta'âlâ."
Waktu dan Ketentuan Pembayaran Zakat Fitrah
Memahami waktu dan ketentuan pembayaran zakat fitrah merupakan bagian penting dari pelaksanaan ibadah di bulan Ramadan. Setiap muslim perlu mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menunaikan zakat fitrah agar sesuai dengan syariat. Dengan pemahaman yang benar tentang ketentuan zakat fitrah, ibadah ini dapat dilaksanakan dengan sempurna.
1. Waktu yang Diperbolehkan
Pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan sejak awal Ramadan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Namun, terdapat beberapa tingkatan waktu yang perlu diperhatikan:
- Waktu yang Diutamakan (Waktul Ada'): Pembayaran dilakukan setelah terbenam matahari di akhir Ramadan (malam takbiran) hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.
- Waktu yang Diperbolehkan (Waktul Jawaz): Pembayaran dapat dilakukan sejak awal Ramadan hingga akhir Ramadan.
- Waktu yang Makruh: Pembayaran yang dilakukan setelah shalat Idul Fitri hingga terbenamnya matahari pada hari raya.
- Waktu yang Haram: Pembayaran yang dilakukan setelah terbenamnya matahari pada hari raya, kecuali ada udzur syar'i.
2. Ukuran dan Jenis Zakat Fitrah
Zakat fitrah dapat dibayarkan dalam bentuk makanan pokok (beras, gandum, atau makanan pokok lainnya) atau uang yang senilai dengan harga makanan pokok tersebut. Ukurannya adalah:
- 2,5 kg beras atau makanan pokok yang biasa dikonsumsi
- Atau uang yang senilai dengan harga beras tersebut
Kualitas beras yang dizakatkan sebaiknya yang berkualitas baik sesuai dengan yang biasa dikonsumsi
Advertisement
Golongan Penerima Zakat Fitrah
Zakat fitrah harus disalurkan kepada delapan golongan (asnaf) yang berhak menerimanya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
- Fakir: Orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan
- Miskin: Orang yang memiliki harta tetapi tidak mencukupi kebutuhan
- Amil: Panitia atau petugas yang mengurus zakat
- Muallaf: Orang yang baru masuk Islam
- Riqab: Budak yang ingin memerdekakan diri
- Gharimin: Orang yang memiliki hutang untuk kebaikan
- Fisabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah
- Ibnu Sabil: Musafir yang kehabisan bekal
Dengan memahami seluruh aspek zakat fitrah ini, diharapkan setiap muslim dapat menunaikan kewajibannya dengan lebih baik dan mendapatkan keberkahan serta ridha Allah SWT. Semoga panduan ini bermanfaat bagi kita semua dalam melaksanakan ibadah zakat fitrah dengan sempurna.
