Liputan6.com, Jakarta Sebentar lagi bulan suci Ramadhan 2025 akan datang. Umat Islam di seluruh dunia pun turut bersiap untuk memeriahkannya, dengan memaksimalkan pelaksanaan puasa serta menambah intensitas ibadah. Salah satu syarat sah dalam berpuasa adalah mengucapkan niat sebelum fajar menyingsing, sebagaimana yang diajarkan dalam berbagai mazhab. Meski terlihat sederhana, namun niat memiliki kedudukan penting dalam menentukan keabsahan ibadah puasa.
Perbedaan mazhab mengenai niat puasa menjadi hal yang menarik untuk dipahami, terutama dalam praktik sehari-hari. Dalam Mazhab Syafi’i, niat harus diperbarui setiap malam sebelum puasa dimulai, sedangkan Mazhab Maliki membolehkan satu kali niat di awal Ramadhan untuk sebulan penuh. Pemahaman ini penting agar ibadah yang dijalankan benar-benar sah dan diterima.
Advertisement
Selain mengetahui bacaan niat puasa, memahami tata cara serta menjaga konsistensi ibadah selama Ramadhan juga sangat penting. Bagaimana niat puasa yang benar, serta bagaimana cara menjaga semangat ibadah hingga akhir bulan suci? Berikut penjelasannya, dirangkum Liputan6, Kamis (27/2).
Advertisement
Niat Puasa Ramadhan: Kapan dan Bagaimana Cara Mengucapkannya
Niat merupakan bagian esensial dari ibadah puasa yang harus dilakukan sebelum fajar, terutama untuk puasa wajib seperti Ramadhan, qada, dan nazar. Dikutip dari laman resmi mui.or.id, sebagaimana diajarkan dalam Mazhab Syafi’i yang mewajibkan niat setiap malam selama bulan Ramadhan agar ibadah tetap sah sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka puasanya tidak sah.
Di sisi lain, Mazhab Maliki memberikan kelonggaran dengan memperbolehkan niat dilakukan hanya sekali di awal bulan Ramadhan, di mana umat Islam cukup berniat pada malam pertama untuk berpuasa selama sebulan penuh, karena puasa Ramadhan dianggap sebagai satu kesatuan ibadah, sehingga tidak perlu mengulang niat setiap harinya jika sudah berniat sejak awal bulan.
Sebagai bentuk kehati-hatian, banyak ulama menyarankan untuk mengikuti pendapat Mazhab Syafi’i dengan tetap memperbarui niat setiap malam, namun tidak ada salahnya juga mengikuti Mazhab Maliki sebagai cadangan jika seseorang lupa berniat di malam hari, sehingga ibadah puasanya tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.
Advertisement
Bacaan Niat Puasa Ramadhan: Arab, Latin, dan Artinya
Agar ibadah puasa sah, umat Islam harus mengetahui dan mengucapkan bacaan niat dengan benar, baik dalam bahasa Arab maupun dengan pemahaman maknanya, sehingga tidak hanya sekadar lafalan tetapi juga memiliki niat dalam hati untuk menjalankan ibadah puasa karena Allah SWT.
1. Berikut bacaan niat puasa Ramadhan yang dianjurkan dalam Mazhab Syafi’i:
- نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
- Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.
- Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”
2. Sedangkan bagi yang ingin berniat sebulan penuh sesuai Mazhab Maliki, bacaan niatnya adalah:
- نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
- Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.
- Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.”
3. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab Asnal Mathalib
- نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
- Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā.
- Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
4. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab I’anatut Thalibin
- نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
- Nawaitu shauma Ramadhāna
- Artinya: “Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”
5. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab I’anatut Thalibin
- نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
- Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna
- Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”
6. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab Asnal Mathalib
- نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
- Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
- Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”
Tata Cara Puasa Ramadhan yang Harus Diketahui
Berikut adalah poin-poin penting terkait puasa Ramadhan yang perlu diperhatikan agar ibadah puasa kita sah dan mendapatkan pahala yang maksimal:
1. Menahan Diri dari Hal-hal yang Membatalkan Puasa:
- Puasa Ramadhan bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus.
- Sejak terbit fajar hingga matahari terbenam, umat Islam harus menghindari makan, minum, dan hubungan suami istri.
2. Hal-hal yang Makruh Selama Puasa:
- Berlebihan dalam berkumur saat berwudhu.
- Mengucapkan kata-kata kotor atau kasar.
- Marah yang tidak terkendali.
- Menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak bermanfaat.
- Meskipun tidak membatalkan puasa, hal-hal ini dapat mengurangi pahala puasa.
3. Hal-hal yang Membatalkan Puasa:
- Makan dan minum dengan sengaja.
- Muntah dengan sengaja.
- Haid atau nifas bagi perempuan.
- Berhubungan suami istri di siang hari.
- Semua hal di atas harus dihindari agar puasa tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.
Dengan memahami dan menghindari hal-hal tersebut, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Advertisement
Tips Menjaga Konsistensi Ibadah Selama Ramadhan
Untuk menjaga semangat beribadah selama bulan Ramadhan, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan agar tetap konsisten dan penuh makna. Berikut adalah beberapa poin penting yang bisa diikuti:
1. Mengatur Pola Makan:
- Mulailah dengan mengatur pola makan yang seimbang saat berbuka dan sahur.
- Hindari makan berlebihan karena dapat membuat tubuh merasa malas dan mengurangi semangat untuk beribadah.
2. Menjauhi Perbuatan Dosa:
- Penting untuk menjaga kebersihan hati dengan menjauhi segala bentuk dosa.
- Dosa dapat menurunkan semangat beribadah dan mengurangi pahala puasa.
- Jaga lisan, pandangan, dan perbuatan agar terhindar dari hal-hal yang tidak baik.
3. Menjaga Keseimbangan Ibadah:
- Lakukan ibadah secara seimbang tanpa berlebihan. Bagilah waktu dengan bijak antara ibadah, istirahat, dan aktivitas lainnya.
- Dengan keseimbangan ini, semangat beribadah tetap terjaga hingga akhir Ramadhan tanpa merasa kelelahan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan ibadah selama bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan lebih konsisten dan penuh makna.
Keutamaan Niat yang Benar dalam Puasa Ramadhan
Niat yang benar dalam ibadah puasa tidak hanya sekadar mengucapkan lafalan, tetapi juga harus disertai dengan kesadaran dalam hati bahwa puasa yang dijalankan adalah karena Allah SWT, sehingga ibadah yang dilakukan memiliki makna dan tujuan yang lebih mendalam.
Selain itu, niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam ibadah, di mana seseorang yang berpuasa dengan niat yang benar akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa setiap amal tergantung pada niatnya.
Keutamaan lain dari niat yang benar adalah sebagai bentuk kesiapan mental dan spiritual dalam menjalankan ibadah puasa, sehingga seseorang bisa lebih fokus dalam menjalankan puasanya dengan penuh kesadaran dan tidak sekadar menjalankan ibadah sebagai rutinitas tanpa makna.
Advertisement
People Also Ask (FAQ)
1. Kapan niat puasa Ramadhan harus dilakukan?
Niat puasa harus dilakukan sebelum fajar menyingsing, sesuai ajaran Mazhab Syafi’i, meskipun dalam Mazhab Maliki diperbolehkan niat sebulan penuh di awal Ramadhan.
2. Apa hukum jika lupa niat puasa Ramadhan?
Menurut Mazhab Syafi’i, puasa seseorang tidak sah jika lupa niat sebelum fajar, tetapi dalam Mazhab Maliki masih dianggap sah jika sudah berniat di awal bulan.
3. Apakah niat puasa harus diucapkan?
Niat cukup dalam hati, tetapi mengucapkannya secara lisan dianjurkan agar lebih menguatkan kesadaran dalam menjalankan ibadah.
4. Bagaimana cara menjaga semangat ibadah selama Ramadhan?
Mengatur pola makan, menghindari dosa, dan beribadah secara seimbang tanpa berlebihan dapat membantu menjaga semangat ibadah sepanjang Ramadhan.
