Jalan Sukses UMKM Rajut Asal Medan, dari Hobi Kini Tembus Pasar Global

Liputan6.com, Jakarta Hobi yang ditekuni dengan serius tidak hanya bisa menjadi bisnis yang menguntungkan, tetapi juga memiliki kekuatan untuk menggerakkan banyak orang. Langkah inilah yang berhasil dijalani Anita M Simamora, pendiri Animers Craft asal Medan yang berfokus pada kerajinan rajut.

Ketertarikan Anita pada seni merajut bermula sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Namun, hobi itu sempat terhenti akibat kesibukan pendidikan dan karier. Setelah memasuki masa pensiun, ia memutuskan untuk kembali menekuni dunia rajut dan bergabung dalam komunitas perajut di Medan.

Apa yang awalnya hanya sekadar kegiatan mengisi waktu luang, perlahan berkembang menjadi usaha serius. Dengan ketekunan dan kecintaannya pada rajut, Anita mulai memasarkan produk-produknya secara bertahap.

Mulanya, Animers Craft hanya menerima pesanan kecil dari teman-teman terdekat. Tetapi seiring waktu, permintaan mulai meningkat, membuka peluang bisnis yang lebih luas.

Produk Animers Craft terdiri dari berbagai jenis, mulai dari tas rajut dengan desain mosaik yang unik hingga gantungan kunci rajut yang sederhana. Setiap produk dibuat dengan tangan secara teliti dan penuh kesabaran, mencerminkan dedikasi tinggi dalam setiap rajutannya.

“Saya pikir, kalau ditekuni dengan serius, rajutan ini bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Saya mulai berjualan, belajar pemasaran, dan mendaftarkan usaha secara resmi,” ujar Anita.

Keuletan Anita membuahkan hasil. Produk Animers Craft kini telah dikenal di berbagai daerah di Indonesia dan bahkan mulai merambah pasar internasional.

Salah satu pencapaiannya adalah berhasil mengirim produk ke Belanda melalui jasa titip seorang teman. Keberhasilan ini menjadi pemantik semangat bagi Anita untuk memperluas jangkauan pasarnya lebih jauh.

Kesempatan besar datang ketika Animers Craft terpilih sebagai peserta dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD, Tangerang yang berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025. Melalui seleksi ketat, usaha Anita berhasil menarik perhatian berkat teknik rajut mosaik yang khas dan tidak banyak dikuasai oleh perajin lain. Keunikan ini membuka peluang lebih besar untuk menembus pasar global, termasuk bertemu dengan calon pembeli internasional.

Acara tersebut mencatat lebih dari 69 ribu pengunjung dan transaksi mencapai Rp40 miliar, dengan kontrak ekspor senilai USD 90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.

“Dengan mengikuti pameran ini, saya berharap bisa menjangkau lebih banyak pembeli internasional sekaligus belajar cara memasarkan produk lokal ke pasar global,” kata Anita.

Keberhasilan ini juga memberikan dampak positif bagi komunitas perajut di Medan, membuka kesempatan bagi lebih banyak perajin untuk terlibat dalam produksi dan memperluas jangkauan pasar mereka.

Di sisi lain, Direktur Commercial, Small & Medium Business BRI, Amam Sukriyanto, menegaskan BRI terus berupaya mendorong UMKM agar naik kelas dan bersaing di pasar global.

“Melalui berbagai program, seperti BRI UMKM EXPO(RT), kami berupaya memberikan akses yang lebih luas bagi pengusaha UMKM untuk bertemu dengan calon pembeli dari luar negeri, sekaligus mendapatkan bimbingan dalam pengembangan bisnis,” ujarnya.

Perjalanan Anita dari sekadar hobi hingga sukses membawa Animers Craft ke panggung internasional menjadi inspirasi bagi banyak pelaku UMKM lainnya. Dengan ketekunan dan dukungan yang tepat, produk lokal pun dapat bersaing di kancah global.