Fakta Puncak Carstensz Pyramid, Gunung Tertinggi Berselimut Salju di Indonesia

Puncak Carstensz Pyramid, gunung tertinggi di Indonesia yang juga bagian dari Seven Summits, menyimpan keindahan salju abadi yang terancam punah akibat pemanasan global; tantangan bagi pendaki dan kekayaan alam Indonesia.

oleh Nurul Diva Diperbarui 02 Mar 2025, 14:19 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 14:19 WIB
Puncak Carstensz
Puncak Carstensz atau Puncak Jaya, di gunung Jayawijaya, Papua merupakan puncak tertinggi di Indonesia. (dok.Instagram @carstenszpyramid/https://www.instagram.com/p/BsTB9qRAqUF/Henry... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Puncak Carstensz Pyramid, atau yang juga dikenal sebagai Puncak Jaya, merupakan gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Keunikan gunung ini terletak pada keberadaan salju abadi di puncaknya, meskipun berada di wilayah tropis yang umumnya bercuaca panas. Fenomena ini menjadikannya sebagai salah satu keajaiban alam yang menarik perhatian para pendaki, ilmuwan, dan pecinta alam.

Namun, perubahan iklim telah menyebabkan salju abadi di Puncak Carstensz semakin menipis. Data menunjukkan bahwa sejak tahun 1970-an, luas gletser di puncak ini mengalami penurunan drastis akibat pemanasan global. Bahkan, para ahli memperkirakan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, es yang menyelimuti puncak tertinggi Indonesia ini dapat menghilang sepenuhnya.

Selain faktor lingkungan, Puncak Carstensz juga memiliki sejarah panjang dalam dunia eksplorasi dan pendakian. Mulai dari penamaan oleh penjelajah Belanda, pendakian pertama oleh ekspedisi Eropa, hingga perubahan namanya menjadi Puncak Jaya. Berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai Carstensz Pyramid yang perlu diketahui, dirangkum Liputan6, Minggu (2/3).

Ditemukan oleh Pelaut Belanda

Merujuk puncakkab.go.id, Puncak Carstensz pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah Belanda bernama Jan Carstenszoon pada tahun 1623. Ia melaporkan bahwa terdapat salju di puncak gunung yang terletak di dekat garis khatulistiwa, sesuatu yang pada saat itu dianggap mustahil oleh banyak orang Eropa. Karena klaimnya ini, banyak yang meragukan kesahihan laporannya hingga akhirnya terbukti beberapa abad kemudian.

Pendakian pertama yang berhasil mencapai padang salju di kawasan ini dilakukan pada tahun 1909 oleh Hendrikus Albertus Lorentz, seorang penjelajah asal Belanda, bersama enam orang dari suku Kenyah yang direkrut dari Kalimantan Utara. Lorentz berhasil membuktikan keberadaan salju di puncak gunung yang kini dikenal sebagai Puncak Jaya dan mengabadikan temuan ini dalam catatan ekspedisinya.

Nama Carstensz Pyramid sendiri tetap digunakan oleh para pendaki hingga saat ini, meskipun secara resmi pemerintah Indonesia telah mengganti namanya menjadi Puncak Jaya pada tahun 1963. Perubahan nama ini dilakukan untuk menghormati Presiden Soekarno, sebelum akhirnya diputuskan bahwa nama resminya adalah Puncak Jaya.

Lebih dari Sekadar Puncak Tertinggi

Di lembah danau Pegunungan Jayawijaya, Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya
Di lembah danau Pegunungan Jayawijaya, Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya. (Dok: Instagram @like_papua @bruchertpastor)... Selengkapnya

Puncak Carstensz terletak di Pegunungan Jayawijaya, Papua, dan merupakan bagian dari Taman Nasional Lorentz yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1999. Kawasan ini memiliki keunikan geografis tersendiri karena termasuk dalam lima pegunungan kars yang masih memiliki salju tropis di dunia.

Selain itu, lingkungan di sekitar Puncak Carstensz kaya akan flora dan fauna endemik yang hanya bisa ditemukan di Papua. Keberadaan pegunungan ini memberikan manfaat ekologi yang besar, termasuk sebagai sumber air bagi masyarakat di sekitarnya. Kondisi alamnya yang ekstrem dengan tebing curam dan temperatur rendah menjadikan kawasan ini salah satu tantangan terbesar bagi para pendaki dunia.

Pegunungan kars yang membentuk Puncak Carstensz juga memiliki peran penting dalam penelitian geologi. Struktur batuan kapur yang mengalami pelarutan oleh air hujan membentuk bentang alam unik yang sulit ditemukan di tempat lain, menambah daya tarik ilmiah dari kawasan ini.

Miliki Jalur Pendakian Tersulit

Pendakian ke Puncak Carstensz bukanlah hal yang mudah dilakukan. Tidak seperti gunung-gunung lain di Indonesia yang memiliki jalur pendakian yang lebih ramah, Carstensz Pyramid memiliki rute yang sangat teknis dengan tebing-tebing terjal yang membutuhkan keterampilan panjat tebing tingkat tinggi. Oleh karena itu, hanya pendaki berpengalaman yang biasanya mencoba mendaki gunung ini.

Akses menuju Puncak Carstensz juga cukup sulit. Jalur pendakian yang paling umum digunakan adalah melalui Ilaga dan Sugapa, yang membutuhkan perjalanan panjang melewati hutan belantara dan medan yang berat sebelum mencapai basecamp pendakian. Selain itu, biaya ekspedisi yang tinggi juga menjadi salah satu faktor yang membuat pendakian ke puncak ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.

Meskipun penuh tantangan, daya tarik Puncak Carstensz tetap besar bagi para pendaki dunia. Statusnya sebagai salah satu dari Seven Summits, yaitu tujuh puncak tertinggi di masing-masing benua, menjadikannya salah satu tujuan utama bagi para pendaki yang ingin melengkapi daftar tersebut.

"Cartenz Pyramid merupakan lokasi pergunungan kars yang memiliki arti penting bagi Indonesia dan dunia. Berdasarkan data pada 1992 salju di Puncak Jaya mencapai areal seluas 3.300 ha. Kars Papua secara umum berada di pematang Perbukitan Tengah yang berketinggian 3000-4.500 dpl." tulis esdm.go.id

Dianggap Sakral oleh Masyarakat Setempat

Bagi masyarakat adat Papua, khususnya suku Amungme, Puncak Jaya memiliki makna spiritual yang mendalam. Mereka menyebut puncak ini sebagai "Nemangkawi Ninggok," yang berarti panah putih, dan menganggapnya sebagai tempat sakral yang harus dihormati. Hubungan erat antara masyarakat lokal dengan gunung ini menjadikan Puncak Carstensz bukan sekadar objek geografis, tetapi juga bagian dari identitas budaya mereka.

Selain memiliki nilai budaya yang tinggi, gunung ini juga menjadi sumber mata pencaharian bagi penduduk sekitar, terutama dalam sektor pariwisata dan ekspedisi pendakian. Meskipun masih terbatas, kunjungan pendaki dari dalam maupun luar negeri membantu meningkatkan ekonomi lokal.

Sebagai salah satu ikon alam Indonesia, Puncak Carstensz tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga simbol penting yang mencerminkan keanekaragaman alam dan budaya Papua. Sayangnya, dengan ancaman perubahan iklim yang terus berlanjut, keberadaan salju abadi di puncak ini semakin terancam dan membutuhkan perhatian lebih dari berbagai pihak.

 

Es Diramalkan Akan Mencair

Saat ini, meskipun Puncak Jaya masih sedikit diselimuti es yang diperkirakan akan mencair, terdapat beberapa gletser di lerengnya, seperti Gletser Carstensz, Gletser Northwall Firn Barat, dan Gletser Northwall Firn Timur. Di sisi lain, gletser yang ada di Puncak Trikora di Pegunungan Maoke telah benar-benar menghilang antara tahun 1939 dan 1962.

Sejak tahun 1970-an, citra satelit menunjukkan bahwa gletser di Puncak Jaya mengalami penyusutan yang cepat. Gletser Meren mencair antara tahun 1994 dan 2000. Pada tahun 2010, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh paleoklimatolog Lonnie Thompson menemukan bahwa gletser tersebut menghilang dengan laju penipisan 7 meter per tahun dan diperkirakan akan punah sepenuhnya.

Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com pada Kamis (7/9/2023), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa salju abadi atau lapisan es di Puncak Jaya Papua terus mengalami penurunan yang signifikan dan menuju kepunahan. Dia menambahkan bahwa fenomena El Nino tahun ini dapat mempercepat proses kepunahan lapisan es tersebut.

Dwikorita mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu lokasi unik di daerah tropis yang memiliki salju abadi. Salju abadi di Puncak Jaya, menurutnya, adalah sebuah keajaiban alam yang menarik perhatian banyak ilmuwan, peneliti, dan pecinta alam. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, dilaporkan bahwa luas area salju abadi ini mengalami penurunan yang signifikan.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Puncak Carstensz:

Mengapa ada salju di Puncak Carstensz yang berada di wilayah tropis?

Meskipun terletak di wilayah tropis, ketinggian Puncak Carstensz yang mencapai 4.884 mdpl menyebabkan suhu udara di puncaknya cukup rendah untuk mendukung keberadaan salju abadi.

Siapa pendaki pertama yang berhasil mencapai Puncak Carstensz?

Pendakian pertama yang berhasil mencapai puncak dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh pendaki Austria, Heinrich Harrer, bersama tiga rekannya pada tahun 1962.

Apa saja jalur pendakian yang umum digunakan untuk mencapai Puncak Carstensz?

Akses yang paling umum digunakan pendaki untuk menuju Carstensz Pyramid ialah lewat Ilaga dan Sugapa.

Bagaimana kondisi salju abadi di Puncak Carstensz saat ini?

Salju abadi di Puncak Carstensz terus menipis akibat pemanasan global dan fenomena El Niño, dengan luas area yang semakin berkurang setiap tahunnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya