Amien Rais: Poros Tengah Sekarang Sulit Sekali

Koalisi Poros Tengah merupakan gabungan dari parpol-parpol Islam.

oleh Tia Fitriyyah diperbarui 30 Mar 2014, 15:39 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2014, 15:39 WIB
amien-5-131230.jpg
Amien Rais berjanji partai yang kini dipimpin Hatta Rajasa akan lebih fokus soal penegakan hukum tanpa tebang pilih, terutama pada kasus korupsi yang saat ini sudah sangat akut. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengungkapkan, koalisi partai Poros Tengah yang dulu digagasnya kini tak mudah diwujudkan. Koalisi Poros Tengah merupakan gabungan dari parpol-parpol Islam.

"Poros Tengah tidak semudah dulu. Dulu lebih mudah, sekarang sulit sekali. Sehingga saya tadi mengatakan boleh berbeda mazhab, beda partai, tapi lihatlah ada hal yang mengganggu kita semua, yaitu ketidakadilan. Padahal 2 pilar kita ini menyuruh adil. Keadilan sosial dan kemanusian yang beradab," kata Amien dalam acara tablig akbar politik Islam, di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Minggu (30/3/2014).

Koalisi Poros Tengah dianggap sulit lantaran, menurut Amien, perubahan saat ini sudah jauh sekali. Ia memaparkan, waktu Soeharto turun dari kursi kepresidenan, kekuatan muda dalam mencengkeram politik tidak sekuat dulu. Sekarang ini, kekuatan muda mencengkeram politik lebih hebat lagi.

"Jadi muda itu menguasai media massa, menguasai sebagian politisi, menguasai anak politik dan lain-lain. Saya tidak menuding siapa pun, tapi saya paham saya ceritakan apa adanya," ungkapnya.

Ia berharap, acara-acara keagamaan dapat menyolidkan hubungan parpol, serta menyeleraskan kepentingan umat dengan kepentingan bangsa bernegara.

"Saya harapannya seperti itu. Kepentingan umat tidak pernah berseberangan dengan kepentingan bangsa. Jadi kalau kita bicara kepentingan umat mesti kepentingan bangsa tersangkut," tukas Amien.

Poros Tengah pernah berjaya era Reformasi. Parpol Islam seperti PAN, PPP, PKB, PBB, Partai Keadilan --kini PKS, Partai Kebangkitan Umat (PKU), dan Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) mengantar Amien Rais menjadi Ketua MPR pada 1999. Setelah itu mengantar Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden yang dipilih anggota MPR.

(Shinta Sinaga)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya