PDIP, Simbol Perlawanan terhadap Orde Baru

Berdasarkan hasil hitung cepat, PDIP unggul dalam perolehan suara.

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 09 Apr 2014, 19:50 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2014, 19:50 WIB
(Lip6petang) pasang surut PDIP
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hasil hitung cepat, PDIP unggul dalam perolehan suara. Dengan hasil ini kemungkinan PDIP akan kembali tampil sebagai partai berkuasa.

Seperti yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (9/4/2014), PDIP sendiri telah lama mewarnai percaturan politik di Indonesia. Berikut ini perjalanan pasang surut partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

Di awal kelahirannya, PDIP menjelma sebagai simbol perlawanan terhadap penguasa Orde Baru. Peristiwa 27 Juli 1996 menjadi puncak pergesekan antara partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dengan penguasa. Amuk massa ini pecah menyusul terjadinya dualisme di tubuh PDI, yakni PDI pimpinan Suryadi yang didukung pemerintah dan PDI pimpinan Megawati.

Seiring bergulirnya era reformasi, PDI pimpinan Megawati berganti nama menjadi PDIP. Besarnya dukungan rakyat pada PDIP membuat partai ini memenangi pemilu pertama di era reformasi yang digelar 1999 dengan meraih 151 kursi di DPR.

Meski menang dalam Pemilu, ternyata tak mudah bagi PDIP untuk berkuasa dalam pergulatan di Sidang Umum MPR 1999. Di sini PDIP gagal mengantarkan Megawati menjadi presiden. Kekuatan partai-partai Islam yang tergabung dalam Poros Tengah tak bisa dibendung Megawati, sehingga ia hanya bisa menjadi wakil presiden mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid.

Peluang Megawati akhirnya untuk menjadi presiden terbuka saat terjadi ketegangan hubungan antara Presiden Abdurrahman Wahid dengan kalangan DPR setelah Gus Dur dilengserkan. Megawati pun menjadi Presiden RI kelima.

Setelah tampil sebagai partai penguasa, masa kejayaan PDIP justru mulai meredup. Ini terlihat dari hasil Pemilu 2004 ketika PDIP turun ke peringkat kedua dengan meraih 109 kursi.

Dalam pemilihan presiden (Pilpres) secara langsung yang pertama kali digelar pada 2004 silam, calon yang diusung PDIP pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi juga kandas. Akhirnya pada Pemilu 2009, PDIP kembali melorot ke posisi ketiga dengan hanya mendapat 95 kursi di DPR.

Namun menghadapi Pemilu 2014, popularitas PDIP kembali terangkat terutama setelah partai ini melahirkan tokoh-tokoh muda yang sangat populer seperti Joko Widodo dan Tri Rismaharini. Dengan dicalonkan sebagai presiden, Jokowi diyakini telah mendongkrak perolehan suara PDIP. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Golkar Kalah di TPS-nya, Ical: Yang Penting Hasil Nasional
Hanura Menang Telak di Kandang Wiranto

Megawati Klaim PDIP Menang di 15 Provinsi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya