Liputan6.com, Jakarta - Kasus pelanggaran HAM yang dituduhkan kepada calon presiden (capres) nomor urut satu, Prabowo Subianto, dianggap tidak akan berhasil untuk menjatuhkan elektabilitasnya.
"Pemilih yang tahu Prabowo menculik aktivis itu cuma 27 persen. Sementara pemilih yang tahu latar belakang Prabowo melanggar HAM itu juga di kisaran 27 persen. Jadi dari sisi awareness, masyarakat yang tahu latar belakang Prabowo soal HAM, terutama dalam penculikan aktivis-aktivis itu kurang dari sepertiga jumlah penduduk," kata peneliti Lembaga Survei Indonesia, Burhanudin Muhtadi, di Serang, Banten, 24 Juni 2014, dalam sebuah seminar.
Hal ini disebabkan karena banyaknya pemilih yang tidak mengetahui latar belakang capres usungan Gerindra dan koalisi merah putih. Ditambah, kelas menengah yang memiliki pendidikan tinggi, kurang peduli terhadap isu pelanggaran HAM.
"Jika dibandingkan dengan survei tiga tahun sebelumnya, jumlah pemilih yang tahu latar belakang Prabowo hanya naik 3 persen," lanjut dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Dirinya pun merasakan hal yang aneh bahwa kelas menengah tidak menganggap penting dan tidak memperhatikan masalah HAM, "Jadi selama tiga tahun terakhir kampanye HAM terkait dengan latar belakang Prabowo itu jalan di tempat," tutup Burhan.
Sebenarnya, belakangan ada upaya untuk mengangakt lagi kasus ini. Mantan Panglima ABRI Wiranto menggelar jumpa pers secara khusus. Ia menjelaskan, penculikan aktivis itu inisiatif Prabowo sendiri.
"Seingat saya pada saat menanyakan langsung kepada Letjen Prabowo saat itu tentang siapa yang memberi perintah (penculikan aktivis), yang bersangkutan mengaku bahwa apa yang dilakukan bukan perintah Panglima. Namun merupakan inisiatifnya sendiri dari hasil analisa keadaan saat itu," ujar Wiranto, Kamis 19 Juni 2014.
Wiranto menjelaskan, institusinya tidak pernah menggunakan pendekatan kekerasan dalam menghadapi demonstrasi.
"Perlu diketahui bahwa kebijakan Panglima saat itu untuk menghadapi para aktivis dan demonstran mengedepankan cara-cara persuasif, dialogis, dan komunikatif, serta menghindari tindakan yang bersifat kekerasan," katanya.
Peneliti: Cuma Sepertiga Pemilih Tahu Prabowo Terlibat Penculikan
"Jadi selama tiga tahun terakhir kampanye HAM terkait dengan latar belakang Prabowo itu jalan di tempat," kata Burhan.
diperbarui 25 Jun 2014, 07:46 WIBDiterbitkan 25 Jun 2014, 07:46 WIB
Calon Presiden nomor urut satu Prabowo Subianto menyambangi sejumlah daerah di Jawa Timur. Di Madura Prabowo mendapat dukungan dari para Kyai dan para santri.
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kisah Lucu Jin Penghuni Sumur Tua Takut Omelan Wanita, Diceritakan Ustadz Das'ad Latif
Ada 80 Gempa Vulkanik Dangkal Gunung Lokon, Warga Dilarang Memasuki Radius Bahaya
Pangeran Harry Kembali Tampil Sendirian Tanpa Meghan Markle, Isu Pisah Makin Santer
3 Dosa Penyebab Meninggal Su'ul Khotimah Menurut Imam al-Ghazali, Na'udzubillah!
Puluhan Rumah di Rokan Hulu Terendam Banjir, Bantuan Sembako Mengalir
Demi Dukung Maarten Paes di Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi Model Top Luna Bijl Datang ke Jakarta
Petaka 3 Penggali Sumur di Banyumas, Nyaris Celaka Gegara Hirup Gas Beracun
Gen ABCC11 Buat Orang Korea Selatan Tidak Bau Badan
Alasan Arsjad Rasjid Gelar Seleknas Panahan Songsong SEA Games 2025 di Kudus
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 19 November 2024
Calon Pimpinan KPK Ini Tawarkan Cara Kerja Gatot Kaca untuk Berantas Korupsi
Jaga Kampanye Akbar, Polisi Dilarang Foto Bersama Calon Bupati Rokan Hulu