Survei IDM: Prabowo 48,4%, Jokowi 34,7%

Elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta terus mengalami peningkatan jelang Pilpres 9 Juli 2014‎ ini.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 03 Jul 2014, 18:49 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2014, 18:49 WIB
prabowo
(ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Liputan6.com, Jakarta - Elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta terus mengalami peningkatan jelang Pilpres 9 Juli 2014‎ ini. Terakhir, hasil survei yang dilakukan Indonesia Development Monitoring (IDM) menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungguli pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Direktur Eksekutif IDM Danit Sasmarwan menyatakan, berdasarkan hasil survei yang digelar dalam rentang waktu 22 hingga 30 Juni 2014, elektabilitas Prabowo-Hatta jauh lebih unggul sebesar 48,4 persen dibanding Jokowi-JK dengan tingkat elektabilitas mencapai 34,7 persen.

"Ada selisih yang cukup tinggi antara pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. ‎Prabowo-Hatta 48,4 persen, sedangkan Jokowi-JK hanya mencapai 34,7 persen, sedangkan yang belum menentukan pilihan sebesar 16,9 persen," ujar Danit di Hotel Whizz, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2014).

Menurut Danit, tingginya elektabilitas Prabowo-Hatta disebabkan oleh adanya harapan masyarakat yang terakhir ini terus meningkat kepada Prabowo-Hatta yang dianggap mempunyai gaya kepemimpinan yang tegas, seperti penegakan hukum, peningkatan keamanan, pemberantasan korupsi, dan memajukan ekonomi kerakyatan.

"Tingginya elektabilitas Prabowo-Hatta juga dikarenakan kemampuan tim sukses Prabowo-Hatta menyosialisasikan sampai ke masyarakat bawah, terutama hingga ke desa-desa," ucap Danit.

Sementara itu, untuk pasangan Jokowi-JK, dinilai kurang memiliki gaya kepemimpinan yang tegas. Hal itu dilihat dari kinerja Joko Widodo selama hampir 2 tahun menjabat gubernur DKI Jakarta dianggap tidak mampu mengatasi berbagai permasalahan seperti macet, banjir, dan penataan kota yang masih semrawut.

"Jokowi dianggap tidak mampu menuntaskan janji-janjinya selama memimpin DKI. Jadi banyak masyarakat yang saat ini sangat kecewa dengan kinerja Jokowi," terangnya.

Selain faktor tersebut, dipilihnya cawapres Jusuf Kalla juga turut mempengaruhi turunnya elektabilitas pasangan Jokowi-JK. Sosok JK dianggap tidak mampu mengimbangi kinerja Jokowi lantaran usianya yang sudah tua.

"Jusuf Kalla yang usianya sudah di atas 72 tahun dinilai masyarakat akan lamban dalam merespons berbagai permasalahan di negeri ini yang butuh keputusan cepat dan tepat. Dengan demikian, elektabilitas Jokowi-JK terus terun," ujarnya.

‎Menurut Danit, salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya elektabilitas Prabowo-Hatta dibanding Jokowi adalah faktor karakteristik kepemimpinan. Terdapat 7 karakter kepemimpinan yang dinilai yaitu kepekaan diri, penguasaan masalah, kecerdasan, kepercayaan diri, integritas, kepribadian, dan motivasi.

Dari 7 hal tersebut, kata Danit, Prabowo Subianto memiliki nilai rata-rata karakter kepemimpinan sebesar 97,38 persen. "Jauh mengungguli Jokowi yaitu sebesar 88,75 persen dan tokoh lainnya sebagai cawapres yaitu Hatta Rajasa 85,92 persen dan 81,35 persen," ucap Danit.

Survei IDM ini dilakukan melalui metode wawancara di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah sampling sebanyak 3.324 responden yang mempunyai hak pilih pada saat Pilpres 2014. Responden diambil secara acak dengan metode systematic random sampling dengan margin error sebesar 1,7 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. ‎ (Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya