Liputan6.com, Solo - Setelah diputuskan Komisi Pemilihan Umum menjadi presiden dan wakil presiden terpilih, tugas selanjutnya untuk Joko Widodo atau Jokowi bersama pasangannya Jusuf Kalla adalah menentukan susunan kabinet. Tapi, sampai saat ini belum ada satu nama pun yang dipastikan masuk dalam susunan kabinet.
Jokowi mengatakan, dirinya memiliki cara sendiri untuk menemukan orang yang tepat mengisi kabinetnya. Jokowi mengaku akan mengerahkan semua jurus yang dimiliki untuk mendapatkan nama terbaik.
"Semua jurus akan saya gunakan, baik lewat partisipasi publik, nanti mencari pemburu bakat gitu lho," kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (26/7/2014).
Proses dimulai dengan membuka semacam kotak saran untuk memunculkan nama yang cocok. Masyarakat juga dapat berpartisipasi menyodorkan nama yang cocok untuk mengisi kursi kabinet. Tim itu diberi nama head hunter.
"Itu masukan dari masyarakat. Kita yang nggak tahu jadi tahu. Misal kita nggak ngerti, tahu-tahu ada nama Bambang. Nah nanti kita cari tahu Bambang itu siapa," jelas Jokowi.
Setelah itu, ada tim transisi yang melakukan penyaringan awal. Nama-nama yang sudah masuk kemudian dikaji. Jokowi mengatakan, tim itu berisi para profesor. Tim itu mulai bekerja sehabis Lebaran hingga 20 Oktober 2014.
"Screening awal. Saya final terakhir," lanjutnya.
Jokowi memastikan pula, tidak ada lelang jabatan dalam pemilih menteri. Sistem itu akan diganti dengan sistem fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan).
"Itu kan orangnya sudah jelas. Kita ini sekarang memburu. Nggak (lelang) tapi fit and proper test-nya iya dong," tandasnya.
Baca juga:
Jadi Presiden Terpilih, Jokowi: Semuanya Ini Tidak Direncanakan
Jokowi: Menteri Itu Harus Mau Melayani, Bukan Dilayani
Jokowi: Menteri ESDM Harus Kuat, Mafianya Banyak