Pengamat: Oposisi Tidak Usah Ditakuti

Alfan berharap agar pada awal masa kepemimpinan Jokowi-JK tidak mengulang apa yang dilakukan pemerintahan Presiden SBY.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 20 Sep 2014, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2014, 08:00 WIB
Ilustrasi Jokowi-JK
Ilustrasi Jokowi-JK (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Alfan Alfian menilai, Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi tidak perlu takut berlebihan terhadap kekuatan parpol yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) atau parpol oposisi.

Selain itu, perihal 16 kursi menteri yang diisi kalangan profesional parpol --yang disebu-sebut untuk kubu Koalisi Merah Putih agar kekuatan oposisi tergembosi-- merupakan langkah yang berlebihan.

"Oposisi itu tidak usah ditakuti. Kalau oposisi itu digembosi seperti tidak akan imbang lagi," kata Alfan di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta Selatan, Jum'at (19/9/2014).

Alfan berujar, sebanyak 16 kursi menteri untuk profesional parpol adalah porsi yang terlalu besar. Dia pun mengaku terkejut mendengar pernyataan Jokowi yang tidak sesuai janjinya terhadap kabinet ramping.

Sehingga menurutnya kabinet Jokowi-JK ini telah menjadi kabinet kompromistis alih-alih zaken kabinet --kabinet yang dipilih siapa saja. "Idealnya kan zaken kabinet, tetapi sayangnya itu hanya dilontarkan pada saat kampanye," ujar dia.

Alfan pun berharap agar pada awal masa kepemimpinannya nanti, Jokowi-JK tidak mengulang apa yang telah dilakukan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudono (SBY), yang terlanjur sudah berjanji namun belum terealisasi.

"Politik itu membuat labirinnya sendiri. Ketika membuat kabinet ini Jokowi membuat labirinnya sendiri yang akhirnya dia akan bingung sendiri untuk ke luar," tandas Alfan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya