Pengamat: Pembentukan Poros Tengah Terbentur Capres

Karena setiap partai memiliki figur. misalnya, PKS ada Anis Matta, PAN pasti Hatta Rajasa, PKB ada Pak Mahfud, Rhoma Irama dan JK.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 17 Nov 2013, 15:28 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2013, 15:28 WIB
hanta-yudha-poros-tengah-131117b.jpg
Jelang Pemilihan Presiden 2014, wacana munculnya Poros Tengah jilid II sebagai bentuk koalisi partai Islam kembali mengemuka. Dalam Pemilu 1999 lalu Poros Tengah dinilai sukses mengantarkan Abdurrahman Wahid dari Partai Kebangkitan Bangsa menjadi presiden mengalahkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meski partainya meraih suara terbanyak.

Namun, pengamat politik Pol-Tracking Institute Hanta Yudha menilai koalisi poros tengah sulit dijajaki lagi karena terbentur persoalan calon presiden. Terlebih, mekanisme pilpres saat ini dilakukan secara langsung memilih figurnya.

"Masing-masing akan mengalami tantangan untuk menemukan figur. Misalnya, PKS ada Anis Matta, PAN pasti Hatta, PKB juga begitu, ada Pak Mahfud, Rhoma Irama. Bahkan belakangan muncul JK. Nama-nama ini agak sulit untuk mempertemukan mereka," ujar Hanta di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (17/11/2013).

Tak hanya itu, Hanta juga menilai meski partai-partai berideologi Islam punya dasar sama tapi tetap saja susah menyatu. Sebab, ada perbedaan persepsi dan kepentingan tiap partai.

"Partai-partai ini secara ideologis memang agak besar, tapi sulit menyatu. Karena masing-masing tantangan berat mereka punya peluang besar tapi samakan persepsi susah," ujarnya.

Meski demikian, Hanta menilai pembentukan poros tengah dapat menjadi magnet elektoral baru bagi masyarakat. Paling tidak, dapat mengangkat lagi isu partai tersebut.

"Bisa membuat barisan baru magnet koalisi dan mampu mengusung nama misal JK-Mahfud," tandas Hanta.

Koalisi Partai Islam

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajak sejumlah partai yang memiliki karakteristik sama, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk berkoalisi di Pemilu 2014.

Wakil Ketua Umum PPP Dimyati Natakusumah menjelaskan, dasar koalisi karena pada awalnya partai Islam terbentuk pecahan dari PPP.
 
"Memang kita mau mengajak koalisi partai Islam, karena kita ingin memilih pemimpin yang bisa diterima umat. Sebenarnya kan partai-partai Islam itu pecahan dari PPP. Jadi kita cuma ajak kembali ke rumah besar umat Islam saja," tukas Dimyati. (Adi/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya