Begini Caranya Mengurangi Risiko Kecelakaan Saat Mudik

Mudik menggunakan sepeda motor ke kampung halaman memang tidak disarankan. Seperti diketahui, kendaraan roda dua ini tidak didesain sebagai kendaraan untuk menempuh perjalanan jauh, terlebih untuk jenis skuter matik atau skutik.

oleh Arief Aszhari diperbarui 14 Jun 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2018, 16:30 WIB
Pemudik Sepeda Motor Padati Pantura
Sejumlah pemudik bermotor melintas di jalur pantura kawasan Indramayu, Jawa Barat, Minggu (2/7). Lebaran H+7, arus balik pemudik yang mengendarai sepeda motor mulai terlihat memadati jalur pantura. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Mudik menggunakan sepeda motor ke kampung halaman memang tidak disarankan. Seperti diketahui, kendaraan roda dua ini tidak didesain sebagai kendaraan untuk menempuh perjalanan jauh, terlebih untuk jenis skuter matik atau skutik.

Namun, dengan alasan efisiensi, masih banyak pemudik yang nekat membawa sepeda motor untuk mudik.

Dijelaskan Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), Edo Rusyanto, pemudik yang menggunakan motor memang meningkat. Namun, hal tersebut harus diimbangi dengan penurunan kecelakaan. Salah satunya dengan melakukan manajemen perjalanan.

"Jadikan mekanisme perjalanan sebagai kebutuhan. Manajemen perjalanan atau manajemen keselamatan sendiri memang terbagi menjadi beberapa tahapan," ucap Edo saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Edo mengatakan, tahapan pertama, sudah pasti persiapan sebelum melakukan perjalanan jauh untuk mudik Lebaran.

"Persiapan ada dari fisik pengendaranya, yaitu harus istirahat minimal tidur delapan jam, itu wajib dilakukan. Kedua, kendaraannya mulai dari ban, rantai, rem, bahan bakar, hingga ke komponen terkecil sekali pun seperti tutup pentil sudah diperiksa," ucap Edo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Setelah melakukan persiapan, tahapan yang paling penting selanjutnya adalah di perjalanan. Paling atas atau penting yang harus diperhatikan, kata Edo, adalah ritme istirahat ketika melakukan perjalanan jauh.

"Istirahat harus dua jam sekali, dengan asumsi tulang belakang manusia itu menanggung beban lebih berat saat berkendara, ditambah membawa barang," katanya.

Selain itu, dari segi psikologis, manusia tidak akan bisa mengontrol emosinya saat melakukan kegiatan yang monoton (berkendara), jadi sangat penting melakukan pola istirahat yang benar.

"Tips lain, jangan bawa barang berlebihan. Kalau bisa, dikirim saja barangnya. Mending bayar biaya pengiriman sekian ribu, dibanding harus menanggung risiko kecelakaan lebih besar," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya