Liputan6.com, Jakarta Mencari berkah di bulan Ramadan sering dikaitkan dengan menjalankan ibadah puasa. Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan rahmat. Pada bulan suci ini segala amalan baik akan dilipat gandakan pahalanya. Bulan Ramadan juga dipercaya sebagai ajang pelebur dosa lewat mencari berkah di bulan Ramadan.
Mencari berkah di bulan Ramadan sebenarnya tak hanya sekadar menjalankan ibadah puasa. Banyak amalan dan perbuatan yang dapat dilakukan untuk mencari berkah di bulan Ramadan. Menjalankan amalan puasa Ramadan dapat menjadi kegiatan mencari berkah di bulan Ramadan.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya puasa, pahala bulan Ramadan bisa didapatkan dari amalan lain seperti sedekah, membaca Alquran, berzakat, dan amalan lainnya. Hanya dengan melakukan amalan-amalan tersebut, kamu sudah mendapat limpahan pahala bulan Ramadan.
Nah, jika kamu ingin mencari berkah di bulan Ramadan berlebih di bulan suci ini, banyak hal yang dapat dilakukan. Berikut kegiatan mencari berkah di bulan Ramadan selain puasa yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (11/5/2019).
Salat Malam
Pada malam tiap bulan Ramadan, umat Muslim juga dianjurkan untuk melakukan ibadah salat malam atau yang biasa disebut dengan salat Tarawih. Salat Tarawih dilakukan usai salat isya dan dapat dilakukan secara sendiri atau berjamaah.
Pahala dari salat tarawih dijelaskan pada hadis Rasul yang berbunyi:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa melakukan qiyam Ramadan (salat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (Hadis Riwayat Bukhari nomor 37 dan Muslim nomor 759)
Salat tarawih merupakan ibadah yang dilakukan oleh Nabi SAW di malam bulan Ramadhan. Salat ini bisa dilakukan di rumah sekalipun. Terdapat beberapa praktik tentang jumlah raka’at dan jumlah salam pada salat tarawih ini.
Pada masa Nabi Muhammad, shalat tarawih hanya dilakukan tiga atau empat kali saja, tanpa ada satupun keterangan yang menyebutkan jumlah raka’atnya. Mungkin kamu juga banyak mendengar perbedaan tentang salat tarawih ini, namun agar tetap menjalankan amalan ini kamu bisa mengikuti ulama yang sudah memilih mazhab yang sesuai.
Advertisement
Membaca Alquran
Ramadan merupakan bulan yang mulia. Pada bulan ini, Alquran diturunkan. Seperti yang disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 185,
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan (pembeda)."
Membaca Alquran di bulan Ramadan akan menambah pahala yang berlimpah. Membaca Alquran juga merupakan sunah Rasul yang dikerjaan saat Ramadan. Hal ini tertuang pada hadits:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari)
I’tikaf
I’tikaf dalam konteks ibadah Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya. Iktikaf yang disyariatkan ada dua macam yaitu iktikaf sunah dan wajib.
Iktikaf sunnah adalah iktikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri dan mengharapkan ridha Allah SWT seperti iktikaf 10 hari terakhir pada bulan Ramadan. Sementara Iktikaf wajib adalah iktikaf yang dikarenakan bernazar (janji). Selain memperoleh pahala, itikaf juga menciptakan suasana hati yang tenang dan nyaman.
Itikaf saat bulan Ramadan dijelaskan dalam hadis:
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Advertisement
Berzakat fitrah
Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadan, paling lambat sebelum orang-orang selesai menunaikan Salat Idul fitri. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan pada orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum salat, maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah salat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah." (Hadis Riwayat Abu Daud nomor 1609 dan Ibnu Majah nomor 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)
Perbanyak Sedekah
Rasulullah pernah bersabda bahwa waktu terbaik untuk bersedekah ialah di bulan Ramadhan. Sebab di bulan Ramadan kamu bisa merasakan, bahwa tidak semua orang mendapat kemudahan seperti yang kamu miliki. Sedekah membuat orang lebih dapat bersyukur atas apa yang telah dimilikinya.
Amalan bersedekah pada bulan Ramadan tertuang pada hadis berikut:
Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah.
Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Alquran kala itu.
Advertisement