Sumiyatun Wafat di Pesawat, Kemenag Siapkan Badal Haji

Calon haji Sumiyatun wafat karena serangan jantung saat berada dalam pesawat, pada Minggu (7/7/2019).

oleh Nurmayanti diperbarui 08 Jul 2019, 21:27 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2019, 21:27 WIB
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Arsyad Hidayat. Darmawan/MCH
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Arsyad Hidayat. Darmawan/MCH

Liputan6.com, Madinah - Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) memastikan segera memasukkan calon haji Sumiyatun binti Sawi yang meninggal dunia di atas pesawat, dalam daftar penerima badal haji. 

Sumiyatun wafat karena serangan jantung saat berada dalam pesawat, pada Minggu (7/7/2019). Almarhumah berasal dari Desa Godog, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, yang tergabung rombongan 5 kloter 2 Embarkasi Solo.

Adapun pelaksanaan badal haji akan dilakukan petugas di Arab Saudi. "Saya sudah langsung mencatat yang meninggal dunia setelah sampai di Tanah Suci akan kita masukkan ke dalam daftar peserta badal haji," jelas Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Arsyad Hidayat di Madinah, Senin (8/7/2019).

Saat ini, jenazah masih berada di rumah sakit. Seluruh dokumen jemaah seperti paspor, telah diserahkan kepada Muasasah Adila, selaku penanggung jemaah haji selama di Madinah.

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi akan mengeluarkan surat izin pemakaman. Di mana sebelum ini, turut disampaikan informasi kepada pihak keluarga jemaah haji yang wafat di Tanah Air terkait pemakaman.

Adapun proses berikutnya untuk pemandian, shalat, hingga penguburan dilakukan Muasasa. "Semua proses itu dilakukan seluruhnya gratis tidak ada biaya apapun," ujar dia.

Dia pun meminta keluarga jemaah yang meninggal tidak perlu khawatir. Pemerintah segera mengurus berbagai hal terkait dengan hak almarhumah, seperti dokuman yang bisa dipakai keluarga di Tanah Air.

 

 

Hindari Kaki Melepuh, Jemaah Haji Diingatkan Selalu Pakai Alas Kaki Saat

Jemaah Haji Indonesia Tiba di Hotel. Darmawan/MCH
Jemaah Haji Indonesia Tiba di Hotel. Darmawan/MCH

Jemaah haji diimbau memperhatikan kesehatan agar ibadah hajinya berjalan dengan lancar. Salah satunya, selalu menyiapkan alat pelindung diri saat keluar hotel di Madinah.

Suhu yang berkisar 45 derajat pada siang hari, dinilai cukup ekstrim bagi tubuh orang Indonesia yang terbiasa hanya merasakan suhu kisaran 30 derajat celcius. Kondisi panas rentan mempengaruhi kesehatan jika tidak diantisipasi.

"Bawa payung, topi, masker atau apapun yang dapat melindungi diri dari paparan sinar matahari. Usahakan menyemprot wajah dengan air sesering mungkin. Jangan lupa banyak minum air putih yang tersedia di tiap tempat untuk mencegah dehidrasi," ujar Komandan Tim Gerak Cepat (TGC) PPIH Arab Saudi 2019 dr Erwinsyah Erick di Madinah, Senin (9/7/2019).

Seperti di Masjid Nabawi. Suhu panas membuat lantai yang ada di luar masjid ikut panas. Jemaah diingatkan harus tetap memakai alas kaki dan baru melepasnya saat benar-benar berada di depan pintu masjid.

"Jangan membuka alas kaki sebelum pintu masjid karena khawatir kakinya melepuh. Amankan alas kaki, jangan sampai hilang. Kami siapkan juga sandal untuk antisipasi jemaah yang hilang sandal," jelas dia. 

Penggunaan alas kaki sangat penting, karena penyembuhan kaki yang melepuh membutuhkan waktu lama dan bisa mempengaruhi proses ibadah para jemaah.

"Kaki jadi melepuh karena menginjak lantai yang panas. Untuk pulih butuh 5-10 hari. Kan kasihan jadi tidak bisa beribadah dengan maksimal," kata dia di Madinah.

Dia ikut menginfokan jika TGC bersinergi dengan tim perlindungan jemaah (linjam) dan unsur lain siap memberikan layanan bagi jemaah di Masjid Nabawi. Pos seksus Nabawi sendiri berada di samping arah pintu masuk 21.

"Tim posisinya menyebar. Kami saling komunikasi jika ada kejadian," ucapnya.

Tonton Video Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya