8 Kebiasaan Makan Tak Sehat Saat Puasa, Segera Hindari

Kebiasaan makan tak sehat saat puasa harus segera dihindari agar kamu terhindar dari penyakit.

oleh Husnul Abdi diperbarui 26 Apr 2020, 07:40 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2020, 07:40 WIB
Kebiasaan Makan Tak Sehat saat Puasa
Kebiasaan Makan Tak Sehat saat Puasa / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan makan tak sehat saat puasa harus segera dihindari agar kamu terhindar dari penyakit. Kebiasaan makan yang buruk di bulan puasa, serta kesalahan dalam memilih makanan berbuka dan sahur, malah bisa menghilangkan manfaat puasa terhadap kesehatan. 

Selama berpuasa, waktu kamu untuk melakukan kegiatan pun harus berubah. Mulai dari waktu makan hingga jadwal berolahraga jadi berubah. Untuk itu, kamu harus memperhatikan kebiasaan yang tidak sehat saat puasa agar terhindar dari penyakit.

Kebiasaan makan tak sehat saat puasa malah menghilangkan manfaatnya yang sangat baik. Padahal, berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus saja, puasa memiliki banyak manfaat dalam kesehatan, salah satunya adalah meningkatkan kinerja sistem pencernaan dalam tubuh.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/4/2020) tentang kebiasaan makan tak sehat saat puasa

Melewatkan Sahur dan Langsung Tidur setelah Sahur

Ilustrasi Sahur
Ilustrasi Sahur (Ilustrasi/iStockphoto)

Melewatkan Sahur

Kebiasaan makan tak sehat saat puasa yang pertama adalah tidak melaksanakan sahur. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, bau mulut, hingga masalah pencernaan.

Bangun untuk sahur dan makan yang cukup akan memberi tubuh kamu energi untuk siang hari saat berpuasa. Makanan yang masuk saat sahur akan membantu tubuh kamu untuk mendapatkan nutrisi selama beberapa jam ke depan.

Langsung Tidur setelah Sahur

Langsung tidur setelah sahur juga merupakan salah satu kebiasaan makan tak sehat saat puasa. Bahkan jika kamu tidak benar-benar tidur, sekadar berbaring di atas kasur atau sofa setelah makan saja bisa memicu gejala maag.

Rasa kantuk tak tertahankan usai sahur biasanya membuat orang akan langsung tidur usai sahur dan salat subuh. Sayangnya, kebiasaan ini dapat menyebabkan asam lambung kamu naik ke kerongkongan. Kondisi ini menyebabkan muncul masalah pada saluran cerna atas.

Setelah selesai sahur sebaiknya kamu jangan langsung tidur. Tunggulah 2-3 jam setelah makan, agar makanan yang kamu konsumsi dapat dicerna tubuh dengan baik.

Makan Berlebihan saat Berbuka dan Berbuka dengan Makanan Berminyak

berbuka puasa
berbuka puasa | pexels.com/@mentatdgt-330508

Makan Berlebihan saat Berbuka

Makan terlalu banyak saat berbuka puasa dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan seperti diare, muntah-muntah, nyeri perut akut, dan radang perut. Ketika berbuka puasa, kamu harus memperlakukan perut dengan hati-hati, salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan kecil seperti kurma sebanyak 2-3 buah, beserta segelas air putih.

Hal ini tentunya akan lebih buruk lagi jika kamu mengonsumsi makanan-makanan yang tidak sehat seperti makanan berminyak dan mengandung gula.

Berbuka dengan Makanan Berminyak dan Mengandung Banyak Gula

Makanan yang digoreng mengandung minyak yang tinggi sehingga akan sulit dicerna oleh tubuh, apalagi saat kamu memakan makanan tersebut saat pertama berbuka puasa. Apalagi jika kamu makan makanan manis saat berbuka puasa.

Asupan gula memang baik untuk mengembalikan energi tubuh yang hilang seharian. Namun, kamu sebaiknya tak makan secara berlebihan. Lonjakan gula dapat mengancam kamu terkena penyakit diabetes. Selain itu, gula berlebih juga dapat membuat kamu mengantuk, sehingga tidak dapat berkonsentrasi saat ibadah tarawih.

Gunakan pemanis alami seperti madu atau gula dari tebu atau makanlah buah-buahan untuk pengganti makanan atau minuman manis. Makanan atau minuman manis akan lebih cepat dicerna, dan hal itu akan membuat kamu lebih cepat merasa lapar.

Minum Minuman Berkafein dan Sahur dengan Makanan Berlemak

Sahur
Ilustrasi Momen Sahur Credit: pexels.com/pixabay

Minum Minuman Berkafein saat Sahur dan Berbuka

Minum teh atau kopi saat sahur akan mengakibatkan hilangnya air (dehidrasi) dan akan cepat menimbulkan rasa lapar. Kafein yang terkandung dalam teh dan kopi dapat menyebabkan sakit kepala. 

Orang yang berpuasa harus mengisi tubuhnya dengan air putih saat sahur maupun ketika berbuka untuk mengurangi dehidrasi. Namun, terlalu banyak minum air juga tidak baik, karena akan mencairkan asam lambung, menyebabkan kembung dan mengganggu pencernaan.

Sahur dengan Makanan Berlemak

Ketika sahur, biasanya kamu menginginkan menu yang super lezat dan serba daging, dengan anggapan agar lebih kuat menjalankan puasa. Namun, sebaiknya kamu memastikan dalam menu sahur terdapat lima zat gizi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Untuk lemak sendiri porsi yang disarankan adalah 20-30 persen dari satu porsi makanan sahur.

Pilih menu karbohidrat kompleks dan makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah secara lambat tapi tahan lama agar kamu pun merasa kenyang lebih lama. Menu yang bisa kamu pilih misalnya nasi merah dan gandum. Selain itu, perbanyak porsi sayur dan buah yang mengandung banyak serat.

 

Mengonsumsi Karbohidrat Berlebihan saat Sahur dan Merokok setelah Buka Puasa

Puasa
Ilustrasi Puasa Credit: pexels.com/fauxels

Mengonsumsi Karbohidrat Berlebihan saat Sahur

Karbohidrat akan berubah menjadi gula dan akan bereaksi pada tubuh setelah kamu selesai makan. Mengandalkan makanan karbohidrat olahan untuk energi, terutama saat sahur, dapat menyebabkan lonjakan insulin dan kenaikan berat badan, terutama di sekitar hulu hati.

Mengandalkan terlalu banyak karbohidrat saat sahur akan menyebabkan kamu menginginkan lebih banyak gula dan juga meningkatkan rasa lapar di sore hari sebelum waktunya berbuka. 

Jika kamu memakan karbohidrat, akan sangat baik untuk mengimbanginya dengan makanan kaya akan protein. Mengandalkan protein seperti ayam, ikan, udang, daging, dan keju akan membantu menjaga perbandingan otot dan lemak dalam tubuh tetap sehat pada akhir bulan Ramadan nanti.

Merokok setelah Buka Puasa

Pada saat berpuasa, tubuh sangat membutuhkan oksigen untuk metabolisme tubuh. Jika fungsinya terhambat oleh karbondioksida, maka kamu akan menderita badan lemas dan berisiko terkena anemia.

Selain itu, tar yaitu  zat yang terkandung dalam rokok, dapat mengakibatkan darah orang yang berpuasa semakin kental.

Zat ini bersifat lengket dan menempel pada dinding pembuluh darah, sehingga orang yang berpuasa akan mengalami kekurangan cairan. Ginjal pun akan dipaksa untuk bekerja lebih berat. Jadi, yang terbaik adalah meninggalkan rokok dan menjalankan pola hidup sehat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya