Penjelasan Buya Yahya soal Kiamat pada 15 Ramadan

Beredar isu kiamat yang akan terjadi pada 15 Ramadan tahun ini yang bertepatan dengan hari Jumat, 8 Mei 2020.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 06 Mei 2020, 14:20 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 14:20 WIB
[Bintang] Gokil! NASA Bentuk Tim Khusus untuk Cegah Kiamat
Ilustrasi asteroid mendekati Bumi. (Via: telegraph.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Beredar isu kiamat yang akan terjadi pada 15 Ramadan tahun ini yang bertepatan dengan hari Jumat, 8 Mei 2020. Hal ini disebut berdasarkan riwayat sahabat Nabi yakni Abdullah bin Mas'ud. Ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:

Bila terdengar suara dahsyat terjadi pada bulan Ramadan, maka akan terjadi suatu huru-hara pada bulan Syawal, semua suku akan saling berselisih pada bulan Zulqa’dah, pertumpahan darah terjadi pada bulan Zulhijah dan Muharam, dan apa itu Muharam?"

“Pada bulan itu banyak manusia yang terbunuh.” Rasulullah sampai mengulangnya tiga kali. Para sahabat pun bertanya, “Suara dahsyat apa itu, Rasul?” Rasulullah menjawab, “Suara keras yang terjadi pada pertengahan bulan Ramadan, yaitu tepatnya malam Jum’at, itu suara dahsyat yang nanti akan mengagetkan orang-orang yang sedang tertidur, membuat orang yang berdiri menjadi duduk, para wanita terhempas keluar dari kamarnya, pada malam Jum’at di tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi."

"Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh di hari Jumatnya, maka masuklah ke dalam rumah, kunci pintu rumah, tutup lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut, tutuplah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara dahsyat, maka agungkanlah Allah dengan bersujud, dan berdoa subhanal quddus, subhanal quddus, rabbunal quddus. Orang yang melakukan hal tersebut itu akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan celaka.”

Menanggapi hal tersebut, pendiri Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Buya Yahya mengatakan hadits tersebut belum dihukumi, sehingga riwayat tersebut tidak dibenarkan.

"Perbanyaklah sujud dan zikir tanpa harus menunggu dentuman tersebut. Tanpa menunggu suara tersebut karena kematian bisa datang bukan pada pertengahan Ramadan, tapi bisa esok hari," jelasnya di laman YouTube resminya, Al Bahjah.

Buya Yahya pun mengatakan, ada hal yang lebih penting terkait kiamat ini. Sebab kiamat paling dekat adalah kematian.

"Kita perlu meningkatkan kualitas diri kita, kebaikan kita. Ya kiamat akan tiba, tapi kiamat pribadi juga ada, yakni kematian kita. Kalau kita meninggal, enggak ada artinya dunia ini," ujarnya.

 

Pendapat para ahli hadits

Jadwal Imsak Hari Ini
Niat Puasa Ramadan / Sumber: iStockphoto

Terkait riwayat Hadits tentang Dukhan atau salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi pada 15 Ramadan nanti, Buya Yahya menyampaikan bahwa tak ada hadist sahih yang menjelaskan hal itu.

"Kesimpulannya, para pakar hadits seperti Ibnu al-Djauzi, Zahabi dan Uqaili, mengatakan riwayat itu tidak dibenarkan. Bahkan berhati-hatinya para ulama itu kalau melihat hadits, ada kalimat 'Barangkali benar'. Seandainya benar pun, tidak perlu kita mengeruhkan keadaan dan menakut-nakuti seperti itu," katanya.

 

 

Persiapan menjelang kiamat

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

"Sama seperti kita mempersiapkan kiamat, bencana yang dijanjikan seandainya ada dalam hadis, kita enggak perlu membawa diri kita dalam kekhawatiran terus-menerus yang tiada hentinya. Tapi jika itu datang, saya di kelompok yang mana?" terang Buya Yahya.

Dalam hal ini, Buya Yahya menegaskan, apakah kita ahli iman atau bukan, sehingga sebaiknya fokus pada perbaikan diri kita. "Hari kiamat akan datang kok, lebih dekat malah dari itu, kematian akan tiba. Jadi enggak perlu membawa riawat yang sebagian besar ulama katakan tidak benar."

"Saat ini kita perlu ketenangan batin, jangan sampai ditambah takut (karena isu kiamat ini). Tawakal, ikhtiar. Jika ada (isu) seperti itu, kita serahkan saja pada Allah. Apakah akan terjadi pada Ramadan sekarang atau yang akan datang, hanya Allah yang tahu," katanya.

"Kalau saat ini kita benar dan serius dengan Allah. Di saat datang imam mahdi, kita akan jadi pasukannya. Di saat mati, kita khusnul khotimah. Di saat kiamat kita akan menemukan kebaikan saat itu. Itu saja yang kita persiapkan. Bukan cuma takut, kematian itu apa sih, kematian itu kapan dan sebagainya. Tapi bagaimana kita mempersiapkan diri di alam barzah, setelah mati itu apa? Itu yang diingat," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya