Strategi Pedagang Pasar Jaga Stabilitas Harga Pangan Jelang Lebaran

Sejumlah harga bahan pangan sering kali naik jelagn Lebaran. Hal ini juga yang sampai saat ini dikhawatirkan konsumen.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2021, 12:30 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2021, 12:30 WIB
Pedagang beras di pasar tradisional Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pedagang beras di pasar tradisional Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

 

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah harga bahan pangan sering kali naik jelagn Lebaran. Hal ini juga yang sampai saat ini dikhawatirkan konsumen.

Meski demikian, para pedagang pasar punya strategi agar pada lebaran tahun ini tidak ada lonjakan harga pangan yang terlalu tinggi.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI), Ferry Juliantono punya strateginya. Itu adalah dengan menghubungkan langsung antara pedagang pasar dengan produsen bahan pokok. Memutus rantai distribusi yang panjang agar harga lebih terjangkau dan pedagang pasar mendapat untung yang cukup.

"Pasokan ini harus langsung dari produsen ke pedagang pasar agar harganya lebih terjangkau," kata Ferry, seperti ditulis Kamis (22/4/2021).

Dia menjelaskan, selama ini setiap kali menghadapi hari-hari besar harga pasokan diatur pihak ketiga. Pihak yang menjembatani antara produsen dan pedagang di pasar.

Permainan harga dimainkan pihak ketiga. Mengurangi pasokan dengan melakukan penimbunan agar harga produk bahan pangan menjadi tinggi saat dibeli pedagang pasar. Manisnya permintaan tinggi dari masyarakat tak dirasakan pedagang pasar.

"Selama ini harga dimainkan pihak ketiga, untung yang diambil pedagang relatif kecil sekali," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Harga Gula Pasir

gula-pasir
Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kesepakatan pembatasan harga eceran gula pasir atau gula kristal putih bakan dilaksanakan bulan depan oleh pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia mencontohkan harga satu kilogram gula pasir yang pernah dijual pedagang pasar seharga Rp 16.000. Sedangkan harga yang dijual toko ritel lebih murah yakni Rp 12.000 per kilogram.

Perbedaan harga tersebut karena ritel membeli langsung kepada produsen. Sementara pedagang pasar membeli dari pihak ketiga.

Untuk itu dia mengusulkan agar koperasi pasar bekerja sama langsung dengan koperasi unit daerah pemasok atau pabrikan. Sehingga pedagang bisa mendapatkan harga produk yang lebih murah untuk selanjutnya dijual ke pembeli dengan harga terjangkau.

"Maka kita harus langsung beli dari KUD saja. Bekerja sama dengan KUD induk yang ada di pasar," kata dia mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya