Liputan6.com, Jakarta - Di Indonesia, berbuka puasa Ramadan identik dengan berbagai hidangan, terutama yang bercita rasa manis. Dipercaya, hidangan manis mampu mengembalikan energi tubuh. Namun, ahli gizi masyarakat dr Tan Shot Yen mengingatkan kembali bahwa prinsip berbuka puasa adalah membatalkan puasa, bukan 'menunaikan semua daftar godaan makanan saat berpuasa'.
Minum air dan mengonsumsi beberapa butir kurma, kata Tan merupakan cara paling ideal untuk berbuka puasa. Tan menyebut, hal itu sesuai sunah Nabi.
Baca Juga
"Berbuka puasa itu prinsipnya adalah membatalkan puasa," ucap Tan, mengutip video Antara.
Advertisement
"Nah, membatalkan puasa yang paling penting, yang paling utama adalah rehidrasi," lanjutnya.
Tan menjelaskan, alih-alih teh manis, kopi atau soft drink, air menjadi pilihan ideal berbuka puasa karena yang paling mudah diserap tubuh untuk mengembalikan cairan tubuh manusia usai berpuasa selama belasan jam.
"Sedangkan kalau Anda menggunakan teh hangat, teh manis dan sebagainya, kelihatannya nyaman di lidah tetapi mohon maaf teh itu sifatnya diuretik," ucap Tan. Diuretik yakni kondisi ketika tubuh jadi lebih mudah mengeluarkan cairan.
Â
Simak Juga Video Berikut Ini
Berbuka puasa sesuai sunah Nabi
Sementara, asupan manis yang ideal ketika berbuka adalah kurma, bukan berbagai makanan manis lainnya. Seperti diketahui, kurma memiliki banyak manfaat kesehatan.
"Jadi alangkah baiknya kalau Anda berbuka sesuai dengan sunah nabi, yang terbaik paling praktis Anda minum air lalu dengan beberapa butir kurma. Berbuka puasa itu adalah membatalkan puasa, bukan menunaikan semua daftar godaan di dalam bulan puasa," ungkap Tan.
Advertisement