Memaknai Idul Fitri di Masa Pandemi Covid-19

Larangan mudik, salah satu kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19 saat menjelang Hari Raya Idul Fitri tiba.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2021, 11:45 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 11:45 WIB
Ilustrasi Idul Fitri, Idulfitri, Lebaran, Islami
Ilustrasi Idul Fitri, Idulfitri, Lebaran, Islami. (Gambar oleh john peter dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Menjadi hikmah tersendiri merayakan Hari Raya Idul Fitri dalam situasi pandemi Covid-19. Suasana kebersamaan dan penuh kebahagiaan yang biasa dirasakan umat muslim di seluruh dunia, untuk sementara harus dijalani dengan penuh keterbatasan dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Bagi Indonesia sendiri, budaya mudik yang kerap dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri pun kini telah dilarang pemerintah. Karena dikhawatirkan bisa menimbulkan persoalan ketika jutaan orang secara bersamaan melakukan mudik.

Seperti dikektahui, kebijakan larangan mudik tengah berjalan yang dimulai pada 6 Mei hingga 17 Mei mendatang. Hal ini guna menekan peningkatan kasus baru Covid-19 di Tanah Air. 

Perayaan Idul Fitri penting lainnya adalah Sholat Id. Berjamaah di masjid atau lapangan menjadi momen paling berarti bagi umat Islam. Meskipun hukumnya sunah banyak orang yang memang menganggapnya sangat penting, mengingat penyelenggaraan hanya setahun sekali. Mereka yang malas menjalankan sholat rawatib atau sholat Jumat pun tak akan meninggalkan sholat Id.

Silaturahim, salah satu ciri khas Idul Fitri lainnya yang kerap dilakukan di Tanah Air. Pada saat itu, semua siap untuk dikunjungi tanpa perlu membuat janji atau datang tanpa perlu bertanya. Secara etika, yang muda diharapkan mengunjungi mereka yang lebih tua.

Semua orang berusaha menciptakan kesan terbaik. Baju-baju baru dibeli untuk menyambut tamu atau untuk berkunjung ke sanak-famili; kue-kue lezat disiapkan sebagai suguhan; rumah yang biasanya berantakan, dirapikan menjelang Lebaran.

Idul Fitri menjadi telah menjadi momen perayaan terbesar di Indonesia. Berbagai prosesi ibadah dan pertemuan dengan intensitas yang tinggi ini menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan kasus Covid-19, karena itu pemerintah melarang mudik dengan melakukan penyekatan di berbagai tempat yang biasanya menjadi jalur transportasi pemudik.

Kekhawatiran ini beralasan setelah melihat perayaan agama di India yang kemudian menimbulkan tsunami Covid-19 yang membuat pemerintah India sampai kewalahan mengatasinya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Idul Fitri di Tengah Pandemi Mengubah Kebiasaan

Mengingat kondisi saat ini, semua tradisi yang biasa dilakukan selama Idul Fitri harus bisa dimodifikasi. Meski ada rasa ketidaknyamanan jika lebaran dilalui tanpa mudik. Terlebih bagi mereka yang hanya punya kesempatan pulang ke kampung halaman saat Idul Fitri karena tuntutan pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan.

Pandemi, saat ini memang memaksa telah mengubah kebiasaan baik individu ataupun kelompok. Di sinilah teknologi hadir dan berperan sangat penting agar bisa mempertemukan yang jauh dan mendekatkan jarak. Komunikasi lewat internet atau media sosial bisa dilakukan. 

Yang menjadi perhatian pembukaan lokasi wisata selama Lebaran. Ini menjadi kekkhawatiran untuk kasus penularan Covid-19 yang baru.

Hal lain seperti tunjangan hari raya (THR) harus diperhatikan. Sekalipun dunia usaha sedang mengalami masa sulit, tetapi THR merupakan kewajiban yang harus dibayarkan. 

Bagi mereka yang mendapatkan THR, perlu hati-hati dalam mengelola keuangan di tengah pandemi. Jangan sampai ada di antara kita yang kemudian bangkrut pascalebaran karena hanya ingin tampil istimewa. Bahkan yang cerdas finansial, THR lebaran akan digunakan untuk menambah tabungan atau aset yang bermanfaat di masa depan.

Meski kasus Covid-19 di Tanah Air kini telah mengalami penurunan, namun kewaspadaan tidak boleh diturunkan.

 

Daffa Haiqal 

 

Sumber: Nu.or.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya