Buka Puasa Ramadhan dengan Makanan dan Minuman Manis, Begini Penjelasan Dokter Gizi

Apa alasan makanan manis jadi pilihan favorit berbuka puasa?

oleh Ika Defianti diperbarui 12 Apr 2022, 17:05 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2022, 17:05 WIB
JOURNAL_ Diabetes Mencari Target si Manis
Diabetes Mencari Target si Manis (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Kurma, kolak pisang, aneka minuman manis dingin, hingga gorengan merupakan menu buka puasa favorit masyarakata Indonesia. Jenis takjil seperti ini sangat dicari saat jelang waktu berbuka puasa.

Anjuran untuk berbuka puasa dengan yang manis sepertinya memang telah begitu melekat pada masyarakat.

Tak heran, kondisi ini pun dimanfaatkan menjadi peluang bisnis oleh para penjual makanan. Tentu saja jenis makanan dan minumannya disesuaikan dengan lokasi dan daerah masing-masing.

Apa alasan makanan manis jadi pilihan favorit berbuka puasa?

Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, Johanes Chandrawinata asupan makanan manis saat kita berbuka puasa sangat berguna bagi tubuh. Asupan makanan manis itu akan mengembalikan gula darah yang sempat turun selama berpuasa.

Sebab, saat puasa, kadar gula darah kita turun, tubuh juga kehilangan cairan. Nah, dalam kondisi ini, makan makanan manis sangat dianjurkan.

Dokter Johanes menyebut, makanan manis yang baik adalah yang dapat memberikan manfaat tambahan untuk tubuh. Contohnya kurma yang banyak mengandung gula alami. Kandungan gula di dalam kurma tidak terlalu cepat menaikan gula di dalam darah atau naik secara perlahan. Kurma juga dinilai mengandung serat pangan yang dapat membantu dalam proses buang air besar (BAB).

 

Mengandung Antioksidan

Kemudian kurma juga mengandung antioksidan yang membantu menurunkan peradangan serta dapat membuat seseorang awet muda. Asupan kurma lanjut dia juga dinilai lebih bagus daripada kita minum teh manis.

"Idealnya kurma 3 sampai 5 butir. Tergantung besarnya ya. Nah, jadi kurma itu sehat karena dia mengandung gula, kemudian juga mengandung serat dan antioksidan," kata Johanes kepada Liputan6.com.

Kendati begitu tak semua masyarakat mengkonsumsi kurma ketika berbuka puasa. Biasanya ada yang memilih kolak ataupun sop buah. Johannes menyebut sop buah masih dinilai cukup bagus untuk berbuka puasa.

Kendati begitu penggunaan susu kental manis dan gula harus dibatasi. Sebab, buah-buahan yang digunakan dalam sop tersebut sudah memiliki rasa yang cukup manis.

Antisipasi Kenaikan Kadar Gula Darah

Ilustrasi buka puasa dengan teman
Ilustrasi buka puasa dengan teman. (Photo by PNW Production: https://www.pexels.com/photo/women-in-hijab-having-picnic-on-the-beach-8995836/)

Kemudian untuk kolak dia menyarankan agar masyarakat tidak menghabiskan air dalam besaran yang dikonsumsi. Air dalam kolak kata Johanes mengandung banyak gula dan santan.

Sebab jika dikonsumsi berlebihan akan berakibat pada naiknya asupan kalori dalam tubuh. Selain itu secara umum dapat mengakibatkan timbulnya kenaikan berat badan dan juga memicu munculnya sejumlah penyakit tidak menular. Misalnya diabetes, darah tinggi, trigliserida hingga asam urat.

"Misalnya kolak biji salak itu dari ubi dan ada tepungnya ya, jadi tidak banyak mengandung serat, ada seratnya, tapi jauh lebih rendah dibandingkan kalau kita makan sop buah misalnya," ujarnya.

Kurangi Gorengan

Dokter Johanes menyebut, untuk variasi boleh sesekali kita makan kolak. "Tapi di hari hari lain utamakan kurma atau sop buah lebih bagus untuk kelancaran pencernaan kita selama bulan puasa," ucapnya.

Kemudian Johanes juga menyoroti mengenai gorengan yang menjadi primadona saat berbuka puasa di masyarakat. Secara fisiologis kata dia, gorengan memerlukan waktu lebih lama untuk menaikkan kadar gula darah.

Kemudian untuk masyarakat yang memiliki riwayat kolesterol tinggi dianjurkan untuk mengurangi gorengan.

 

infografis journal
infografis Ini Daftar Kalori Makanan Berbuka Puasa. (Liputan6.com/Tri Yasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya