Liputan6.com, Pontianak - Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menyebutkan tradisi "Malam Tujuh Likor" akan digelar menyambut Lebaran Idul Fitri.
Ketua MABM Kabupaten Sambas Misni Syafari di Sambas, Jumat (29/4/2022), mengatakan tradisi itu terkait dengan peringatan Lailatulqadar, yaitu malam-malam ganjil dari 10 malam Ramadhan terakhir menjelang kehadiran Idul Fitri.
"Kebiasaan masyarakat Sambas saat 'Malam Tujuh Likor' biasa membuat kue pasong yang nantinya dibawa ke masjid dan dimakan bersama," ujarnya.
Advertisement
Ia menjelaskan filosofi kue pasong tentang belenggu terhadap setan pada Bulan Suci Ramadhan.
"Saya tidak tahu asal mula tradisi ini tapi yang jelas tradisi ini telah dilakukan dari zaman dahulu. Untuk itu kita meminta kepada pegiat sejarah mari bersama-sama kita menggali khazanah sejarah adat istiadat budaya Melayu Sambas," kata dia.
Ia menyebut kendala saat ini dalam menelusuri asal-usul sejarah tradisi di Sambas terkait dengan kebiasaan masyarakat setempat yang tidak memiliki tradisi menulis tetapi yang ada tradisi bertutur atau melalui mulut ke mulut.
"Banyak sekali tradisi yang harus kita jaga dan lestarikan, seperti adat besaprah, pangkak gasing, tari-tarian, silat," kata dia.
Ia mengatakan tradisi lainnya di Sambas dalam menyambut Idul Fitri hampir sama dengan kebanyakan masyarakat Indonesia lainnya, seperti ziarah kubur, silaturahim ke rumah keluarga saat hari pertama Idul Fitri.
"Tradisi kunjung-mengunjungi alhamdulillah saat ini masih melekat di tengah warga. Saling bergantian berkunjung," kata dia.
Â
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini