Liputan6.com, Cilacap - Jagat maya dihebohkan beredarnya video muda-mudi atau sepasang kekasih yang tergeletak usai tersambar petir di dalam tenda.
Baca Juga
Advertisement
Lokasi kejadian ini berdasarkan informasi yang beredar di objek wisata Bukit Waruwangi, Kabupaten Serang, Banten. Akun Instagram yang membagikan rekaman kejadian itu salah satunya ialah @fesbukbanten.
Sambaran petir menyebabkan satu korban jiwa, seorang pria yang berinisial IM (19). Sementara sang wanita dikabarkan selamat dan dibawa ke Puskesmas Padarincang.
Kejadian Jumat siang, 23 September 2022 ini dibenarkan pihak kepolisian Cilegon.
"Korban yang belum diketahui identitasnya itu kondisinya masih syok dan terguncang. Sedangkan korban yang meninggal dunia masih menunggu pihak keluarga dan ambulans," ujar Kasi Humas Polres Cilegon, Iptu Sigit Dermawan, Jumat (23/09/2022).
Terlepas dari viralnya video itu, Islam mengajarkan doa ketika ada petir atau halilintar.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Doa Ketika Ada Petir
Mengutip laman NU, dalam kitab al-Muwaththa’ malalui sanad yang shahih disebutkan, kala mendengar guruh (halilintar) Rasulullah menghentikan pembicaraan lalu berucap:
سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Subhânal-ladzî yusabbihur ra‘du bihamdihi walmalâ-ikatu min khîfatihi
Artinya: Mahasuci (Allah) Dzat yang guruh itu bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya.
Dalam riwayat lain dengan sanad yang dla‘îf (lemah), doa lain Rasulullah saat mendengar guruh adalah:
اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنا بِغَضَبِكَ ولا تُهْلِكْنا بِعَذَابِكَ وَعافِنا قَبْلَ ذلكَ
Allahumma lâ taqtulnâ bighadlabika walâ tuhliknâ bi‘adzâbika wa ‘âfina qabla dzâlika.
Artinya: Ya Allah, jangan Kau bunuh diri kami dengan murka-Mu, dan jangan Kau rusak diri kami dengan siksa-Mu, dan maafkanlah kami sebelum semua itu.
Jika doa yang kedua menunjukkan kecemasan akan murka dan mati sebelum dosa-dosa terampuni, maka yang pertama tidak demikian.
Doa yang pertama mengesankan adanya kesadaran bahwa guruh dan malaikat pun bertasbih dan memuji Allah.
Keduanya sunah diamalkan sebagai bentuk dzikir kepada-Nya. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir).
Khazim Mahrur
Advertisement