Liputan6.com, Surabaya - Sunan Ampel adalah salah satu walisongo (wali sembilan) yang berpengaruh dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa pada abad ke-15 Masehi. Bagaimana tidak, selain ia mengenalkan Islam ke masyarakat Jawa, Sunan Ampel juga melahirkan murid yang di antaranya menjadi penerus perjuangan walisongo.Â
Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Muhammad Ali Rahmatullah lahir di Campa pada tahun 1401 Masehi. Saat kecil ia dipanggil Raden Rahmat. Namun setelah menjadi walisongo dan menyebarkan Islam di Jawa ia akrab dipanggil Sunan Ampel.
Nama Sunan Ampel melekat pada Raden Rahmat berasal dari nama tempat di Surabaya, yakni Ampel Denta. Saat ini nama tersebut berganti nama menjadi Wonokromo.
Advertisement
Baca Juga
Dalam menjalankan tugasnya sebagai walisongo, Sunan Ampel memiliki cara tersendiri agar masyarakat Jawa mau memeluk Islam. Sunan Ampel mendekatkan istilah-istilah Islam dengan bahasa yang dikenal masyarakat Jawa.
Contoh istilah Islam yang didekatkan Sunan Ampel dengan bahasa masyarakat Jawa antara lain salat menjadi sembahyang. Kemudian Musala menjadi langgar. Cara ini dinilai sukses untuk memikat hati masyarakat Jawa agar mau belajar lebih dalam tentang Islam.
Selain itu, cara dakwah cerdas lain juga diterapkan oleh Sunan Ampel. Misalnya, Sunan Ampel mengubah nama sungai Brantas menjadi Kali Emas dan pelabuhan Jelangga Manik menjadi Tanjung Perak.
Hal tersebut menarik orang untuk datang ke Jawa Timur. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Sunan Ampel untuk berdakwah mengenalkan Islam.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ajaran Moh Limo Sunan Ampel
Sunan Ampel juga memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Jawa, sehingga masyarakat Jawa mengenal bahwa Islam itu mempunyai kebiasaan berbagi kepada sesama. Ini yang disukai oleh masyarakat Jawa, sehingga tidak sedikit dengan cara ini banyak yang tertarik pada Islam.Â
Sebagai strategi dakwahnya, Sunan Ampel juga menggunakan jalur politik. Ia mendekati para tokoh masyarakat yang berpengaruh. Dengan demikian, Sunan Ampel bisa meyakinkan masyarakat untuk memeluk agama Islam saat berdakwahnya.Â
Sunan Ampel juga mengenalkan lima ajaran dasar yang mesti dipegang oleh masyarakat Jawa. Ajaran tersebut dikenal dengan Moh Limo.Â
Moh Limo diambil dari bahasa Jawa. Kata "moh" berarti tidak mau sedangkan "limo" adalah lima.Â
Ajaran Moh Limo Sunan Ampel antara lain moh main (tidak berjudi), moh ngombe (tidak mabuk), moh maling (tidak mencuri), moh madat (tidak mengisap candu atau obat-obatan), dan moh madon (tidak melakukan zina).
Di belakang hari, Moh limo lebih populer dengan sebutan Molimo, dengan pengertia yang sama.
Advertisement