Kisah Nabi Muhammad SAW Tersesat lalu Diselamatkan Abu Jahal

Abu Jahal adalah paman Nabi Muhammad SAW. Meski saudara dekat, Abu Jahal sangat membenci dan memusuhi dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 23 Okt 2022, 16:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2022, 16:30 WIB
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)
Ilustrasi - Ka'bah zaman Makkah kuno. (Foto: Tangkapan layar film The Messenger)

Liputan6.com, Bogor - Abu Jahal adalah paman Nabi Muhammad SAW. Meski saudara dekat, Abu Jahal sangat membenci dan memusuhi dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam.

Namun ada kisah menarik, Abu Jahal yang kemudian hari menjadi penentang keponakannya sendiri ternyata pernah menyelamatkan Nabi Muhammad SAW. Itu terjadi saat Nabi Muhammad SAW kecil dan masih dalam asuhan kakeknya, Abdul Muthalib. 

Kisah ini termaktub dalam tafsir Marahul Labid karya Syekh Nawawi Al-Bantani. Dalam tafsirnya, Syekh Nawawi menuliskan riwayat dari Ibnu Abbas yang mengisahkan ketersesatan Nabi Muhammad SAW di jalanan Kota Makkah.

Sang kakek, Abdul Muthalib sempat panik atas kehilangan cucunya. Ia bergelantung pada penutup (astar) Ka'bah seraya berdoa dengan bait syair yang berbunyi:

يا رب رد ولدي محمدا # اردده رب واصطنع عندي يدا   

"Hai Tuhanku, kembalikan anakku Muhammad. Kembalikanlah dia wahai Tuhanku, dan jadikan kekuatan dia di sisiku,” demikian arti bait syair tersebut seperti dikutip dari NU Online, Minggu (23/10/2022).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penyelamatan Abu Jahal

Kakek Nabi Muhammad SAW terus mengulang-ulang bait syair itu di dekat Ka’bah, hingga datanglah Abu Jahal menghampiri Abdul Muthalib.

Engkau tidak tahu, apa yang mengherankan dari putramu?” tanya Abu Jahal.

"Kenapa?" tanya balik Abdul Muthalib. 

“Aku menderumkan onta, kemudian Muhammad aku naikkan di belakangku, namun untanya enggan berdiri. Setelah Muhammad aku naikkan di depanku, baru ontanya mau berdiri. Seakan-akan ontanya berkata: 'Hai orang dungu, dia (Muhammad) adalah seorang imam, kenapa imam di belakang pengikut atau makmumnya?', demikian​​​​​​​ menjelaskan Abu Jahal​​​​." (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, Al-Hidayah], juz II, halaman 452). 

Kisah ini mengandung hikmah, salah satunya adalah tentang kebaikan seseorang. Bisa diakui bahwa seorang Abu Jahal yang kemudian hari menjadi penentang Nabi Muhammad SAW ternyata punya sisi kebaikan menolong orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya