Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam merupakan siklus kehidupan di dunia sejak zaman purba. Letusan gunung berapi, gempa dan tsunami, misalnya, akan terus berulang sebagaimana sunah-Nya.
Para ilmuwan dan filsuf bersepakat, ketika bencana melanda, sebenarnya alam tengah menuju keseimbangan terkininya.
Advertisement
Baca Juga
Contohnya, ketika terjadi tumbukan atau patahan lempeng bumi dan menyebabkan gempa besar, maka lempeng atau patahan itu akan relatif stabil dalam jangka waktu tertentu.
Pun dengan letusan gunung berapi. Saat gunung erupsi, maka terjadi pelepasan energi yang besar. Usai erupsi, lazimnya gunung akan memasuki periode tenang dalam jangka waktu tertentu pula.
Gempa merupakan salah satu bencana alam yang disebut cukup banyak di dalam Al-Qur'an. Bahkan, beberapa di antaranya adalah berbentuk azab untuk kaum yang zalim dan ingkar.
Berikut ini merupakan gempa yang disebut dalam Al-Qur'an dan merupakan hukuman untuk kaum yang zalim dan banyak berbuat dosa.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Gempa Sebagai Hukuman di Zaman Nabi Sholeh, Luth dan Syuaib
1. Gempa zaman Nabi Sholeh AS
Mengutip detik.com, Gempa pada masa Nabi Sholeh AS dan kaumnya adalah peristiwa gempa pertama yang diceritakan dalam Al-Qur'an. Peristiwa tersebut terjadi sekitar 3900 tahun yang lalu.
Kaum Nabi Sholeh, kaum Tsamud, bermukim di sebuah negara bernama Wadi al Qura'. Wilayah tersebut didominasi oleh hutan yang subur karena banyak mata air bermunculan di lereng pegunungan.
Sama seperti kaum 'Ad dari Nabi Hud AS, kaum Tsamud terbutakan oleh kesombongan hingga dibinasakan dengan sejumlah kejadian besar. Menurut Tafsir al-Munir Jilid 15 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, mereka mendustakan datangnya hari kiamat.
Kejadian besar berturut-turut ditimpakan Allah SWT mulai dari guntur, angin kencang yang dingin selama tujuh malam delapan hari, hingga gempa. Allah SWT berfirman dalam surah Al A'raf ayat 78 dan 91.
فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ
Artinya: Maka, gempa (dahsyat) menimpa mereka sehingga mereka menjadi (mayat-mayat yang) bergelimpangan di dalam (reruntuhan) tempat tinggal mereka.
2. Gempa zaman Nabi Luth AS
Bencana gempa juga menimpa kaum Nabi Luth AS yang bertempat tinggal di negara Syams. Nabi Luth AS diutus untuk penduduk Sodom karena kemunkaran, kemaksiatan, dan perbuatan keji yang dilakukan oleh mereka.
Kisah tersebut diceritakan dalam surah Al Ankabut ayat 34. Menurut Tafsir Al Maraghi, kata rijz dalam ayat ini berkaitan dengan gempa yang mengguncang Bumi hingga menelan kaum Nabi Luth sampai ke perut Bumi dan membuat negeri mereka menjadi danau besar yang bernama Laut Mati.
اِنَّا مُنْزِلُوْنَ عَلٰٓى اَهْلِ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِّنَ السَّمَاۤءِ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ
Artinya: Sesungguhnya Kami akan menurunkan suatu azab (rijz) dari langit kepada penduduk negeri ini karena mereka selalu berbuat fasik.
Advertisement
3. Gempa pada Zaman Nabi Syu'aib
Gempa dahsyat selanjutnya melanda kaum Madyan pada masa Nabi Syu'aib AS. Kaum tersebut terletak di pantai timur Laut Merah yang berbatasan dengan Teluk Aqabah.
Kaum Madyan dikenal sebagai kelompok curang dalam berdagang dan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat lain. Mereka juga dikenal garang dan bengis, karena tidak segan-segan membajak dan merampok kafilah pedagang yang melintas di kota mereka.
Seperti halnya kaum Tsamud, kaum Madyan juga ditimpa gempa yang dahsyat yang bahkan membuat mereka tidak bisa bergerak. Gempa tersebut datang bersamaan dengan suara guntur yang kencang. Allah SWT berfirman dalam surah Al Ankabut ayat 36-37,
(36) وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۙ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَارْجُوا الْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ(37) فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ
Artinya: Kepada penduduk Madyan (Kami utus) saudara mereka, (yaitu) Syuʻaib. Dia berkata, "Wahai kaumku, sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan janganlah berkeliaran di bumi untuk berbuat kerusakan." Mereka mendustakannya. Maka, gempa dahsyat menimpa mereka. Lalu, jadilah mereka (mayat-mayat yang) bergelimpangan di tempat tinggalnya.
Tim Rembulan