Liputan6.com, Jakarta - Melansir dari laman NU Online, Farhah Nur Choiriyah, kader IPPNU asal Pemalang, Jawa Tengah dinobatkan sebagai juara 3 Kompetisi Dai Daiyah yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Pesantren Motivasi Indonesia Setu, Bekasi, Jawa Barat. Ia pun masih tidak percaya dengan pencapaiannya tersebut.
Ia menceritakan sekilas pengalamannya yang menakjubkan dari tahap pendaftaran, seleksi hingga masuk final dan mendapatkan juara 3.
"Rasanya masih tidak percaya aja sih. Sebab, dari awal sudah minder dari 600 peserta yang daftar tapi saya tetap mencoba dan alhamdulillah rezeki saya bisa sampai di tahap ini," ujar Farhah, Selasa (17/1/2023).
Advertisement
Farhah, sapaan akrabnya menuturkan bahwa banyak sekali ilmu yang didapat dari kompetisi ini apalagi selama masa karantina di Pesantren Motivasi Indonesia.
"Belajar banyak mulai dari tema ceramah, target audiens, menyampaikan dakwah yang moderat, rujukan kitab dan lainnya," ungkapnya.
Kendati demikian, ia mengaku sempat ragu mengikuti Kompetisi Dai Daiyah tersebut, terlebih harus melewati karanita di Bekasi. Akan tetapi, kedua orang tua terus memberikan dukungan kepadanya.
"Awalnya orang tua sempat ragu karena kami dari keluarga tidak punya. Nanti kalau ke Jakarta biaya dari mana dan sebagainya. Namun, mereka akhirnya mendukung dan membiayai saya," jelas perempuan asli Pemalang ini.
Baca Juga
Saksikan Video Pilihan ini:
Dukungan Orangtua dan Latar Belakang Pendidikan
Selain dukungan dari keluarga, kepandaian Farhah semakin berkembang melalui pendidikan di Pesantren Roudhotul Mubtadiin Ulujami Pemalang sejak SMP hingga SMK
"Kegiatan pesantren yang tak lepas dari mukhadlarah setiap pekan memunculkan kepercayaan yang tinggi untuk saya. Saat di pesantren saya berlatih untuk tampil di depan umum," ujarnya.
Saat ditanya bagaimana kiat dan trik berani tampil di depan umum dan menguasai materi, ia mengaku mendapat referensi dari pengajian-pengajian KH Anwar Zahid dan Ustadzah Mumpuni 'Aksi Indosiar', serta kitab-kitab yang dipelajari di pesantren.
"Jika ada beberapa hal yang belum paham biasanya saya tanya ustadz yang di pesantren. Tidak hanya ke satu orang saja tapi juga ke guru lainnya hingga menemukan kesimpulan dari semua pendapat yang ada," jelas perempuan yang kini tengah menempuh pendidikan di Universitas Islam Sultan Agung (Unisula) Semarang.
Advertisement