Viral Khatib Sebut KH Hasyim Asy'ari Melarang Maulid Nabi, Ini Klarifikasi Tebuireng

Seorang khatib di Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang mengatakan ke publik bahwa Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari mengingkari dengan keras adanya perayaan Maulid Nabi dengan merujuk kitab At-Tanbihat Al-Wajibat Liman Yasna'u Al-Maulid bil Munkarat

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2023, 00:30 WIB
KH Hasyim Asy’ari
KH Hasyim Asy’ari (sumber: wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu ramai di jagat maya, seseorang mengatakan pendiri NU KH Hasyim Asy'ari melarang maulid Nabi Muhammad SAW, atau memperingati hari lahir Nabi. Sontak, hal ini pun ditanggapi riuh.

Belakangan diketahui, orang yang menyatakan itu adalah seorang khatib di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Dia menyatakan bahwa KH M Hasyim Asy'ari mengingkari dengan keras adanya perayaan Maulid Nabi dengan merujuk kitab At-Tanbihat Al-Wajibat Liman Yasna'u Al-Maulid bil Munkarat.

Soal ini, Tebuireng angkat suara. Mudir Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng, Jombang KH Achmad Roziqi menyarankan dai, daiyah, penceramah agama, dan khatib belajar agama terlebih dahulu sebelum bicara agar tidak sesat dan menyesatkan. Hal ini disampaikannya untuk menanggapi seorang

"Kalau bersabar dan membaca secara utuh kitab At-Tanbihat Al-Wajibat maka tidak akan ada pernyataan itu. Fatal sekali. Belajar dulu, alim dulu, baru kemudian jadi tokoh agama," jelasnya, dikutip dari nu.or.id, Selasa (1/1/2023).

Menurutnya, kekeliruan dari khatib tersebut yaitu gagal memetakan secara utuh apa yang ada di kitab At-Tanbihat. Dalam kitab tersebut, KH Hasyim melarang perayaan maulid yang dicampurkan dengan kegiatan yang diingkari syariat.

KH Hasyim menuliskan jika perayaan maulid tidak ada unsur maksiat maka masuk bagian dari taat dan jalan mendekatkan diri kepada kepada Allah. Perayaan maulid tanpa maksiat masuk kategori mustahab. Ketika ada maksiat maka dikategorikan sebagai ghoiru mustahab.

Sederhananya, hal yang diingkari Hadratussyekh itu perbuatan munkarnya, bukan maulidnya. "Pernyataan berapi-api dari khatib asal Pamekasan yang mengatakan Kiai Hasyim menolak maulid adalah salah besar. Yang benar, perayaan maulid yang diisi dengan hal mungkarlah yang diingkari Hadratussyekh," tegasnya.

Dia menjelaskan, peringatan yang dituliskan KH Hasyim Asy'ari tersebut bersifat umum dan bisa digunakan oleh panitia peringatan Maulid Nabi agar kegiatan mulia tersebut tidak bercampur dengan maksiat atau perbuatan mungkar.

Hal ini berdasarkan aturan syariat yang ada di Al-Qur'an dan Hadits. Kiai Hasyim memang sering memberikan statement terkait kegiatan di masyarakat, salah satunya perayaan maulid.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Saran Untuk Khatib dan Dai

"Sangat disayangkan pernyataan yang menyeret KH Hasyim Asy'ari itu disampaikan pada kegiatan sakral yaitu khutbah Jumat dan direkam vidoenya," ujarnya.

Alumnus Al-Azhar Kairo ini menambahkan, kitab At-Tanbihat ditulis pada tahun 1355 H oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari ketika melihat ada sebuah perayaan Maulid Nabi yang diisikan dengan hal yang mungkar.

Selesai menulis, kitab tersebut dikirim ke Universitas Al-Azhar Kairo untuk diteliti dan diuji secara akademik oleh guru besarnya. Salah satunya yaitu Syaikh Yusuf. Catatan dari ulama Al-Azhar tersebut diletakkan di awal kitab.

"Kitab ini secara kelas diakui ulama besar Al-Azhar. Sangat disayangkan kalau tidak dibaca secara utuh. Saya membaca secara utuh hingga khatam," kata anggota Dewan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Jawa Timur ini.

Achmad Roziqi juga berpesan bahwa seorang khatib, dai, dan daiyah harus memiliki sikap jujur. Menyampaikan sesuai dengan keadaan dan tidak memanipulasi sesuatu untuk kepentingan pribadi. Seorang ustadz atau khatib harus jadi contoh dalam memegang amanah.

Namun, ia memberikan catatan, perbuatan yang menyertai pendapat ulama dalam pidato adalah hal baik dan penuh berkah. Namun, jadi tidak baik ketika pembicaranya tidak jujur atau gagal paham.

"Orang yang sudah mengeluarkan statement keliru maka akan sulit menarik kembali. Apalagi di era media sosial. Maka menjaga lisan penting sekali. Semangat menjadi ustaz harus diiringi dengan baca dan belajar," tandas KH Roziqi.

Sementara itu, lewat video yang mengatasnamakan takmir masjid Ustman bin Affan, Ustadz Yazir Hasan meminta maaf ke publik atas ucapannya yang menyinggung KH M Hasyim Asy'ari dan warga NU atau Nahdliyin. Ustadz Yazir meminta maaf dengan didampingi dua orang pria di kiri-kanannya dengan intonasi rendah dan tidak berapi-api.

Diketahui, Pernyataan Ustadz Yazir yang menyebutkan KH Hasyim Asy'ari mengingkari Maulid Nabi memnatik reaksi dari masyarakat dan meminta perangkat desa mengevaluasi kegiatan di masjid Ustman bin Affan yang membuat gaduh.

"Kami tidak akan mengulangi lagi perihal-perihal seperti khutbah tentang Maulid Nabi dan lainnya, yang sekiranya menyinggung ulama, kiai dan masyarakat Nahdlatul Ulama. Kurang lebihnya kami minta maaf sebesar-besarnya," kata Yazir.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya