Bagaimana Jin Meninggal? Apakah Amal Perbuatannya Diperhitungkan di Hari Kiamat?

Tiap makhluk pasti mati. Itu termasuk manusia, hewan, tumbuhan, malaikat dan jin, dan makluk lainnya. Meski tak kasat mata, jin juga mati. Lantas bagaimana kematian jin?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2023, 00:30 WIB
Grand Grimoire (2)
Grand Grimoire disebut-sebut sebagai buku sihir yang didgaya. Ilustrasi ritual Pentagram untuk pemanggilan iblis. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Tiap makhluk pasti mati. Itu termasuk manusia, hewan, tumbuhan, malaikat dan jin, dan makluk lainnya.

Meski tak kasat mata, jin juga mati. Lantas bagaimana kematian jin?

Dikutip dari laman Islamweb via Republika, kematian tidak bisa dihindari seluruh makhluk Allah. Kematian pasti akan datang untuk jin, manusia dan makhluk bumi lainnya. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rahman 26-27:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ

Artinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”

Lalu bagaimana jin meninggal? Apakah sama seperti manusia? Di antara hadis yang menjelaskan secara eksplisit tentang kematian jin adalah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim.

Dari Abu as-Sa’ib, yang pernah menjadi hamba sahaya Hisyam bin Zahrah, ia berkata: “ Saya pernah menjumpai Abu Sa’id al-Khudri di rumahnya. Aku dapati ia sedang sholat. Maka aku pun duduk menunggunya. Setelah selesai sholat aku mendengar suara di salah satu tiang di atap rumah. Aku melihatnya ternyata seekor ular. Maka aku pun bangkit hendak membunuhnya. Abu Sa’ib mengisyaratkan agar aku duduk kembali. Aku pun duduk. Setelah keluar beliau menunjuk sebuah rumah.

Beliau bertanya, “Apakah engkau melihat rumah itu?” “Ya!” jawabku. Beliau bercerita, “Dahulu di rumah itu tinggallah seorang pemuda yang baru saja menikah. Maka kami pun berangkat bersama Rasulullah ke peperangan Khandaq. Pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah untuk kembali ke rumah pada tengah hari. Rasulullah mengizinkannya dan berkata kepadanya, ‘Bawalah senjatamu, aku takut engkau dihadang oleh Yahudi Bani Quraizhah’.

Maka pemuda itu pun membawa senjatanya. Kemudian ia kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah ia dapati istrinya berdiri di depan pintu rumahnya. Maka ia pun menyerbu ke arah istrinya untuk memukulnya dengan tombaknya. Ia telah terbakar rasa cemburu. Si istri berkata kepadanya, ‘Tahan dulu tombakmu terhadapku! Masuklah ke dalam rumah supaya engkau dapat melihat apa yang menyebabkan aku keluar rumah.’

Maka pemuda itu pun masuk ke dalam rumah ternyata ia dapati ular besar melingkar di atas tempat tidurnya. Maka ia pun menyerangnya dengan menusukkan tombaknya. Kemudian ia keluar dan menancapkan ular itu pada tombaknya lalu ular itu menggeliat dari ujung tombak dan menyerangnya, tidak diketahui siapakah yang lebih dahulu mati apakah ular itu atau pemuda tadi.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Matinya Jin

Kami pun menceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah, kami berkata, ‘Mintalah kepada Allah agar Dia menghidupkannya kembali untuk kami.’ Rasulullah SAW berkata, ‘Mintalah ampunan untuk sahabat kalian ini.’

Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya kota Madinah ini dihuni oleh jin-jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat ular, maka usirlah selama tiga hari. Jika masih terlihat setelah itu, maka bunuhlah karena ia adalah setan’.” (HR Muslim no 2236).

Untuk mengetahui cara jin meninggal dunia, mungkin bisa juga merujuk pada firmah Allah SWT dalam Alquran. Allah berfirman:

اِلَّا مَنِ اسۡتَرَقَ السَّمۡعَ فَاَ تۡبَعَهٗ شِهَابٌ مُّبِيۡنٌ‏

“Kecuali (setan) yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dikejar oleh semburan api yang terang”. (Surat Al-Hijr: 18 ).

Hadits sahih Bukhari menjelaskan lebih detail tentang masalah ini. "Ketika Allah menetapkan suatu urusan di langit, malaikat lantas meletakkan sayapnya dalam rangka tunduk pada perintah Allah. Firman Allah yang mereka dengarkan itu seolah-olah seperti suara gemerincing rantai di atas batu. Hal ini memekakkan mereka. Apabila rasa takut telah dihilangkan dari hati mereka, mereka mengucapkan, 'Apa yang telah difirmankan Rabb kalian?' Mereka menjawab, 'Perkataan yang benar. Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.'"

"Setan-setan penyadap berita itu pun mendengarkan berita itu. Para penyadap berita itu posisinya saling bertumpuk-tumpukkan. Sufyan menggambarkannya dengan memiringkan telapak tangannya dan merenggangkan jari-jemarinya. Jika setan yang di atas mendengar berita itu, segera disampaikan kepada setan yang berada di bawahnya. Kemudian, yang lain juga menyampaikan kepada setan yang berada di bawah nya hingga sampai kepada tukang sihir dan dukun."

"Terkadang setan penyadap berita itu terkena api sebelum sempat menyampaikan berita itu. Terkadang pula setan itu bisa menyampaikan berita itu sebelum terkena api. Lalu, dengan berita yang didengarnya itulah tukang sihir atau dukun membuat 100 kedustaan. Orang-orang yang mendatangi tukang sihir atau dukun pun mengatakan, 'Bukankah pada hari ini dan itu, dia telah mengabarkan kepada kita bahwa akan terjadi demikian dan demikian?'" Akibatnya, tukang sihir dan dukun itu pun dipercaya karena satu kalimat yang telah didengarnya dari langit. (HR Bukhari no 4800).

Hadits panjang yang diriwayatkan Imam Bukhari tersebut dalam konteks pernyataan tentang apa yang diyakini penyihir tentang hal-hal yang ia katakan, dan maksud hadits tersebut adalah untuk menjelaskan kemungkinan jin terbakar oleh api dari langit.

Berdasarkan penjelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang pertama, jin bisa meninggal saat menjelma menjadi ular, seperti yang dijelaskan dalam hadits Imam Muslim di atas. Kedua, jin meninggal karena terbakar oleh api.

 

Perhitungan Amal Perbuatan di Hari Kiamat

Mengutip laman yang sama, dalam ajaran Islam diketahui seluruh amal perbuatan umat manusia akan dimintai pertanggungjawabannya di Hari Kiamat kelak. Namun, bagaimana dengan golongan jin, apakah juga demikian?

Jin, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran, juga akan dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatannya. Perbuatan baik maupun buruk.

Dalilnya sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Ahqaf ayat 29-30: "Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Alquran) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus."

Dalam Surah lain, yakni Surah Al-Jin, juga menunjukkan bahwa jin itu ada yang Islam dan ada yang keluar dari jalan Islam.

"Dan sesungguhnya ketika kami (jin) mendengar petunjuk (Alquran), kami beriman kepadanya. Maka barangsiapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi atau berdosa. Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus." (QS Al-Jin ayat 13-14)

Demikian pula pada Surah lain: "Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS Ar-Rahman ayat 37-40)

Dalil lain yang menggambarkan jin juga akan dihisab di Hari Kiamat, yakni seperti pada Surah Al-An'am ayat 130: Allah SWT berfirman, "Wahai golongan jin dan manusia! Bukankah sudah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, mereka menyampaikan ayat-ayat-Ku kepadamu dan memperingatkanmu tentang pertemuan pada hari ini? Mereka menjawab, "(Ya), kami menjadi saksi atas diri kami sendiri." Tetapi mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang kafir."

Dalam Surah As-Sajdah ayat 13-14, juga menyampaikan jin juga akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir kelak.

Allah SWT berfirman: "Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya, tetapi telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Pasti akan Aku penuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama. Maka rasakanlah olehmu (azab ini) disebabkan kamu melalaikan pertemuan dengan harimu ini (hari Kiamat), sesungguhnya Kami pun melalaikan kamu dan rasakanlah azab yang kekal, atas apa yang telah kamu kerjakan." (QS As-Sajdah ayat 13-14).

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya