Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan bisa menyeimbangkan antara usaha lahiriyah dan bathin. Termasuk dalam mencari rezeki.
Ada kalanya, seseorang yang sudah bekerja keras tapi tetap hidup susah. Pertanyaannya kemudian, apakah usaha dan rezeki bukan sesuatu yang linier atau berbanding lurus?
Advertisement
Baca Juga
Penjelasan Gus Baha mengenai orang yang sudah bekerja keras tapi tetap kesusahan menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (25/3/2025).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah tuntunan sholat Lailatul Qadar menurut Buya Yahya.
Selanjutnya, artikel ketiga terpopuler membahas tentang topik benarkah Ya'juj dan Ma'juj tidak akan mati sebelum melihat ribuan keturunannya mengangkat senjata?
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Sudah Kerja Keras tapi Kenapa Hidup Susah? Penjelasan Gus Baha soal Konsep Rezeki, Kutip Petikan Surat Yasin
Rezeki sering kali menjadi topik yang membingungkan banyak orang. Ada yang merasa sudah bekerja keras, tetapi tetap hidup susah dalam keterbatasan. Sementara itu, ada yang tampak santai dan tidak memiliki keahlian khusus, tetapi justru hidup berkecukupan.
Dalam Al-Qur'an, Allah menegaskan bahwa kendali atas segala sesuatu berada di tangan-Nya. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini terdapat dalam Surat Yasin: biyadihî malakûtu kulli syai’iw wa ilaihi turja‘ûn, yang berarti “dalam genggaman-Nya segala kerajaan dan kepada-Nya-lah kalian dikembalikan.”
Ulama ahli tafsir asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, menjelaskan bahwa konsep rezeki tidak bisa hanya diukur dengan usaha dan kepintaran seseorang. Banyak kejadian di dunia yang menunjukkan bahwa rezeki bukanlah hasil dari logika manusia semata.
Gus Baha mengisahkan bahwa ada banyak orang yang mendalami ilmu ekonomi dengan serius, tetapi hidup dalam kemiskinan. Sebaliknya, ada orang yang tampak tidak memiliki kemampuan akademis, tetapi justru memiliki kekayaan berlimpah.
Penjelasan yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @MauidhohHasanahChannel, di mana Gus Baha mengajak jamaah untuk merenungkan bagaimana rezeki benar-benar berada dalam kendali Allah.
Menurutnya, fenomena ini bukanlah sesuatu yang kebetulan. Ada banyak kiai yang memiliki ilmu dan doa, tetapi hidupnya sederhana. Sementara itu, ada orang yang tidak pernah berdoa, tetapi memiliki harta melimpah.
Dalam sebuah hadis qudsi, Nabi Musa pernah bertanya kepada Allah tentang hal ini. Nabi Musa merasa heran mengapa ada orang yang sangat bodoh, tetapi diberikan rezeki yang besar. Sementara itu, ada orang yang pintar dalam urusan ekonomi, tetapi hidup dalam kekurangan.
Advertisement
2. Apakah Ada Tuntunan Sholat Lailatul Qadar usai Tarawih dan Witir? Buya Yahya Menjawab
Memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan, umat Islam dianjurkan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar.
Sebagaimana diketahui, dalam hadis Rasulullah SAW telah menerangkan bahwa Lailatul Qadar ada di antara malam-malam ganjil sepuluh terakhir Ramadhan.
Waktu Lailatul Qadar memang dirahasiakan Allah. Salah satu hikmahnya agar umat Islam tidak hanya fokus pada satu malam untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar.
Terkait dengan malam kemuliaan, seorang jemaah Al Bahjah meminta penjelasan kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya tentang sholat Lailatul Qadar. Apakah ada tuntunan dari Rasulullah SAW mengenai sholat Lailatul Qadar?
Buya Yahya menjawab pertanyaan tersebut dengan gamblang. Buya Yahya juga membagikan amalan yang dapat dilakukan untuk meraih Lailatul Qadar.
3. Benarkah Ya’juj dan Ma’juj Tidak akan Mati sebelum Melihat 1.000 Anaknya Mengangkat Senjata?
Ya'juj dan Ma'juj disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai makhluk yang akan muncul di akhir zaman.
Mereka digambarkan sebagai suku yang sangat kuat dan ganas, yang akan melakukan kerusakan dan kehancuran di muka bumi.
Menurut Hadits, Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan dari Adam AS, yang tinggal di sebuah daerah yang terisolasi di balik sebuah dinding yang dibangun oleh Iskandar Zulkarnain.
Berkaitan dengan Ya’juj dan Ma’juj, yang kemunculannya merupakan salah satu tanda dari sekian banyak tanda-tanda kiamat diriwayatkan bahwa suku ini memiliki keturunan yang sangat banyak.
Advertisement
