Benarkah Ya’juj dan Ma’juj Tidak akan Mati sebelum Melihat 1.000 Anaknya Mengangkat Senjata?

Ya'juj dan Ma'juj ini merupakan suku yang memiliki keturunan yang sangat banyak dan tidak akan mati jika belum melihat 1.000 anaknya mengangkat senjata.

oleh Liputan6.com Diperbarui 24 Mar 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 09:30 WIB
Ciri penampakan ya'juj dan ma'juj.
Ciri penampakan ya'juj dan ma'juj.... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Ya'juj dan Ma'juj disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai makhluk yang akan muncul di akhir zaman.

Mereka digambarkan sebagai suku yang sangat kuat dan ganas, yang akan melakukan kerusakan dan kehancuran di muka bumi.

Menurut Hadits, Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan dari Adam AS, yang tinggal di sebuah daerah yang terisolasi di balik sebuah dinding yang dibangun oleh Iskandar Zulkarnain.

Berkaitan dengan Ya’juj dan Ma’juj, yang kemunculannya merupakan salah satu tanda dari sekian banyak tanda-tanda kiamat diriwayatkan bahwa suku ini memiliki keturunan yang sangat banyak.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Dari Golongan Manusia

Ilustrasi tembok Ya'juj dan Ma'juj (SS: YT Jazirah Ilmu)
Ilustrasi tembok Ya'juj dan Ma'juj (SS: YT Jazirah Ilmu)... Selengkapnya

Mengutip voa-islam.com, berdasarkan pendapat yang paling kuat, Ya-juj dan Ma-juj merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia. Hanya saja, para ulama berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam 'alaihis salam dan Hawa atau dari Adam saja.

Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh 'alaihis salam dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts bin Nuh.

Menurut Al-Maraghi, Ya-juj dan Ma-juj berasal dari satu ayah yaitu Turk. Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur.

Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu” anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menaklukan Cina.

Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H.

Belum Mati sebelum Melihat 1.000 Anaknya Mengangkat Senjata

Ilustrasi - Dzulqarnain. Tembok Ya'juj dan Ma'juj. (YT Pillar Islam)
Ilustrasi - Dzulqarnain - Zulkarnain. Tembok Ya'juj dan Ma'juj. (YT Pillar Islam)... Selengkapnya

Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya. Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar.

Pada QS. Al-Kahfi:94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.

Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.

Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan Al-Quran menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu.” (QS. Al-Kahfi: 84)

Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.). Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya