Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia akan menghadapi hari perhitungan di akhirat, di mana segala amalnya akan ditimbang dengan seadil-adilnya pada Yaumul Hisab hari kiamat.
Dalam Islam, ada satu ibadah yang menjadi tolok ukur bagi seluruh amal lainnya. Jika ibadah ini baik, maka amal lainnya pun berpotensi diterima. Namun jika buruk, maka amal lainnya bisa terancam tidak bernilai.
Advertisement
Dai Muda Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan bahwa amalan pertama yang akan dihisab oleh Allah di hari kiamat adalah sholat. “Sungguh, amalan pertama yang akan dihisab oleh Allah di hari kiamat, kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, adalah sholatnya,” ujar UAH.
Advertisement
UAH menegaskan bahwa kualitas sholat seseorang akan menjadi penentu bagi amal lainnya. Jika sholatnya baik, maka ada pertanda baik bagi amal lainnya. Sebaliknya, jika sholatnya buruk, maka itu bisa menjadi tanda kurang baik untuk seluruh amal yang dilakukan.
“Jika baik sholatnya, maka ada pertanda baik untuk semua amalnya. Tapi kalau jelek sholatnya, fasadat, maka bisa menjadi tanda kurang baik untuk amal lainnya,” lanjutnya dalam ceramahnya.
Mengutip tayangan video di kanal YouTube @Hasanahislamofficial, UAH menjelaskan bahwa sholat bukan hanya sekadar ritual harian, tetapi menjadi standar utama dalam perhitungan amal di akhirat.
Sholat bukan hanya kewajiban yang harus dilakukan lima kali dalam sehari, tetapi juga sebagai ukuran utama dalam menilai kebaikan seorang hamba. Oleh karena itu, sholat harus dijaga dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Bagaimana jika Ibadah Lainnya Dilakukan dengan Baik?
Menurut UAH, ada banyak orang yang mungkin telah melakukan berbagai ibadah seperti haji berkali-kali atau banyak bersedekah, tetapi jika sholatnya tidak baik, maka semua itu belum tentu menjadi tanda kebaikan.
“Haji berkali-kali, sedekah banyak, tetapi kalau sholatnya masih asal-asalan, maka belum tentu semua amal itu bernilai baik di hadapan Allah,” tegasnya.
Karena begitu pentingnya sholat, Allah memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk menyempurnakan kekurangan dalam sholat wajib melalui sholat sunnah. Sholat sunnah berfungsi untuk menutupi kekurangan yang mungkin terjadi dalam sholat wajib.
“Jika ada sholat fardunya yang kurang maksimal, Allah perintahkan malaikat untuk mengecek sholat sunnahnya. Sholat sunnah itu akan menyempurnakan pahala di sholat fardunya,” jelas UAH.
Banyak orang yang hanya fokus pada sholat wajib, tetapi melupakan sholat sunnah. Padahal, sholat sunnah memiliki peran besar dalam menyempurnakan kualitas ibadah seseorang.
Sholat sunnah seperti rawatib, tahajud, dhuha, dan witir adalah kesempatan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah serta menambah bobot amal ibadahnya di akhirat.
UAH menekankan bahwa seseorang tidak boleh menganggap remeh sholat sunnah, karena bisa menjadi penyelamat di hari perhitungan nanti. Jika ada kekurangan dalam sholat wajib, maka sholat sunnah bisa menjadi pelengkapnya.
Advertisement
Jaga Kekhusyukan Sholat
Oleh karena itu, menjaga kekhusyukan dalam sholat wajib dan menambahnya dengan sholat sunnah adalah cara terbaik untuk memastikan amalan pertama yang dihisab ini diterima dengan baik.
Banyak orang yang rajin beribadah di luar sholat, tetapi kurang memperhatikan kualitas sholatnya. Ini menjadi peringatan agar umat Islam tidak melupakan ibadah yang menjadi poros utama dalam agama.
Sholat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga menjadi pembeda antara seorang Muslim dan yang bukan Muslim. Dalam hadis disebutkan bahwa perbedaan antara seorang mukmin dan kafir adalah sholat.
Dengan demikian, UAH mengajak umat Islam untuk lebih serius dalam menjaga sholatnya. Jangan sampai mengabaikan sholat wajib dan jangan meremehkan sholat sunnah yang bisa menyempurnakan kekurangan dalam ibadah.
Jika seseorang ingin memperbaiki kehidupannya, maka langkah pertama yang harus diperbaiki adalah sholatnya. Sholat yang baik akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan, baik dunia maupun akhirat.
Sholat yang dilakukan dengan benar akan membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik. Ia akan lebih disiplin, lebih sabar, dan lebih dekat kepada Allah dalam setiap langkah hidupnya.
Dalam ceramahnya, UAH menekankan bahwa setiap Muslim harus menjadikan sholat sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Jangan sampai sibuk dengan urusan dunia hingga melalaikan sholat, karena pada akhirnya dunia akan ditinggalkan, tetapi sholat akan menjadi penolong di akhirat.
Setiap Muslim masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki kualitas sholatnya. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki ibadah, selama masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk hidup.
Sebagai penutup, UAH mengajak umat Islam untuk memperkuat sholat wajib dan memperbanyak sholat sunnah. Dengan begitu, ketika hari perhitungan tiba, sholat yang menjadi amalan pertama yang dihisab bisa menjadi penyelamat dan pembuka kebaikan bagi seluruh amal lainnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
