Syafaat di Hari Kiamat dan Kebaikan Rasulullah yang Tak Bertepi atas Umatnya

Dibalik hak syafaat yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW berkaitan erat dengan kebaikan Rasulullah atas umatnya yang tak bertepi.

oleh Liputan6.com Diperbarui 19 Mar 2025, 02:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 02:30 WIB
3 Tanda Akan Terjadi Kiamat Menurut Ilmuwan
Menurut ilmuwan, proses kiamat bisa jadi sudah dimulai. Alam semesta diklaim sudah memasuki tahap awalnya.... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Hari kiamat ialah hari di mana Keadaan begitu menakutkan dan mencekam, sebab dunia dan seisinya termasuk tatanan tata surya akan hancur lebur. Tak seorang pun manusia yang akan selamat dari peristiwa kehancuran alam raya ini. Semua akan binasa.

Demikian mengerikannya peristiwa hari kiamat sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW, menyebabkan manusia ketika itu berlarian dan memohon pertolongan.

Sebagai umat Rasulullah SAW, ada jaminan agar selamat di hari kiamat, yakni mendapatkan syafaat Rasulullah SAW.

Namun yang penting diketahui, rupanya dibalik hak syafaat atas Rasulullah SAW ini bermula dari kebaikan Rasulullah SAW atas umatnya yang tak bertepi.

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Syafaat dan Kasih Sayang Rasulullah SAW

ciri ciri kiamat kubra
ciri ciri kiamat kubra ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Mengutip NU Online, syafaat Nabi Muhammad meliputi seluruh makhluk lintas generasi. Itulah yang disebut "syafaat uzhma", pertolongan paling agung. Besarnya perhatian Rasulullah ﷺ kepada umatnya benar-benar tiada tara dan tak terkira.

Sampai-sampai beliau menangguhkan sebagian doanya hingga hari kiamat demi membela dan menyelamatkan mereka, sebagimana sabdanya, “Setiap nabi pasti memiliki doa mustajab. Hanya saja mereka menyegerakan doa mereka di dunia. Namun, aku menunda doa itu demi menolong umatku pada hari kiamat. Insya Allah, doa itu akan terwujud,” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Besarnya kasih sayang beliau kepada umatnya juga tak tergantikan dengan tawaran masuknya separuh mereka ke surga. Beliau lebih memilih tawaran syafaat karena ingin membela umatnya lebih banyak, sebagaimana tergambar dalam salah satu haditsnya. “Aku diberi pilihan antara syafaat dengan masuknya separuh umatku ke surga. Namun, aku memilih syafaat. Sebab, syafaat lebih menyeluruh dan lebih banyak.

 

Syafaatnya untuk Umatnya yang Berlumuran Dosa

FOTO: Benda Peninggalan Rasulullah Dipamerkan di Parung Bogor
Pengunjung menangis melihat serban Nabi Muhammad SAW saat Pameran Artefak Rasulullah dan Sahabat Nabi di Padepokan Welas Asih, Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/7/2020). Sebanyak 20 benda peninggalan Nabi Muhammad dan sahabatnya dipamerkan dalam acara ini. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Mungkin saja kalian mengira sayafaatku hanya untuk orang-orang bertakwa? Tidak. Tetapi juga untuk orang-orang yang berdosa,” (HR Al-Tirmidzi). Berdasar hadits di atas, syafaat Rasulullah ﷺ tak hanya bagi orang-orang yang bertakwa, tetapi juga bagi orang-orang mukmin yang berlumuran dosa, termasuk pelaku dosa besar, sebagaimana yang ditandaskan hadits riwayat al-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad.

“Syafaatku juga untuk umatku yang melakukan dosa besar.” Tentu saja, ini bukan berarti kelonggaran untuk berbuat dosa karena kelak akan mendapat pembelaaan dari Rasulullah. Sebab, walau hanya sebentar, siksa Allah tidak boleh diremehkannya.

Sekalinya dicelupkan ke dalam neraka Jahanam, seorang hamba bisa lupa terhadap seluruh kesempurnaan nikmat dunia yang pernah didapatnya, sebagaimana yang diingatkan Rasulullah ﷺ “Pada hari kiamat akan dihadirkan penghuni neraka yang paling bahagia semasa di dunia lalu coba dimasukkan ke dalam neraka dan ditanyakan kepadanya, ‘Wahai Ibnu Adam, bukankah engkau hanya melihat kebaikan? Bukankah hanya kenikmatan yang engkau rasakan?’ Dia menjawab, ‘Wahai Rabb, demi Allah, tidak pernah.’

” Maka dari itu, tetaplah takut kepada Allah. Takut melanggengkan dosa, terlebih dosa besar, takut meninggal dalam kemaksiatan, dan seterusnya. Sebab, dosa walaupun kecil—tetapi bila dilakukan dengan kesombongan—bisa mengundang murka Allah dan mengeluarkan pelakunya dari barisan umat Rasulullah ﷺ yang luput mendapatkan syafaatnya.

Sekali lagi, yang dimaksud syafaat bagi para pelaku dosa besar bukan berarti ia bebas melakukan kemungkaran, melainkan pertanda besarnya kasih sayang, sepak terjang, dan kelembutan Rasulullah ﷺ kepada umatnya. Barangkali kasih sayang Nabi ﷺ paling indah pada hari kiamat adalah syafaatnya kepada seluruh makhluk saat mereka memohon ingin segera dihisab.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya