Ide Menu Buka Puasa Sehat yang Menyenangkan

Wellness doctor sekaligus healthy lifestyle speaker dr. Fanny Riawati Imannuddin mengungkapkan bahwa dapat berbuka puasa dengan menu yang menyehatkan sekaligus menyenangkan. Ada beberapa pengganti isian dari menu biasanya.

oleh Putu Elmira diperbarui 03 Apr 2023, 21:20 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2023, 21:20 WIB
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Wellness doctor sekaligus healthy lifestyle speaker dr. Fanny Riawati Imannuddin mengungkapkan bahwa dapat berbuka puasa dengan menu yang menyehatkan sekaligus menyenangkan. Ada beberapa pengganti isian dari menu biasanya.

"Sebenarnya bisa lebih menyenangkan lagi kalau misalkan buka puasa, kita bisa bikin kolak tapi dari ubi, pisang rebus, dicampur sama kolang-kaling atau dikasih fiber creme untuk santannya," kata dr. Fanny dalam Instagram Live Cookpad dan Morula IVF, beberapa waktu lalu.

dr. Fanny juga meremendasikan menu buka puasa dengan jus atau bowl yang berisi buah-buahan, biji-bijian, sampai kacang-kacangan seperti kacang almond. "Jadi itu juga menyenangkan untuk buka puasa," tambahnya.

"Kayak smoothies gitu dari alpukat, alpukat banyak good fatnya jadi sekalian buka puasa, kita bisa membantu menurunkan berat badan juga," kata dr. Fanny.

Dikatakan dr. Fanny, puasa adalah suatu sistem tubuh untuk menetralisir racun atau membantu untuk detoksifikasi. Tubuh terkadang perlu melakukan proses detoksifikasinya sendiri.

"Tetapi, kita dengan pola nutrisi dan kebiasaan hidup kita akhirnya menjadi proses detoksifikasinya menjadi lebih berkurang fungsinya, fungsi liver terutama," katanya. "Karena kita banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat, kurang minum air putih, sering mengonsumsi makanan cepat saji, kemudian juga kurang tidur, stresnya cukup tinggi itu akan mengganggu ke proses detoksifikasi."

Puasa, Proses Detoksifikasi Tubuh

Puasa 2 Hari per Minggu Lebih Efektif Bantu Pengidap Obesitas Turunkan Berat Badan
Ilustrasi puasa. (dok. Katsia Jazwinska/Unsplash)

Puasa ini, dikatakannya, adalah pengaturan agar tubuh bisa detoksifikasi dengan lancar. "Kurang lebih sekitar 12--14 jam. Sebenarnya saat kita tidur, itu adalah proses detoksifikasi kita," katanya.

"Makanya saat kita tidak berpuasa, sebenarnya kita melakukan puasa saat sehabis makan malam, setelah itu kita tidur selama 12 jam, maka itu dalam kondisi tubuh melakukan proses detoksifikasi," ungkap dr. Fanny.

Ia menambahkan, "Kita kan tidurnya tujuh jam, ada jeda waktu dari setelah dari kita makan malam kemudian empat jam, kemudian baru kita disarankan untuk tidur. Karena pada saat setelah makan, tubuh kita akan memproduksi yang namanya insulin. Nah, kalau langsung tidur, maka liver itu tidak memproduksi secara alami akhirnya untuk proses detoksifikasi, jadi setelah makan jangan langsung tidur, sebisa mungkin ditahan dulu kurang lebih sekitar 2--4 jam, paling cepat 2 jam, paling ideal 4 jam setelah itu baru ada proses tidurnya kurang lebih 7--8 jam."

Rekomendasi Makanan Sehat untuk Sahur

Ilustrasi makan bersama keluarga, buka puasa
Ilustrasi sahur. (Photo by Pablo Merchán Montes on Unsplash)

Menjaga pola hidup sehat selama bulan Ramadhan dapat diterapkan salah satunya dengan mengonsumsi makanan sehat pula saat sahur agar gizi tercukupi. dr. Fanny menyampaikan bahwa saat sahur, penting agar makronutrien dan mikronutrien seimbang.

"Kalau makronutrien harus kita lengkapi dengan karbohidrat, bukan yang glukosanya tinggi. Perlu dicatat, kita tidak terlalu memerlukan kadar glukosa yang terlalu tinggi, tetapi memerlukan kadar glukosa yang bisa maintain di dalam darah kita," kata dr. Fanny.

dr. Fanny juga menjelaskan mengenai glycemic load. Itu berarti kadar gula darah itu bisa menetap, tidak terlalu tinggi bahkan nanti akan turunnya lebih cepat.

"Jadi, kita memerlukan karbohidrat dengan glycemic load yang tinggi, contoh dari buah-buahan, pisang, pilih dari ubi-ubian, nasi merah, nasi hitam, ataupun dari golongan kentang," tambahnya.

Ia mengatakan itu sekitar 30--40 persen untuk kebutuhan sahur. Lalu, konsumsi juga dikombinasikan dengan protein yang harus cukup sesuai dengan berat badan tubuh.

"Kalau berat badan 50 kg, maka harus membaginya dalam porsi satu hari, kalau kebutuhan protein 1,2 gram per kg berat badan, misalkan berat badan 50 kg kebutuhan protein kita adalah 50 gram protein, kalau untuk sahur dibagi 2, sahur 25 gram, buka puasa 25 gram. Berapa banyak 25 gram protein? Itu harus dikonversikan ada beberapa kandungan dari ayam, ikan, daging, hitung sekitar 25 gram protein," terangnya.

Kandungan Lemak Baik

alpukat
ilustrasi alpukat/Photo by twinsfisch on Unsplash

dr. Fanny mengingatkan bahwa perlu juga memenuhi kebutuhan lemak baik. Kandungan tersebut bisa didapatkan dari avokad, susu almond, chia seed, omega 3, sampai olive oil yang dapat dipenuhi saar konsumsi sahur.

"Saat menggoreng dengan minyak kelapa atau virgin coconut oil itu jauh lebih sehat dibanding kita pakai minyak yang biasa," katanya.

Dikatakan dr. Fanny, komponen tiga makronutrien ditambah mikronutrien dari buah-buahan. "Bisa pilih yang banyak airnya supaya kita tidak dehidrasi dan menyimpan kadar gula yang lebih dalam tubuh kita," lanjutnya.

Cara menghitung kebutuhan makronutrien, disebut dr. Fanny paling mudah dapat menggunakan telapak tangan. Menghitung kebutuhan karbohidrat dengan satu kepalan tangan banyaknya.

"Kalau untuk protein bisa kita pakai area telapak tangan bagian dalam untuk kebutuhan protein, untuk jumlah lemak baik bisa pakai ukuran dari jempol, minyak tidak perlu terlalu banyak," terang dr. Fanny. Ia Namun kebutuhan setiap orang berbeda-beda, terlebih ditilik dari profesinya.

infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia
Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya