Liputan6.com, Washington D.C - Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Saudi di Amerika Serikat menyelenggarakan acara Bazaar Ramadhan pada Senin 17Â April 2023 yang menarik komunitas Muslim dan non-Muslim di Washington, D.C.
Bazar tersebut mencakup 30 paviliun perbelanjaan serta tenda Ramadhan yang menyajikan hidangan liburan populer dari seluruh wilayah Arab Saudi, dikutip dari laman Arab News, Rabu (19/4/2023).
Baca Juga
Acara tersebut termasuk di antara banyak acara yang diselenggarakan oleh kedutaan selama bulan suci.
Advertisement
Bekerja sama dengan klub mahasiswa Arab Saudi di ibu kota, atase Kebudayaan Kedutaan Besar Saudi di Amerika Serikat mengadakan Ramadhan Volleyball Championship Cup dan rangkaian malam Ramadhan. Banyak anggota fakultas universitas, serta mahasiswa yang belajar bahasa Arab, juga hadir.
Arab Saudi Bagi Tips Kurangi Sampah Makanan Selama Ramadhan
Masih seputar Ramadhan, sebelumnya otoritas General Food Security Authority (GFSA) atau Keamanan Pangan Umum Arab Saudi telah mengeluarkan beberapa tips yang dapat membantu Anda yang berpuasa dalam menyiapkan makanan dan menu buka puasa yang lebih berkelanjutan.
Kiat-kiat tersebut, yang dibagikan di media sosial, adalah bagian dari kampanye yang diluncurkan minggu lalu oleh Program Nasional GFSA untuk Mengurangi Kehilangan dan Pemborosan Pangan di Kerajaan.
Kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang ketahanan pangan dan mencegah pemborosan makanan itu juga mengajak masyarakat untuk menjaga pola konsumsi yang baik dan sehat, demikian dilansir dari AlArabiya.
Pemborosan Makanan di Arab Saudi
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Saudi Press Agency (SPA), GFSA mencatat bahwa tingkat kehilangan dan pemborosan makanan di Kerajaan sekitar 33 persen dan nilai limbah makanan diperkirakan mencapai 40 miliar riyal (sekitar 158 triliun rupiah) setiap tahunnya.
Untuk membantu mencegah hal tersebut, kampanye tersebut mendesak orang-orang untuk terlebih dahulu mengatur makanan apa yang mereka inginkan di meja buka puasa mereka, untuk mendiversifikasi pilihan makanan tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit, dan menyimpan sisa makanan dalam wadah yang rapat untuk dikonsumsi nanti.
Kampanye itu juga mengimbau masyarakat untuk menjaga jumlah yang pas saat membuat makanan, dan tidak membuat makanan dalam jumlah besar yang tidak perlu terutama dalam hal nasi.
"Nasi adalah makanan utama dan terbuang dalam jumlah besar," kata kampanye itu dalam sebuah cuitan di akun Twitter resminya, menambahkan bahwa persentase sisa makanan dari nasi adalah 31 persen.
Hal yang sama berlaku untuk kurma. Kurma adalah elemen penting di bulan Ramadhan dan biasanya dimakan untuk berbuka puasa. Namun, kampanye tersebut mencatat bahwa jumlah kurma yang terbuang diperkirakan lebih dari 36 ribu ton per tahun.
Selain itu, kampanye mencatat bahwa menyiapkan daftar belanjaan sebelum pergi ke supermarket adalah strategi bagus yang memungkinkan orang mengurangi pembelian produk yang tidak mereka butuhkan.
Dengan membuat daftar belanjaan, itu dapat membantu "mengurangi waktu (yang dihabiskan di supermarket), menghemat uang, dan membantu berhenti membuang-buang makanan".
Advertisement
Kolaborasi Internasional, Seruan Cegah Sampah Makanan
Persoalan sampah makanan merupakan masalah yang juga umum terjadi di Indonesia. Masalah sampah makanan pun sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, timbunan sampah makanan dari aktivitas konsumsi jumlahnya signifikan.
Inisiatif Consumindful dengan slogan Eat Wiser, No Leftover, merupakan sebuah langkah yang dilakukan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) sebagai upaya kontribusi dalam mengurangi timbulan sampah makanan.
Proyek itu diinisiasi oleh IBCSD bersama WRAP dan GRASP 2030 dengan dukungan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia.
Acara peluncuran Consumindful merupakan penanda dimulainya gerakan mengajak publik untuk turut serta mengurangi sampah makanan di Indonesia. Gerakan itu diharapkan dapat mengamplifikasi pesan ke khalayak yang lebih luas untuk lebih bijak dalam mengonsumsi dan tidak menyisakan makanan.
Penyebaran pesan pentingnya mengurangi sampah makanan dinilai penting. Sebab, Indonesia mengalami kerugian ekonomi 4 hingga 5 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) akibat persoalan susut dan limbah pangan berdasarkan data Bappenas 2021.
"Inisiatif Consumindful diharapkan dapat semakin mendorong perilaku positif masyarakat dan industri untuk mengurangi sampah makanan serta membudayakan donasi makanan," ujar Direktur Eksekutif IBCSD Indah Budiani dalam sambutannya di acara peluncuran Consumindful yang berlangsung di Yogyakarta pada Selasa (4/4/2023).