Liputan6.com, Madinah - Dari pakaian tradisional yang penuh warna hingga pakaian tradisional Saudi, Idul Fitri di kota-kota suci menampilkan budaya Islam yang kaya.
Selama Idul Fitri, banyak pengunjung umrah di Mekkah dan Madinah yang antusias untuk mengenakan pakaian tradisional asal negara mereka masing-masing, demikian melansir dari Arab News pada Rabu (26/4/2023).
Baca Juga
Acara Resepsi Pernikahan Seperti Ini Bukan lagi Sunnah, tapi Haram Kata Buya Yahya
Top 3 Islami: Amalan Mudah yang Pahalanya Terus Mengalir Tak Terbatas, 3 Penyebab Seseorang Tak Dapat Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat
Top 3 Islami: Resepsi Pernikahan Seperti Ini Haram Kata Buya Yahya, Penyebab Hidup Sengsara Menurut Gus Baha
Hal ini menciptakan harmoni warna yang terintegrasi dan menujukkan keragaman budaya yang indah.
Advertisement
Faten Hussein, seorang penulis yang berspesialisasi dalam Haji dan Umrah, mengatakan, “Orang-orang dari seluruh dunia datang ke Mekkah untuk melakukan rukun Islam kelima, yang terkait dengan mengelilingi Ka’bah, bolak-balik antara Al-Safa dan Al- Marwa, melakukan haji dan ritual suci lainnya.”
Jika berkunjung ke Mekkah, Anda dapat melihat jutaan umat Muslim dari seluruh bagian dunia berkumpul untuk melakukan ritual sucinya.
Ada yang berasal dari Mesir, Irak, Turkiye, Abyssinia, dan bahkan dari negara-negara Asia. Seperti India dan orang-orang asal Asia Tenggara.
"Ini membentuk masyarakat homogen yang dipersatukan oleh Islam dan bahasa, dan ini diperkuat dengan kehadiran masyarakat tersebut di dekat Masjidil Haram,” tambahnya.
“Pakaian yang dikenakan selama Idul Fitri oleh semua bangsa di seluruh dunia merupakan indikasi keragaman yang indah dan positif yang hanya ada di dua ibu kota suci Mekkah dan Madinah, karena umat Islam mengunjungi mereka dari semua negara. Ini adalah pemandangan yang indah dan menawan yang menarik perhatian pada hari-hari pertama Idul Fitri.”
Variasi Menu Makanan di Restoran
Husein juga mengatakan keragaman pakaian di Mekkah pada hari-hari Idul Fitri sama halnya dengan bermacam-macam kuliner yang berbeda.
"Jangan kaget saat melewati jalan-jalan Mekkah untuk menemukan restoran dengan makanan dan nama yang berbeda," katanya.
Selain adanya berbagai restoran Arab yang menyajikan kibbeh, tabbouleh, baba ghanouj dan makanan Levant lainnya, terdapat juga beragam restoran yang menyajikan makanan dari seluruh penghujung dunia.
Ada restoran nasi Bukhari yang sangat populer, restoran makanan Jawa dengan cita rasa sate, dan dan dengan berbagai kombinasinya, restoran India dengan rasa kabli, biryani, dan hidangan lainnya yang berbeda, dan restoran Turki.
“Bahkan pada musim seperti Ramadhan, Anda dapat menemukan samosa dan sup sebagai makanan pokok Mekah, dan jangan lupakan pitasa dan makanan manis syirik. Saat waktu berbuka puasa, biasanya mereka menyajikan dibyaza, hareesa dan mloukhia,” ujarnya.
Advertisement
20 Juta Jemaah
Mengutip dari Reham Zahed yang merupakan supervisor hubungan tamu di salah satu hotel Mekkah, kapasitas jemaah muslim meningkat pada musim Ramadhan tahun ini, mencapai 20 juta jemaah yang datang.
Persentase hotel yang beroperasi sekitar Masjidil Haram juga ikut meningkat untuk mengakomodasi jumlah pengunjung yang banyak.
Kini, Mekkah telah menjadi kota keragaman, yang menyatukan semua peradaban dan budaya dari berbagai benua.
Zahed menambahkan, “Pakaian tersebut mewakili berbagai negara dan masyarakat yang hadir, dan pria juga mengenakan pakaian tradisional resmi negara mereka masing-masing."
Mereka merayakan Idul Fitri dengan melakukan salat Ied di Masjidil Haram dan alun-alunnya, mengenakan pakaian tradisional negara mereka dengan warna dan desain yang menarik.
"Saya lihat sebagian besar tamu ini menonjol karena mengenakan seragam resmi Kerajaan Arab Saudi, thobe dan shemagh putih untuk pria, serta abaya dan cadar untuk wanita.”
Persatuan Budaya
Melihat beragamnya budaya yang sangat banyak dengan penuh toleransi dan rasa persatuan seperti ini, hanya bisa ditemukan di kota suci Mekkah dan Madinah.
Zahed mengatakan bahwa ini membawa kebahagiaan dan rasa persatuan Islam.
“Banyak jemaah laki-laki tertarik untuk mengenakan pakaian tradisional Saudi untuk Idul Fitri seperti thawb dan ghutra, meskipun sebelumnya mereka tidak terbiasa mengenakan pakaian seperti itu, itu indah,” katanya.
“Ada juga perempuan yang bertanya tentang pakaian adat Hijazi dan ingin pergi ke tempat-tempat khusus untuk mencobanya. Inilah keindahan keberagaman Mekkah.”
Advertisement