Mengintip Warna-Warni Lebaran Idul Fitri di Mekkah dan Madinah, Saat Jemaah Pakai Pakaian Tradisional

Ramadhan tahun ini, jemaah Muslim yang berkunjung ke Madinah dam Mekkah mencapai 20 juta orang. Mereka terlihat merayakan Idul Fitri dengan melakukan salat mengenakan pakaian tradisi dari negara asalnya masing-masing, yang menunjukan keberagaman budaya dan persatuan Islam.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 26 Apr 2023, 19:35 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2023, 19:35 WIB
Sekelompok pengunjung umrah berpakaian tradisional yang sedang berfoto di Makkah dan Madinah saat Idul Fitri.
Sekelompok pengunjung umrah berpakaian tradisional yang sedang berfoto di Mekkah dan Madinah saat Idul Fitri. (Sumber: Arab News/SPA)

Liputan6.com, Madinah - Dari pakaian tradisional yang penuh warna hingga pakaian tradisional Saudi, Idul Fitri di kota-kota suci menampilkan budaya Islam yang kaya.

Selama Idul Fitri, banyak pengunjung umrah di Mekkah dan Madinah yang antusias untuk mengenakan pakaian tradisional asal negara mereka masing-masing, demikian melansir dari Arab News pada Rabu (26/4/2023).

Hal ini menciptakan harmoni warna yang terintegrasi dan menujukkan keragaman budaya yang indah.

Faten Hussein, seorang penulis yang berspesialisasi dalam Haji dan Umrah, mengatakan, “Orang-orang dari seluruh dunia datang ke Mekkah untuk melakukan rukun Islam kelima, yang terkait dengan mengelilingi Ka’bah, bolak-balik antara Al-Safa dan Al- Marwa, melakukan haji dan ritual suci lainnya.”

Jika berkunjung ke Mekkah, Anda dapat melihat jutaan umat Muslim dari seluruh bagian dunia berkumpul untuk melakukan ritual sucinya.

Ada yang berasal dari Mesir, Irak, Turkiye, Abyssinia, dan bahkan dari negara-negara Asia. Seperti India dan orang-orang asal Asia Tenggara.

"Ini membentuk masyarakat homogen yang dipersatukan oleh Islam dan bahasa, dan ini diperkuat dengan kehadiran masyarakat tersebut di dekat Masjidil Haram,” tambahnya.

“Pakaian yang dikenakan selama Idul Fitri oleh semua bangsa di seluruh dunia merupakan indikasi keragaman yang indah dan positif yang hanya ada di dua ibu kota suci Mekkah dan Madinah, karena umat Islam mengunjungi mereka dari semua negara. Ini adalah pemandangan yang indah dan menawan yang menarik perhatian pada hari-hari pertama Idul Fitri.”

Variasi Menu Makanan di Restoran

Di Madinah, warga mengunjungi tempat silaturahmi di berbagai lingkungan untuk menumbuhkan semangat bermasyarakat di hari-hari Idul Fitri.
Di Madinah, warga mengunjungi tempat silaturahmi di berbagai lingkungan untuk menumbuhkan semangat bermasyarakat di hari-hari Idul Fitri. (Sumber: Arab News/SPA)

Husein juga mengatakan keragaman pakaian di Mekkah pada hari-hari Idul Fitri sama halnya dengan bermacam-macam kuliner yang berbeda.

"Jangan kaget saat melewati jalan-jalan Mekkah untuk menemukan restoran dengan makanan dan nama yang berbeda," katanya.

Selain adanya berbagai restoran Arab yang menyajikan kibbeh, tabbouleh, baba ghanouj dan makanan Levant lainnya, terdapat juga beragam restoran yang menyajikan makanan dari seluruh penghujung dunia.

Ada restoran nasi Bukhari yang sangat populer, restoran makanan Jawa dengan cita rasa sate, dan dan dengan berbagai kombinasinya, restoran India dengan rasa kabli, biryani, dan hidangan lainnya yang berbeda, dan restoran Turki.

“Bahkan pada musim seperti Ramadhan, Anda dapat menemukan samosa dan sup sebagai makanan pokok Mekah, dan jangan lupakan pitasa dan makanan manis syirik. Saat waktu berbuka puasa, biasanya mereka menyajikan dibyaza, hareesa dan mloukhia,” ujarnya.

20 Juta Jemaah

Ilustrasi pria sedang melakukan salah satu tradisi pemberian permen ke anak.
Ilustrasi pria sedang melakukan salah satu tradisi pemberian permen ke anak. (Sumber: Arab News/SPA)

Mengutip dari Reham Zahed yang merupakan supervisor hubungan tamu di salah satu hotel Mekkah, kapasitas jemaah muslim meningkat pada musim Ramadhan tahun ini, mencapai 20 juta jemaah yang datang.

Persentase hotel yang beroperasi sekitar Masjidil Haram juga ikut meningkat untuk mengakomodasi jumlah pengunjung yang banyak.

Kini, Mekkah telah menjadi kota keragaman, yang menyatukan semua peradaban dan budaya dari berbagai benua.

Zahed menambahkan, “Pakaian tersebut mewakili berbagai negara dan masyarakat yang hadir, dan pria juga mengenakan pakaian tradisional resmi negara mereka masing-masing."

Mereka merayakan Idul Fitri dengan melakukan salat Ied di Masjidil Haram dan alun-alunnya, mengenakan pakaian tradisional negara mereka dengan warna dan desain yang menarik.

"Saya lihat sebagian besar tamu ini menonjol karena mengenakan seragam resmi Kerajaan Arab Saudi, thobe dan shemagh putih untuk pria, serta abaya dan cadar untuk wanita.”

Persatuan Budaya

Salah satu pakaian umat Muslim yang dikenakan saat berkunjung ke Makkah.
Salah satu pakaian umat Muslim yang dikenakan saat berkunjung ke Makkah. (Sumber: Screenshot Arab News/SPA)

Melihat beragamnya budaya yang sangat banyak dengan penuh toleransi dan rasa persatuan seperti ini, hanya bisa ditemukan di kota suci Mekkah dan Madinah.

Zahed mengatakan bahwa ini membawa kebahagiaan dan rasa persatuan Islam.

“Banyak jemaah laki-laki tertarik untuk mengenakan pakaian tradisional Saudi untuk Idul Fitri seperti thawb dan ghutra, meskipun sebelumnya mereka tidak terbiasa mengenakan pakaian seperti itu, itu indah,” katanya.

“Ada juga perempuan yang bertanya tentang pakaian adat Hijazi dan ingin pergi ke tempat-tempat khusus untuk mencobanya. Inilah keindahan keberagaman Mekkah.”

Infografis Kegiatan Dilarang dan Dibolehkan Saat Perayaan Idul Fitri 1442 H / 2021. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kegiatan Dilarang dan Dibolehkan Saat Perayaan Idul Fitri 1442 H / 2021. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya