Liputan6.com, Jakarta - Kewalian Syaikhona Kholil Bangkalan sudah tidak diragukan lagi. Ia adalah ulama kharismatik asal Madura yang sangat dihormati oleh para santrinya. Mbah Kholil menjadi salah satu waliyullah yang sukses mencetak santrinya menjadi ulama-ulama besar di Tanah Air.
Sebagai seorang wali, Mbah Kholil dianugerahi banyak karomah oleh Allah SWT. Tentu saja karomah ini didapatkan berkat kedekatannya dengan Allah SWT dan istiqomahnya dalam menyiarkan Islam.
Salah satu kisah karomah yang diceritakan oleh KH Abdul Adzim Cholili saat haul ke-45 Nyai Hj Imron adalah ketika Mbah Kholil dituduh mencuri. Cerita karomah ini didapat dari Habib Abdullah Surabaya.
Advertisement
Baca Juga
Melansir situs Ponpes Syaichona Moh. Cholil, suatu ketika Mbah Kholil kedatangan salah satu teman pondoknya dan menginap di rumahnya. Temannya tersebut berkunjung karena mendengar kekeramatan dan kewalian Mbah Kholil.
Setelah sholat Isya berjemaah, Mbah Kholil mengajak temannya ke salah satu rumah orang kaya di sebelah utara dari Desa Tonjung, tepatnya di Desa Ghubeng.
Teman Mbah Kholil enggan masuk ke rumah orang kaya itu. Ia malah mengira Mbah Kholil memiliki niatan mencuri harta-harta rumah itu. Ia juga heran mengapa seseorang yang tingkatannya wali tapi memiliki niatan yang tidak patut ditiru.
“Kak padahal saya mendengar dari orang-orang bahwa kamu adalah seorang waliyullah besar, tapi kenapa kamu mencuri,” kata temannya.
“Sudahlah ayo ikut saja,” ajak Mbah Kholil.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Mengambil Peti yang Berisi Dinar
Akhirnya temannya Mbah Kholil ikut masuk. Ia melihat Mbah Kholil mengambil sebuah peti yang berisi dinar banyak sekali dan membawanya keluar. Temannya tak bisa lagi memengaruhi Mbah Kholil, ia mengikuti saja dengan perasaan gelisah.
Setelah sekitar satu jam di luar, Mbah Kholil mengajak temannya lagi untuk masuk ke dalam rumah yang dimasukinya tadi, tapi temannya masih tetap tidak mau.
“Sudahlah kak kamu jangan mencuri lagi,” pintanya yang dihiraukan Mbah Kholil.
Setelah kembali masuk rumah orang kaya tadi, Mbah Kholil lalu menjelaskan apa maksud dari yang dilakukannya. Alasannya itulah membuat temannya mengakui kewalian dan kekeramatan Mbah Kholil.
“Saya di sini bukan untuk mencuri. Jadi begini, tadi itu ada maling yang mau mencuri emas di sini, sebelum emasnya dicuri maka saya amankan terlebih dahulu. Coba lihat di sebelah Utara itu ada lubang di sana (menunjukkan ada lubang maling), pemilik rumah ini adalah tetanggaku terhitung 40 rumah dari Demangan rumahku. Jadi, saya ingin menyelamatkannya karena ada haqqul jar bagiku,” jelasnya.
Masya Allah, Mbah Kholil mengetahui bahwa rumah orang kaya itu akan menjadi target pencurian. Dengan kejadian ini kewalian Mbah Kholil semakin terbukti. Semoga dari kisah ini terdapat hikmah yang dapat kita petik. Wallahu’alam.
Advertisement