2 Surah yang Turun Secara Berurutan, Gambaran Dahsyatnya Hari Kiamat

Banyak surah Al-Qur’an yang mengulas tentang hari kiamat. Bahkan ada yang secara spesifik menggunakan hari kiamat untuk menamakan surah itu. Dua surah itu yakni Al-Qari’ah dan Al-Qiyamah.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2023, 12:30 WIB
Ilustrasi Kiamat (Image by liuzishan on Freepik)
Ilustrasi Kiamat (Image by liuzishan on Freepik)

Liputan6.com, Cilacap - Banyak surah Al-Qur’an yang mengulas tentang hari kiamat. Bahkan ada yang secara spesifik menggunakan hari kiamat untuk menamakan surah itu.

Dua surah itu yakni Al-Qari’ah dan Al-Qiyamah. Baik Surah Al-Qari’ah maupun Al-Qiyamah ini artinya hari kiamat. Uniknya, kedua surah yang menggambarkan peristiwa hari kiamat ini juga turun secara berurutan.

Surah Al-Qiyamah turun setelah surah Al-Qariah.

Keduanya termasuk surah Makiyyah sebab turun di Mekah dan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Kedua surah ini menggambarkan peristiwa dahsyatnya hari kiamat.

Berikut ini penjelasan gambaran dahsyatnya kiamat dalam Surah Al-Qari’ah dan Al-Qiyamah.

Simak Video Pilihan Ini:

Gambaran Kiamat dalam Surah Al Qari’ah

Ayat Tentang Tabligh dalam Al-Qur'an
Ilustrasi Kitab Suci Al-Qur'an Credit: pexels.com/Tayeb

Mengutip laman NU Online, Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa maksud Al-Qari‘ah adalah hari kiamat menurut mayoritas ahli tafsir, karena sesungguhnya ia menegur keras para makhluk dengan segala ketakutan yang dibuatnya.

Pakar bahasa Arab mengatan bahwa bangsa Arab berkata, “Qara'athum alqari'ah, wafaqarathum alfaqirah”, ketika mereka ditimpa sesuatu yang mengerikan. (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub Al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 165).  

Al-Khazin mengatakan bahwa Al-Qari'ah merupakan nama lain dari Kiamat. Dinamakan begitu karena kiamat mengetarkan hari dengan ketakutan dan malapetaka.  

Pendapat lain mengatakan suara Malaikat Israfil dinamakan qa'riah, karena ketika ia meniup terompet maka matilah seluruh makhluk karena kerasnya suara tiupan terompetnya.  (Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ibrahim bin Umar As-Syaikhi Al-Khazin, Lubabut Ta'wil fi Ma'ani Tanzil, [Bairut, Darul Kutub Ilmiyah: 1415 H] juz IV halaman 462). 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili mengatakan,  kalimat “wa mā adrāka mal-qāri’ah” adalah kalimat istifham (kalimat tanya) yang bertujuan untuk menakut-nakuti dan bertujuan untuk memperbesar perkara hari Kiamat. Demikian juga halnya dengan kalimat "wa ma adraka mahiyah".   

Kalimat "al-qāri’ah mal-qāri’ah" menempatkan isim zhahir di tempat isim dhamir yang bertujuan untuk menakut-nakuti.  Adapun asli kalimatnya adalah "al-qāri’ah ma hiya".

Kalimat tersebut juga merupakan ta'kid (penguat) untuk memberitahu kedahsyatan hari Kiamat yang sangat menakutkan. (Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 376).  

Setelah menyebutkan Al-Qariah dengan segala kedahsyatan dan kengeriannya, kemudian pada ayat berikutnya Allah menjelaskan hari Kiamat, waktu dan tanda-tandanya. 

Gambaran Kiamat dalam Surah Al-Qiyamah

Semarak Ramadan di Masjid Agung Sanaa
Seorang pria membaca Al-Quran selama bulan Ramadan di Masjid Agung Sanaa, Yaman, Minggu (26/4/2020). Kaligrafi dan dekorasi merupakan kekhasan Masjid Agung Sanaa. (Mohammed HUWAIS/AFP)

Mengutip laman annajah.co.id, surat Al Qiyamah diawali dengan sumpah pada hari kiamat yang bertujuan untuk menegaskan bahwa hari kebangkitan setelah hari kiamat adalah benar adanya dan tidak ada sedikit pun keraguan terhadapnya.

Sebagaimana tertulis dalam ayat 1-4 yang berbunyi,

“Aku bersumpah pada hari kiamat, dan Aku bersumpah dengan jiwa (dirinya sendiri) yang amat menyesali. Apakah manusia akan mengira bahwa Kami tidak mengumpulkan (kembali) tulang – belulangnya? Sebenarnya Kami memiliki kuasa menyusun (kembali) jari- jemarinya dengan sempurna.”

Kemudian, dalam surat ini juga menyebutkan sebagian dari tanda-tanda hari kiamat yang mengerikan tersebut. Pada hari tersebut, bulan menjadi gerhana dan mata manusia menjadi bingung. Semua makhluk dan seluruh umat manusia dikumpulkan untuk menghadapi penghitungan amal dan pembalasan. Tertulis dalam ayat 7-12, yang dapat disimpulkan, berbunyi:

“Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, serta matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat lari?” Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.”

 

2 Golongan Manusia di Hari Kiamat

[Bintang] Fenomena Terompet Sangkakala & Ramalan-Ramalan Gagal Soal Kiamat
Ilustrasi kiamat | via: theengsi.blogspot.com

Surat Al-Qiyamah juga menerangkan tentang pembagian umat manusia di akhirat. Pembagian tersebut menjadi dua bagian yaitu mereka orang-orang yang beruntung dan mereka orang-orang yang celaka. Mereka orang yang beruntung, di hari akhir nanti wajahnya akan bersinar cerah dan memandang Tuhan mereka.

Berbeda dengan mereka orang-orang yang celaka, di hari akhir nanti wajah mereka gelap dan diselubungi dengan kehinaan. Seperti yang dirangkum dalam ayat 22-25,

“Wajah mereka (orang-orang mukmin) pada hari itu akan berseri-seri. Hanya kepada Tuhannya mereka akan melihat. Dan wajah mereka (orang-orang kafir) pada hari tersebut akan muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.”

Kemudian, kandungan dalam surat Al Qiyamah dirangkum dari ayat 26-33, berbicara mengenai bagaimana seseorang ketika mengalami sakaratul maut yang mana mereka akan mengalami begitu banyak kesulitan dan ketakutan. Saat itu terjadi, manusia akan mengalami kesulitan dan kesempitan yang tidak dapat dibayangkan.

Penulis: Khazim Mahrur  /  Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya