Liputan6.com, Jakarta - Ber-taubat dalam Islam adalah suatu hal yang amat penting dimana hal itu menggambarkan upaya seseorang untuk memperbaiki diri dan kembali kepada jalan yang benar menurut ajaran agama.
Taubat bermakna mengakui kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, serta bersungguh-sungguh untuk meninggalkan perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Pertama-tama, bertaubat melibatkan kesadaran diri terhadap dosa yang telah dilakukan. Seseorang harus merasa menyesal dan memiliki kesadaran moral tentang tindakan buruk yang telah dilakukannya. Ini merupakan langkah awal yang penting dalam proses taubat, karena tanpa kesadaran ini, seseorang mungkin tidak merasa perlu untuk berubah.
Advertisement
Kemudian, bertaubat melibatkan niat yang tulus untuk tidak mengulangi dosa tersebut di masa depan. Niat ini harus datang dari hati yang tulus ikhlas, dan seseorang harus benar-benar berkomitmen untuk meninggalkan perilaku dosa tersebut. Niat yang tulus ini merupakan indikator penting dari keikhlasan seseorang dalam bertaubat.
Selanjutnya, bertaubat dalam Islam juga membutuhkan tindakan nyata untuk memperbaiki diri. Ini bisa mencakup pembetulan terhadap orang yang mungkin telah dirugikan oleh tindakan tersebut, serta upaya untuk meningkatkan perilaku dan kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.
Tindakan nyata ini merupakan bukti konkret dari niat taubat dan membantu seseorang untuk benar-benar berubah menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah.
Lalu kapankah taubat yang benar, apakah sekali seumur hidup atau bagaimana?
Baca Juga
Lakukan Taubat Setiap Hari
Mengutip Suaraislam.id, banyak kisah dan contoh kejadian yang bisa diambil hikmahnya, bahwa kematian tidak mesti harus dilalui dengan sakit atau usia tua, sehat muda pun tak terhalang jika kematian menjemput.
Setiap muslim pernah berbuat salah, baik dia sebagai orang awam maupun seorang ustaz, da’i, pendidik, kyai, atau pun ulama. Karena itu, setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar (minta ampun kepada Allah) dan selalu bertaubat kepadaNya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
عَنِ اْلأَغَرِّ بْنِ يَسَارٍ الْمُزَنِي قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَآايُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ.
Dari Agharr bin Yasar Al Muzani, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,”Hai sekalian manusia! Taubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepadaNya, karena sesungguhnya aku bertobat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali” (HR.Bukhari)
Dalam kesempatan lain Abu Hurairah menyatakan bahwa ia tidak pernah melihat seorang pun yang paling banyak beristighfar melainkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal, semua orang tahu bahwa beliau sudah dijamin masuk surga dan diampuni dosa-dosa yang telah lampau maupun dosa yang akan datang. Sehingga Aisyah, istri Beliau memberanikan diri untuk bertanya kepadanya “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini, padahal engkau telah diampuni dosa yang telah lalu dan akan datang”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidakkah engkau menyukai aku menjadi hamba yang bersyukur”. Sungguh mulia tiada tara akhlak Rasul. Ini menunjukkan bahwa kemuliaan tersebut hanya dimiliki oleh makhluk terbaik dan terpilih, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu bagaimana dengan kita???
Advertisement
Tugas Utama Manusia Adalah Bertaubat
Allah Ta’ala, berfirman:
وَإِنِّى لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صٰلِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى
“Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman, dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.” (QS. Ta-Ha 20: Ayat 82)
Dan diantara tugas utama manusia memang seharusnya disuruh bertaubat,
…وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung”. (QS. An-Nur 24 : Ayat 31).
Juga Firman-Nya :
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sungguh, Allah menyukai orang tobat dan menyukai orang yang mensucikan diri”. (QS. Al-Baqarah 2 : Ayat 222)
Dua ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Ta’ala menekankan begitu pentingnya taubat bagi manusia. Bagaimana manusia ingin dicintai Allah sementara sifat yang dicintai-Nya tidak dijalankan. Bagaimana manusia ingin beruntung dunia dan akhirat jika perintah taubat-Nya juga tidak dilakukan.Wallahu a’lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul