Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan dan matahari, akan menghiasi Ramadhan 2024. Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Farahhati Mumtahana menyampaikan dua fenomena astronomi tersebut tidak bisa diamati di Indonesia.
Mengutip laman BRIN, dua gerhana yang diperkirakan terjadi di bulan Ramadhan 1445 H yaitu gerhana bulan penumbra pada 24-25 Maret 2024 dan gerhana matahari total (GMT) pada 8 April 2024.
“Ada juga fenomena gerhana di tahun 2024, tetapi sayangnya tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan wisata atau ekspedisi mengejar gerhana,” tutur Farah, dikutip Jumat (15/3/2024).
Advertisement
Baca Juga
Peristiwa gerhana di bulan Ramadhan kerap dikaitkan dengan datangnya Imam Mahdi sebagai salah satu tanda kiamat. Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif pernah ditanya soal ini oleh seorang jemaahnya.
“Saya hamba Allah izin bertanya mengenai isu yang berkembang di tengah umat mengenai gerhana di bulan Ramadhan yang dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi (tanda kiamat),” kata seorang penanya mengawali pertanyaannya, dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV.
“Bagaimana pendapat Buya mengenai isu tersebut yang menimbulkan keresahan di tengah sebagian umat Islam?” lanjut dia, bertanya kepada Buya Yahya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Buya Yahya soal Kemunculan Imam Mahdi
Buya Yahya menjelaskan, umat Islam ahlussunnah wal jamaah meyakini bahwa kemunculan Imam Mahdi termasuk salah satu tanda kiamat kubra. Imam Mahdi akan membersamai Nabi Isa AS melawan Dajjal menjelang kiamat nanti.
Imam Mahdi adalah sosok yang akan muncul di akhir zaman. Ia memiliki nama seperti Rasulullah SAW, yakni Muhammad bin Abdullah. Garis nasab Imam Mahdi bersambung hingga Nabi Muhammad SAW melalui Siti Fatimah Azzahra dari Sayyidina Hasan.
“Itu adalah Imam Mahdi yang kita yakini. Biar pun di sana ada Imam Mahdi dengan versi yang tidak sesuai dengan keyakinan kita,” kata Buya Yahya.
Kemunculan Imam Mahdi sebagai tanda kiamat kubra didasarkan pada riwayat-riwayat dari hadis shahih. Kendati demikian, ada sebagian yang menyatakan hadis-hadis tersebut tidak sampai derajat mutawatir. Karena itu, bagi sebagian ulama mengingkari Imam Mahdi tidak dianggap keluar dari iman.
“Tapi sah kita meyakini karena hadis (kemunculan Imam Mahdi) benar dan kita yakin. Secara peribadi yakin betul insya Allah Imam Mahdi akan datang,” imbuh pengasuh LPD Al Bahjah ini.
Advertisement
Soal Gerhana di Bulan Ramadhan Tanda Kiamat
Soal gerhana di bulan Ramadhan, Buya Yahya tidak melihat adanya kaitan langsung dengan kemunculan Imam Mahdi sebagai salah satu tanda kiamat. Gerhana adalah fenomena astronomi yang dapat diprediksi oleh manusia. Adapun kemunculan Imam Mahdi adalah suatu hal yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Buya Yahya menegaskan, tanda kiamat seperti kemunculan Imam Mahdi akan diketahui pada akhirnya dan tidak perlu dicari. Umat Islam sebaiknya fokus pada persiapan diri untuk menghadapi kedatangan Imam Mahdi daripada mencari-cari tanda-tanda tertentu yang sebenarnya tidak begitu relevan.
“Gak usah dicari. Gak usah nunggu gerhana. Kita menyiapkan diri dengan keimanan. Jika pada waktunya datang Sayyidina Isa, Imam Mahdi, kita akan menjadi pendukungnya,” kata Buya Yahya.
“Jadi seperti itu. Hal-hal seperti itu jangan terlalu banyak didengar isu kaya gitu. Gak banyak manfaatnya untuk Anda,” Buya Yahya menegaskan.
*Disarikan dari ceramah Buya Yahya yang ditayangkan di YouTube Al Bahjah TV dan situs resmi albahjah.or.id. Wallahu a’lam.