Liputan6.com, Jakarta - Ternyata, ulama ahli Tafsir yang dimiliki Indonesia Gus Baha selama ini tidak pernah sholat tarawih satu bulan penuh.
Hal ini dapat dipastikan, bahkan dirinya juga mengakui hal tersebut.
Untuk diketahui, tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadhan.
Advertisement
Ibadah ini dilakukan setelah shalat Isya' dan merupakan bagian dari amalan keagamaan yang dianjurkan selama bulan suci Ramadan.
Sholat tarawih biasanya dilakukan di masjid atau di rumah, dengan umat Islam berkumpul untuk melaksanakan shalat berjamaah ini.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Mengenai Shalat Tarawih
Selama tarawih, para jamaah membaca Al-Quran secara berurutan dalam beberapa rakaat, yang biasanya terdiri dari delapan, dua belas, atau dua puluh rakaat, meskipun tidak ada ketentuan pasti tentang jumlah rakaat yang harus dilakukan.
Tradisi tarawih berasal dari praktik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yang pada awalnya melakukan sholat ini secara sendiri di masjid.
Namun, kemudian beliau memperbolehkan para sahabatnya untuk melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah.
Tarawih dianggap sebagai waktu yang istimewa untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT. Selama tarawih, umat Islam juga sering mengingat kembali ayat-ayat Al-Quran yang telah mereka hafal, serta merenungkan makna dan pesan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.
Melaksanakan tarawih memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual maupun sosial. Selain meningkatkan kecintaan terhadap Al-Quran, tarawih juga memperkuat ikatan antarumat Islam, karena umat Islam berkumpul bersama untuk melaksanakan ibadah.
Advertisement
Pengakuan Gus Baha
Kembali ke Gus Baha, dalam unggahan video pendek di platform YouTube, channel @pati_unus, Gus Baha mengaku selama ini ia tidak pernah shalat tarawih full 30 kali dalam sebulan.
"Kulo dereng nate, traweh ramadhan ping 30 genep, sewulan, nganti sakniki. Ning ojo ditiru," kata gUs Baha yang artinya dirinya tidak pernah tarawih satu bulan penuh sampai sekarang. Meski demikian hal ini jangan sampai ditiru.
Gus Baha pun tidak lantas bersembunyi dari masyarakat saat tidak jemaah tarawih, bahkan tetangga pun mengetahui apa yang dilakukan ulama ini.
"Yo mboten ndelik, nggih biasa tonggo sami ngertos kulo mboten tarawih," ujarnya.
Bahkan orang-orang tahu jika dirinya bukan benci terhadap ibadah spesial tersebut, menurutnya hal tersebut karena sunnah para nabi para wali, jika tarawih tidak satu bulan full.
Alasannya jika sampai dilakukan selama penuh maka nanti dikira wajib, padahal sholat ini tergolong sunnah.
Namun jika masyarakat ikut apa yang dilakukan Gus Baha nanti menyesal, karena Ramadhan satu tahun sekali kok tidak tarawih.
Beda Awam dengan Ulama
Bagi masyarakat biasa memang sayang, namun bagi ulama ada pertimbangan tersendiri. Karena ulama itu membawa banyak orang. Agar tak dianggap wajib.
Ia mencontohkan, banyak satpam yang tidak bisa tarawih, selain itu orang yang jualan bakso juga tidak bisa tarawih penuh.
"Banyak orang yang ingin tarawih, tapi tidak bisa tarawih, satpam, bakul bakso ra iso tarawih ono kernet raiso teraweh. Banyak umat Islam sing kepingin tarawih ora iso tarawih," kata Gus Baha.
"Nak nganti ulama kabeh majibno tarawih, Ramadhan pisan lho ra tarawih sing kepingin teraweh pirang-pirang. Iku nak nganti dadi konsensus elek separuh wong Islam dihukumi elek," ujapnya.
Dalam keterangannya, Nabi Muhammad SAW tarawih sampai hari ke-6, yang kemudian Nabi sholat di rumah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul
Advertisement