Liputan6.com, Cilacap - Surah Al-Fajr merupakan surah yang ke-89 dan termasuk surah-surah yang terdapat dalam juz 30 atau juz ‘amma. Surah Al-Fajr ini tergolong ke dalam surah Makkiyah karena turunnya di kota Makkah.
Baca Juga
Advertisement
Dalam surah ini terdapat kalimat nafs al-muthmainnah yang artinya ialah jiwa yang tenang. Kalimah ini terdapat di awal ayat 27. Adapun bunyi Surah Al-Fajr ayat 27-30 adalah sebagai berikut:
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)
Dalam ayat 27 lafal nafs al-muthmainah di awali dengan huruf nida atau panggilan, yakni huruf ‘ya’ yang artinya wahai. Lantas siapakan yang dimaksud jiwa yang tenang ini?
Simak Video Pilihan Ini:
Makna Nafs dalam Al-Qur’an
Selain dalam surah Al-Fajr kata nafs sering kali disebut dalam Al-Qur’an. Menukil tafsirqur’an.id, dalam firman-Nya yang lain, Allah Swt. bersumpah dengan jiwa.
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ“
"… dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Al-Syams [91]: 7-10).
Ayat ini menegaskan bahwa Allah Swt. mengilhamkan dua jalan kepada setiap jiwa, yakni jalan kefasikan dan ketakwaan. Keberuntungan dan kebahagiaan akan menyertai orang-orang yang menyucikan jiwanya. Kerugian dan kesengsaraan akan menghampiri orang-orang yang mengotori jiwanya.
Di dalam Al-Quran, kata yang biasa dipakai untuk menunjukkan makna jiwa adalah kata ‘nafs’. Secara eksplisit, Al-Quran menyebut tiga jenis nafs, yaitu: 1) al-nafs al-muthmainnah, terdapat dalam Q.S. Al-Fajr: 27; 2) al-nafs al-lawwamah, terdapat dalam Q.S. al-Qiyamah: 1; 3) al-nafs al-ammarah bi al-su’, terdapat dalam Q.S. Yusuf: 53.
Selain ketiga jenis nafs di atas, Al-Quran juga menyebut istilah nafs zakiyyah, seperti terdapat dalam Q.S. al-Kahfi: 74. (Dikutip dari Buku penulis berjudul “Qur’anic Inspiration: Meresapi Makna Ayat-Ayat Penggugah Jiwa”, Quanta, 2014).
Dari beragam bentuk nafs yang disebutkan oleh Al-Quran itu, kita berharap memiliki bentuk nafs yang paling tinggi dan paling mulia, yaitu al-nafs al-muthmainnah, jiwa yang tenang.
Advertisement
Siapa yang Dimaksud Jiwa yang Tenang?
Menukil tafsirqur’an.id, dalam kitab Lubab al-Ta’wil fi Ma’ani al-Tanzil, Al-Baghdadi menjelaskan bahwa makna al-nafs al-muthmainnah adalah jiwa yang tetap pada keimanan dan keyakinan, membenarkan firman Allah, meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya, tunduk serta taat kepada perintah Allah, ridla dengan ketetapan (qadla) serta takdir (qadar) Allah, yang selamat dari adzab Allah, yang selalu tenang dan damai dengan terus berdzikir kepada Allah.
Jiwa yang demikian inilah yang kelak ketika kembali kepada Allah akan disambut dengan sapaan mesra: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.” Wallahu A’lam.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul