Liputan6.com, Jakarta - Sebenarnya wajar jika seseorang merasa sakit hati ketika dihina oleh orang lain. Penghinaan atau perlakuan buruk dari orang lain dapat menimbulkan rasa malu, kesedihan, marah, atau bahkan depresi.
Ini karena penghinaan seringkali menyerang harga diri seseorang dan mengganggu kesejahteraan emosionalnya.
Advertisement
Tapi ternyata ada jawaban unik dari Gus Baha ketika dirinya atau seseorang mendapat dihina oleh orang lain.
Advertisement
Sebagai manusia, memiliki perasaan dan emosi adalah hal yang alami, dan merasa sakit hati dalam situasi seperti ini adalah reaksi yang lumrah.
"Dinyek wong iku ibadah, sing ngenyek kui kersane Allah. Kersane Allah iku mesti apik," kata Gus baha dalam sebuah pengajian yang diupload ulang di Youtube channel Khovil_Ipm031.
Hal ini setidaknya berati, baha dihina orang itu termasuk ibadah. Orang yang menghina itu kemauan Allah SWT, dan kemauan Allah itu pasti baik.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Jawaban Ini Sangat Mengejutkan
Gus Baha mencontohkan kisah penghinaan yang masyhur, Sayid Jafar Sodiq putra Sayid Muhammad Bakir. Bahkan, Ja'far Sodiq sampai (maaf diludahi orang).
"Masyhur itu kisah di tarikh, meski diludahi yang bersangkutan biasa saja, lewat biasa saja," katanya.
Saat ditanya oleh yang menghina, Sayid tersebut ditanya kenapa tidak emosi. jawabannya sungguh mengejutkan.
"Apa kamu melihat saya orang yang tidak percaya qadha dan qadar Allah. apa yang saya pikirkan saat kamu melakukan itu, saya hanya berfikir ini karena Allah," katanya.
Gus Baha juga menyatakan, ada kisah orang yang dihina ini justru mengirimkan uang kepada si penghina.
Alasan pemberian uang itu lantaran, yang dihina itu karena penghina dianggap mengasihkan kebaikan untuknya, dan menanggung keburukannya. Maka orang seperti itu harus dikasih hadiah.
Advertisement
Orang Dekat Allah saat Dihina, Seperti Ini Efeknya
"Nyatanya, orang kalau dekat dengan Allah, dihina seperti apapun tidak ada efeknya, tidak apa-apa," tandasnya.
Sangat penting untuk mengelola perasaan sakit hati jka dhina orang laindengan bijaksana. Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap sabar dan memaafkan dalam menghadapi cobaan atau ujian, termasuk perlakuan buruk dari orang lain.
Sikap sabar membantu seseorang untuk menjaga ketenangan pikiran dan hati, sementara memaafkan dapat membantu melepaskan beban emosional yang ditimbulkan oleh penghinaan.
Selain itu, meresapi ajaran Islam juga mengajarkan untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih luas.
Mungkin ada hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman tersebut. Misalnya, pengalaman penghinaan bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kesabaran, menguatkan keyakinan, atau bahkan memperdalam pemahaman tentang makna pengampunan dan kasih sayang.
Dengan demikian, meskipun merasa sakit hati adalah reaksi yang manusiawi, tetapi menjaga keseimbangan emosi dan memandang situasi dengan penuh kebijaksanaan akan membantu seseorang untuk menghadapinya dengan lebih baik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul