Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal, yang lantas disebut dengan puasa Syawal. Selain shaum Syawal, ada puasa sunnah lainnya, yakni puasa Senin Kamis, puasa Ayyamul Bidh, puasa Dawud dan lainnya.
Terkait dengan puasa Ayyamul Bidh, Rasulullah dalam salah satu hadisnya menganjurkan puasa yang dilakukan pada pertengahan bulan ini.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
“Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw telah memerintahkan untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15’.” (HR Abu Dawud). (An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, h. 81 dikutip dari NU Online).
Puasa Ayyamul Bidh Syawal bertepatan pada April 2024. Berikut ini adalah jadwal, niat puasa Ayyamul Bidh dan keutamaan bagi yang melaksanakannya.
Selain itu, dalam artikel ini akan dijelaskan pula hukum menggabungkan puasa Ayyamul Bidh dengan puasa Syawal menurut pandangan pendakwah Ustadz Adi Hidayat atau UAH.
Simak Video Pilihan Ini:
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Syawal 2024
Merujuk kalender yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia dan hasil sidang isbat, berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh Syawal 2024:
- Senin, 22 April 2024 M/13 Syawal 1445 H
- Selasa, 23 April 2024 M/14 Syawal 1445 H
- Rabu, 24 April 2024 M/15 Syawal 1445 H
Advertisement
Niat dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Berikut ini lafal niat puasa Ayyamul Bidh.
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’âlâ.”
Sebagaimana puasa sunnah pada umumnya, waktu niat puasa Ayyamul Bidh sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu zawal, posisi matahari condong ke barat. Dengan catatan, belum makan ataupun minum apa-apa sejak terbit fajar hingga waktu niat dilakukan.
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Bagi yang melaksanakan puasa Ayyamul Bidh akan meraih keutamaan luar biasa, di antara keutamaannya seperti puasa sepanjang tahun. Keutamaan ini berdasarkan hadis riwayat Bukhari nomor 1979.
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun,” demikian sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ’As.
Demikian penjelasan jadwal puasa Ayyamul Bidh Syawal 1445 H di bulan April 2024 lengkap panduannya. Semoga pada waktunya kita bisa mengamalkan amalan sunnah ini. Aamiin. Wallahu a’lam.
Bolehkah Digabung dengan Puasa Syawal?
Melansir banjarmasin.tribunnews.com, mengenai menggabungkan niat puasa dalam satu kali pelaksanaan, disebutkan Ustadz Adi Hidayat (UAH) pendapat ulama ada yang membolehkan ada pula yang menganjurkan untuk dipisah.
Ustadz Adi Hidayat menjabarkan rutinitas puasa sunnah misalnya Senin Kamis yang biasa dikerjakan umat Islam, akan ikut pahalanya ketika mengerjakan Puasa Syawal atau puasa yang tingkatannya lebih tinggi.
Ustadz Adi Hidayat menuturkan ada ulama yang membolehkan menyatukan niat, ada pula yang memisahkan dengan pendapat satu niat untuk satu amalan.
"Tapi ingat, ketika Anda berpindah pada amalan yang lebih tinggi maka amalan rendah akan ikut pahalanya. Misal, amalan rendah ke yang tinggi puasa Senin Kamis yang dilaksanakan Senin dan Kamis, lalu Puasa Ayyamul Bidh, Anda mendapati puasa Syawal berkaitan dengan puasa Seninnya bertepatan pula Ayyamul Bidh, Anda niatkan Syawalnya, maka Senin dan Ayyamul Bidh otomatis dituliskan pahalanya," terang Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Mentari Senja TV.
Pahala puasa Senin dan Ayyamul Bidh yang didapat itu adalah karena kebiasaan yang dilakukan sebelumnya yang mana rutin mengerjakan puasa sunnah Senin Kamis dan Ayyamul Bidh di pertengahan bulan.
Ustadz Adi Hidayat menuturkan rumusnya yakni pindahkan amalan yang rendah ke yang tinggi. Begitu mengerjakan amalan yang tinggi di saat bersamaan maka amalan yang rendah sudah dituliskan pahalanya.
"Jangankan puasa Syawal, Anda puasa Senin Kamis misal terus Anda pindah ke puasa Daud. Senin puasa, Selasa tidak, Rabu puasa, maka Kamis tidak, yang biasa puasa Senin Kamis meski tak puasa Kamis, pahalanya tetap dituliskan," urai Ustadz Adi Hidayat.
Advertisement