Misteri Ya'juj Ma'juj yang Muncul Jelang Kiamat, Kenapa Dikaitkan dengan Bangsa Mongol?

Kini Ya'juj dan Ma'juj diriwayatkan dikurung dalam tembok yang dibangun oleh Dzulqarnain, yang lantas disebut dengan Tembok Ya'juj dan Ma'juj. Kelak, sebelum kiamat, mereka akan keluar dan berbuat onar

oleh Nanik Ratnawati diperbarui 20 Apr 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2024, 02:00 WIB
Ilustrasi - Dzulqarnain. Tembok Ya'juj dan Ma'juj. (YT Pillar Islam)
Ilustrasi - Dzulqarnain - Zulkarnain. Tembok Ya'juj dan Ma'juj. (YT Pillar Islam)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tanda kiamat adalah munculnya Ya'juj dan Ma'juj. Ya'juj dan Ma'juj disebut dalam sejumlah hadis, yang salah satunya menjadi rujukan tanda kiamat yang pasti dan memiliki derajat sahih.

Artinya, “Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).

Penyebutan lainnya terkait dengan perilaku Ya'juj dan Ma'juj yang digambarkan berjumlah begitu banyak dan bahkan meminum habis Danau Thabariyah, Palestina (yang kini dikuasai Israel), menjelang datangnya kiamat.

Artinya: Dari An-Nuwas Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian Allah SWT mengeluarkan Yajuj dan Majuj, mereka turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Setelah itu gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan meminum habis semua air dalam danau tersebut. (HR Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah).

Para ulama bersepakat bahwa Ya'juj dan Ma'juj itu nyata dan bukanlah makhluk tunggal. Mereka bergerombol atau berkelompok, dengan jumlah yang begitu massif.

Kini Ya'juj dan Ma'juj diriwayatkan dikurung dalam tembok yang dibangun oleh Dzulqarnain, yang lantas disebut dengan Tembok Ya'juj dan Ma'juj. Kelak, sebelum kiamat, mereka akan keluar dan berbuat onar dan kerusakan di muka bumi.

Banyak yang bertanya, siapakah sosok Ya'juj dan Ma'juj, benarkah mereka bangsa Tatar dan Mongol?

 

Simak Video Pilihan Ini:

A-Maragi: Ya'juj dan Ma'juj adalah Bangsa Tatar dan Mongol

Tembok Besar China saat musim gugur
Foto dari udara yang diabadikan pada 4 November 2020 ini menunjukkan wisatawan mengunjungi Tembok Besar seksi Yumuling di Wilayah Qianxi, Provinsi Hebei, China utara. (Xinhua/Yang Shiyao)

Menukil Republika, dalam Al-Qur'an, dua kata ini disebut sebanyak dua kali, yaitu dalam surah al-Kahfi ayat 94 dan surah al-Anbiya ayat 96.

Alquran tidak menerangkan siapa sebenarnya Yajuj dan Majuj Alquran tidak menerangkan siapa sebenarnya Yajuj dan Majuj, dari bangsa dan keturunan mana mereka. Al-Qur'an hanya menjelaskan sifat-sifat mereka, yaitu kaum pembuat kerusakan di bumi.

Kalau tembok penghalang sudah dibuka, mereka akan turun mengalir seperti mengalirnya air bah yang menerjang bak banjir. Namun, bila tembok penghalang tersebut masih kokoh, mereka tidak masuk dan tidak dapat membuat kerusakan.

Terkait hal ini, para ulama tafsir banyak menakwilkan soal dinding pembatas tersebut. Ahmad Mustafa al-Maragi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, Yajuj adalah Tatar dan Majuj adalah Mongol.

Mereka berasal dari satu bapak yang bernama Turk, bertempat tinggal di bagian utara Asia. Daerah mereka memanjang dari Tibet dan Cina sampai ke Laut Baku Utara di barat sampai Turkestan.

Menurut al-Maragi, di berbagai zaman, bangsa-bangsa ini sering menyerang, membuat kerusakan di muka bumi dan menghancurkan bangsa-bangsa lain. Di antara mereka terdapat bangsa-bangsa yang kejam, turun dari bukit-bukit di Asia Tengah dan pergi ke Eropa pada masa dahulu, seperti bangsa Smith, Sumeria, dan Hun.

Mereka banyak menyerang negeri-negeri Cina dan Asia Barat. Salah satu pemimpin besarnya bernama Temujin yang dijuluki dengan nama Jengiz Khan (bahasa Mongol = Raja Alam, hidup pada 1167 sampai 1227), pada awal abad ketujuh H, ke-12 M.

Ia berikut tentaranya yang perkasa keluar jauh ke Asia Tengah. Ia menundukkan Cina Utara, kemudian pergi ke negeri-negeri Islam, lalu menundukkan Sultan Outbuddin bin Armilan, salah seorang raja Seljuk, yang menganut aliran Khawariz. Jengiz Khan melakukan kekejaman yang belum pernah ada sebelumnya di negeri ini.

 

Pandangan Imam Hambali

Situ kota kuno Al Hijr, Kota di atas batu. (Foto: Liputan6.com/YT Kabar Pedia)
Situ kota kuno Al Hijr, Kota di atas batu. (Foto: Liputan6.com/YT Kabar Pedia)

Sementara, Imam Hanbali dalam Musnad Imam Ahmad bin Hanbal menafsirkan hal berbeda. Seperti dikutip Ibnu Katsir, ia menyebutkan, Rasulullah SAW bersabda, "Nuh memiliki tiga orang anak, yaitu Sam, nenek moyang orang Arab, Ham, nenek moyang orang Sudan, dan Yafis nenek moyang orang Turk."

Menurut sebagian ulama, Yajuj dan Majuj adalah keturunan Yafis, putra Nuh. Demikian juga pendapat an-Nasafi, seorang ahli fikih, ushul fikih, dan tafsir yang bermazhab Hanafi dan wafat 710 H/ 1310 M.

Ia lebih memerinci lagi bahwa Yajuj berasal dari suku Turk, sedangkan Majuj berasal dari suku Jail serta Dailam keturunan Yafis yang membuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak mati dan masing-masing memiliki seribu keturunan yang dilengkapi dengan senjata.

Menurut sebagian ulama, Yajuj dan Majuj adalah keturunan Yafis, putra Nuh

 

Pandangan Buya Hamka

Ilustrasi tembok Ya'juj dan Ma'juj (SS: YT Jazirah Ilmu)
Ilustrasi tembok Ya'juj dan Ma'juj (SS: YT Jazirah Ilmu)

Ulama Indonesia, Buya Hamka, juga memberikan penafsiran tentang Yakjuj dan Makjuj ini. Menurut Buya Hamka, Yakjuj dan Makjuj adalah segala gerak yang telah dan hendak merusak dunia ini. Karena itu, baik diri, keluarga, maupun negara serta bangsa wajib membuat tirai besi sebagai benteng agar Yakjuj dan Makjuj tidak masuk.

Menurut dia, mungkin Yajuj dan Majuj dapat ditafsirkan sebagai pikiran jahat, maksud buruk, dan ideologi yang menyesatkan yang dianut sebagian manusia. Manusia yang menganutnya dengan kelicikan jahatnya bisa mempergunakan manusia sesamanya menjadi alat untuk merusak bumi.

Sebab itu, pikiran yang baik, cita-cita yang mulia, dan ideologi yang sehat harus ditanamkan dengan teguh pada setiap diri, keluarga, dan negara serta bangsa untuk membentengi Yakjuj dan Makjuj ini.

Namun, pendapat yang paling kuat adalah mengatakan bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah suatu kaum dari keturunan Adam AS. Seperti riwayat Abdu bin Hamid melalui sanad sahih, dari Abdullah bin Salam, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, (Yakjuj dan Makjuj) ini dari keturunan Adam. Di belakang mereka ada tiga umat. Tidaklah seorang dari mereka mati, melainkan meninggalkan lebih seribu keturunan."

Imam al-Alusi menambahkan, Yakjuj dan Makjuj ini bangsa yang memiliki umur panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya