Liputan6.com, Jakarta - Fadhilah membaca Al-Qur'an sangat besar. Salah satunya adalah menjadi perisai untuk menangkal azab di akhirat.
Secara spesifik, membaca surah Al-Mulk secara rutin bisa jadi pembebas seseorang dari siksa kubur. Lebih dari itu Al-Qur'an bisa memberi syafaat di hari kiamat.
Hal ini ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadis.
Advertisement
Baca Juga
Ulasan mengenai keutamaan surah Al-Mulk ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (23/4/2024).
Artikel kedua yang juga populer adalah penjelasan Gus Baha mengenai keutamaan kambing sebagai hewan qurban yang tak tergantikan oleh hewan lainnya.
Sementara, artikel ketiga yaitu penjelasan Buya Yahya mengenai mana yang lebih diutamakan terlebih dahulu, aqiqah atau qurban?
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Ingin Bebas Siksa Kubur dan Syafaat di Hari Kiamat? Baca Surah Ini Rutin
Syafaat secara bahasa artinya pertolongan atau bantuan kepada seseorang yang sangat memerlukan pertolongan. Syafaat sangat ditunggu-tunggu umat manusia tatkala di padang Mahsyar setelah hari kiamat.
Dalam Islam terdapat dua macam syafaat yakni syafaat Rasulullah SAW dan Syafaat dari Al-Qur’an.
Ulama Ahli Tafsir asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) pernah menjelasan secara spesifik perihal syafaat Al-Qur’an. Menurutnya, syafaat Al-Qur’an sangat hebat karena bisa menangkal azab seseorang.
Berdasarkan riwayat, terdapat surah Al-Qur’an yang bilamana rutin membacanya atau dalam riwayat lain disebutkan kalau menghafal surah Al-Qur’an ini maka akan memperoleh syafaat di hari kiamat.
Lantas surah apa yang membuat pembaca atau penghafalnya ini menjadi perisai dari azab mengerikan di akhirat?
Advertisement
2. Keutamaan Qurban Kambing Tak Tergantikan Sapi atau Hewan Lain, Kata Gus Baha
Ibadah Qurban telah disyariatkan dalam Islam. Para ulama berbeda pendapat tentang hukum kurban, ada yang mengatakan wajib dan ada pula yang berpendapat sunnah.
Terlepas dari perbedaan hukum qurban, Allah telah memerintahkan ibadah qurban. Dua di antaranya dalam surah Al-Kautsar dan Al-Hajj.
“Sesungguhnya Kami (Allah) telah memberikan engkau (Muhammad) nikmat yang banyak, maka salatlah kamu karena Tuhanmu dan sembelihlah (kurbanmu)” (QS. Al-Kautsar: 1-2).
“Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur” (QS. Al Hajj: 36).Di Indonesia sendiri, ada sejumlah hewan kurban yang populer. Di antaranya kambing atau domba dan sapi (kerbau).
Dari sejumlah pilihan itu, ulama ahli tafsir Al-Qur'an, KH Ahmad Bahauddin Nursalim Al-Hafidz menegaskan lebih memilih beribadah qurban kambing untuk satu orang daripada qurban sapi patungan.
Gus Baha, demikian dia biasa disapa, memiliki alasan yang kuat. Hal itu menimbang berbagai perspektif, mulai fiqih hingga sejarah qurban.
3. Mana yang Lebih Diutamakan, Aqiqah atau Kurban Dulu? Ini Penjelasan Buya Yahya
Ada seorang muslim ingin berkurban tapi ternyata dia belum pernah aqiqah. Kasus seperti ini sering terjadi di masyarakat dan kerap dipersoalkan setiap tahunnya.
Memangnya boleh melaksanakan ibadah kurban tapi belum aqiqah? Sebenarnya, mana yang lebih baik didahulukan antara aqiqah dan kurban?
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menjelaskan, qurban dan aqiqah adalah ibadah yang sama-sama sunnah. Perbedaannya, ibadah kurban sunnah untuk diri sendiri sedangkan aqiqah sunnah bagi orang tua yang memiliki anak.
“Disunnahkan melakukan aqiqah bagi seorang bapak yang memiliki anak. Anda tidak disunnahkan mengaqiqahkan anaknya tetangga. Dan Anda pun tidak disunnahkan mengaqiqahkan diri Anda. Kalau Anda punya anak, baru ada sunnah mengaqiqahi anak Anda,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (22/4/2024).
Buya Yahya mengatakan, aqiqah sunnahnya dilakukan sejak anak lahir hingga akhir baligh. Kesunnahan aqiqah bagi seorang ayah akan gugur apabila telah melewati batas aqiqah, dan tidak menjadi dosa karena hukumnya sunnah.
“Aqiqah adalah sunnah. Bahkan sebagian ulama mazhab Imam Abu Hanifah mengatakan mubah bukan sebagai sunnah, hanya seperti sedekah biasa. Wajib bagi nabi, tapi tidak wajib bagi kita,” jelas Buya Yahya.
Advertisement